Bab IX - Desa Misteri
Wei Zheng, Wei Shu, bersama kedua nona segera balik ke arah sungai yang terdapat kapal mereka bersama Li Xuanba. Tidak ada sisa pasukan Li Yuan disini. Semuanya terbunuh pada saat diserang mendadak dengan panah oleh Iblis pedang dan kawan kawan. Sedangkan wakil panglima memutuskan untuk mengampuni pasukan lawan tadi dan sudah beranjak meninggalkan tebing ini beberapa saat yang lalu.
Kelimanya berangkat dengan segera untuk menghindari kejaran pasukan kerajaan.
Sepanjang perjalanan sore itu, kedua nona masih bersedih hati menyaksikan aliran sungai Huang yang deras. Mereka berdua memikirkan bagaimana nasib Yunfei antara hidup dan mati tetapi tidak mungkin sempat lagi untuk mengejar Yunfei yang terbawa arus kencang sungai Huang.
*******
Yunfei merasa dirinya antara sadar dan tidak sadar. Dia tahu bahwa dirinya jatuh ke dalam sungai. Sungai Huang di permulaan musim dingin meski matahari memang muncul namun aliran sungai cukup dingin. Sampai beberapa lama dirinya masih tersadar terbawa arus dan tak lama kemudian dia sudah "hilang" tak sadarkan diri.
Sampai layap-layap dia mendengar suara orang berbicara. Orang yang berbicara itu suara lelaki yang tua dan dijawab oleh suara nyonya tua. Tetapi kesadarannya masih tetap tipis antara bangun atau tidak. Kemudian dia masih merasa capai, dan tertidur kembali. Beberapa kali kejadian begitu di alaminya, mungkin sudah puluhan kali atau ratusan kali dia sadar kemudian tertidur kembali.
Yunfei merasa sering bermimpi, dia bermimpi keadaan dulunya saat dia masih berada di Tianmen menuntut ilmu. Dan ketika dirinya berada di dunia persilatan pertama kali berjumpa nona besar, nona kecil dan kedua Wei. Mengingat kejadian-kejadian sejak dari desa Wang sampai gunung Sanqing yang penuh misteri itu. Dia menghapal ilmu teori silat di dinding yang terdiri dari 3.000 kata. Dia mengulanginya terus menerus.
Sampai di suatu pagi, dia merasa terbangun. Membuka mata dan melihat sekitarannya. Tubuhnya terasa lelah sekali. Samar-samar dia mendengar suara,
"Wah, bangun juga dirimu nak!"
Dia melihat ke pembicara, tetapi tidak mengenal orang ini. Seorang tua berambut putih, berkumis dan berjenggot juga putih.
"Orang tua... Sedang berada di mana diriku ini?" tanya Yunfei, perlahan dia mengambil posisi duduk. Dia melihat kedua tangannya. Terlihat bekas sayatan panjang dan kaki sebelah kanannya juga terdapat sayatan panjang dari betis ke atas.
"Disini adalah desa misteri.." tutur orang tua tersebut melihat ke Yunfei.
"Ehh? Desa misteri? Apakah diriku sudah mati?" Lantas dia melihat sekeliling. Rumah disini terasa adem dan sejuk. Sekitarannya adalah berperabot bambu kuning dari pintu, jendela, meja, kursi, dan lemari.
Orang tua ini marah.
"Kau kira kami ini setan gentayangan?"
Yunfei tersenyum lantas dia memegang nadinya, ternyata masih berdetak. Dia pegang wajahnya terasa hangat.
"Berapa lama diriku tertidur tak sadarkan diri?"
"6 tahun nak..." tutur orang tua ini.
Yunfei seakan tidak percaya mendengar kata-kata orang tua ini. Melihat Yunfei yang bengong lantas orang tua ini tertawa girang.
"Kau sudah tua tapi masih suka bersikap seperti anak kecil."
Dari pintu masuk seorang nenek. Penampilannya rapi, memakai pakaian berwarna abu-abu putih, rambutnya putih dan wajahnya merah tetapi sikapnya terlihat agung.
"Kamu terluka parah, selama 6 bulan ini kami berusaha menyelamatkanmu." kemudian tutur sang nenek.
Yunfei seakan tidak percaya bahwa dia sudah tertidur dalam 6 bulan terakhir. Lantas melihat ke sekeliling, dia bertanya.
"Ini sudah musim apa?"
Sang kakek menjawab,
"Ini bulan ke 5 hendak masuk musim panas... Bagaimana ingatan terakhirmu nak?"
Yunfei berpikir kembali kejadian kemarin pada saat berada di tebing sungai Huang.
********
"Kakak Kedua..."
Yunfei tersadar, dia melihat ke arah Yuchi Gong.
Ingatan Yunfei kembali ke masa sekarang. Dia tersenyum membayangkan masa lalu yang telah terlewati 30 tahun lebih.
"Apakah yang di gua sana adalah pusat ilmu pengetahuan?" Tunjuk Yuchi Gong.
Yunfei tersenyum dan berkata.
"Benar sekali... Disanalah tempatnya."
Tempat yang ditunjuk oleh Yuchi Gong jauhnya 30 Li melewati danau. Terlihat bahwa pandangan Yuchi Gong masih sangat tajam. Mereka bertiga kemudian masuk ke rumah bambu yang merupakan rumah tinggal Yunfei dan istrinya. Di depan pintu, terlihat seorang anak perempuan berumur sekitar belasan tahun. Yunfei segera mengenalkan Yuchi Gong kepadanya.
"Ini adalah paman keempat-mu. Adik keempat, ini adalah puteri semata wayangku."
Anak berumur 14 tahun ini segera memberi hormat sambil bersujud ke paman keempatnya.
Yuchi Gong mengamati gadis ini lebih mirip ke sang Ibu baik dari wajah dan penampilannya lantas dia tertawa dan membangunkan keponakannya tersebut.
"Keponakan membuat daharan dahulu." tuturnya dengan sopan dan baik budi. Istri Yunfei juga ikut anaknya ke belakang dapur untuk membuat sesuatu makanan dan minuman untuk tamu mereka ini.
Yuchi Gong senang dan dipersilakan duduk di meja yang terlihat bersih.
"Kakak kedua, pertama kali engkau kemari apakah suasananya mirip seperti keadaan sekarang?"
Yunfei melihat sekitaran lantas dia berkata.
"Rumah ini tentu belum ada... Beberapa rumah disini dibangun olehku setelah aku sampai disini. Anak-anak teman kita yang kehilangan orang tua praktis kubawa untuk tinggal bersamaku disini. Dan mereka menjadikan diriku sebagai guru."
"Sayang sekali di antara murid guru, hanya tinggal kita berdua saja. Wei Zheng juga sudah wafat beberapa tahun yang lalu. Jika tidak..." tutur Yuchi Gong sambil menghela nafas.
Yunfei juga menghela nafas mendengar perkataan Yuchi Gong lantas dia menyambung.
"Hidup mati seseorang memang sudah ditakdirkan, Hendak menghindar pun tiada yang sanggup."
"Oiyah kakak kedua. Dimana kakek dan nenek yang menolongmu tempo dulu?" tutur Yuchi Gong kepada Yunfei.
Yunfei tertawa lantas menunjuk ke arah yang ditunjuk oleh Yuchi Gong. "Mereka berada disana, sejak 15 tahun lalu ketika mereka tahu diriku kembali membawa seorang istri lyang sudah mengandung, lantas semua desa ini diberikan kepadaku." Tutur Yunfei sambil tertawa.
********
Yunfei yang berpikir, lantas teringat pertarungan terakhir dirinya dengan Iblis pedang. Setelah Wei Zheng, Wei Shu, Nona besar dan kecil berangkat menuju ke tempat Li Xuanba.
Dia merapal Beiji Shengong tingkat ke 8 untuk menyerang Jianmo. Dirinya maju menghantam dengan telapak mengikuti gerakan silat dalam gua Sanqing. Iblis pedang yang melihat beberapa serangan aneh, menahan dengan telapaknya. Berbenturannya kedua telapak menghasilkan suara keras beberapa kali.
Yunfei sangat sadar bahwa kemampuannya sekarang masih jauh di bawah Iblis pedang, tetapi karena dia bertarung hidup-mati, dia tidak mempedulikan hasilnya seperti bagaimana.
Ratusan jurus dia keluarkan sebisa-bisanya untuk menahan gempuran Iblis pedang. Iblis pedang merasakan lawan di depannya semakin berkembang. Jika diteruskan, dia merasa tentu bahaya akan mengintai dirinya. Gerakan Yunfei terdapat banyak celah, sebenarnya dirinya hendak menyerangnya dengan pukulan cepat. Selama ini dia tidak bergerak karena berpikir celah ini bisa saja jebakan. Yunfei menyatukan tinjunya dengan ilmu silat yang dia lihat di dinding gua.
Tinjunya jadi tidak beraturan dan kacau. Ini hal tentu disadari oleh Yunfei, tetapi beberapa kali bergerak, dia merasa ada beberapa celah pancingan dari ilmunya sendiri. Ini hal juga yang membuat ilmu silatnya terlihat jauh lebih hebat dari tadi pertama kali dia bertarung dengan iblis pedang. Sedangkan Iblis pedang tidak begitu paham pemikiran Yunfei, jadi dia hanya bertarung seadanya. Tidak ada pemikiran untuk mencoba menyerang melalui celah di jurus Yunfei. Melihat bahwa dia belum sanggup menjatuhkan Yunfei, dia memiliki sebuah ide.
Dia berteriak memancing Yunfei,
"Oh bagus sekali sudah kalian tangkap mereka berempat."
Yunfei terkejut mendengar perkataan Iblis pedang. Dia membalikkan kepala untuk melihat ke arah tebing. Barang sebentar dia melihat bahwa belakangnya tiada orang. Lantas dia tahu bahwa dia sudah ditipu.
Segera Iblis pedang menggunakan tangannya menonjok ke muka Yunfei.
Desiran tenaga dalam kencang terasa berhembus menusuk ke muka Yunfei. Namun Yunfei meski kecil tetapi nyalinya besar. Jika tonjokkan ini tepat ke dahinya, maka kepalanya pasti remuk dan tewas seketika. Mengambil resiko, dia menahan tinju lawan dengan kedua tangannya. Sesaat terdengar suara krekk tulang yang patah.
Kedua tangannya telah patah beberapa bagian, tetapi Yunfei tidak akan berteriak. Jika dia berteriak tentu akan memancing teman-temannya untuk datang seperti halnya tadi kasim Hou. Lantas dengan berani dia melompat dan menendang dengan seluruh kekuatannya ke muka Iblis pedang.
Iblis pedang tidak siap, dia memikirkan bahwa pemuda yang telah patah kedua tangannya pasti tidak sanggup bergerak. Keberanian Yunfei memang luar biasa, ketahanan tubuhnya juga termasuk luar biasa. Sekali tendang dengan gaya memijak disisipi ilmu Beiji Shengong dan seluruhnya tersalurkan ke kakinya ini membuat Iblis pedang terkejut. Dia mencengkram kaki kanan Yunfei. Sebuah resiko yang tinggi dilakukan oleh Iblis pedang.
Begitu kaki kanan lawan berhasil di cengkram, dia salurkan energi untuk mematahkan kaki lawan. Bersamaan patahnya tulang kaki lawan yang dicengkramnya. Energi keseluruhan Beiji Shengong sudah masuk ke dalam tubuhnya. Kali ini Iblis pedang terluka dalam lebih parah daripada yang pertama kali. Yunfei yang merasa bahwa tulang kakinya juga patah, kembali menggerakkan kaki kirinya untuk di sepak ke muka Iblis pedang. Lantaran seluruh energi Beiji Shengong tadinya sudah dikerahkan ke kaki kanan, tentu tendangan kaki kiri ini tidak sedahsyat yang tadinya.
Tendangan Yunfei ditahan menggunakan telapak dari lawannya. Iblis pedang marah seketika sebab tendangan kali ini hanya tendangan biasa saja.
Yunfei memang tidak berniat hidup lagi, lantas setelah pijakan gagal ke muka lawan, dia melangsungkan 5 kali pijakan berturut turut. Debu dari kaki Yunfei mengenai muka Iblis pedang yang membuatnya marah seketika. Dengan seluruh tenaga dalam yang dimiliki Iblis pedang, dia mendorong kaki lawan yang sudah patah itu ke arah jurang.
Lemparan tenaga Iblis pedang yang maksimal memberi efek mengerikan. Seperti panah melesat, tubuh Yunfei langsung terbang ke arah sungai. Padahal jaraknya mungkin beberapa Li.
"Aku ingat pertarunganku dengan Jianmo, diriku kalah total dan tercebur ke sungai Huang."
"Syukur dirimu masih hidup..." tutur kakek tua tertawa.
"Bagaimana kakek menolongku?" tanya Yunfei.
"Kamu beruntung karena diangkat oleh tukang perahu. Lantas dibawa kemari untuk berobat." tutur orang tua.
"Siapa yang membawaku kemari?" tanya Yunfei dengan heran.
"Adalah anggotaku di dunia persilatan. Mereka yang membawamu kemari." tutur sang kakek.
Yunfei segera memberi hormat kepada sang kakek dan berterima kasih.
"Istriku adalah keturunan tabib Hua Tuo. Dia yang menolongmu." tutur sang kakek.
Yunfei yang melihat nenek tua itu segera berterima-kasih kepadanya.
Tetapi nenek ini hanya tersenyum lantas berkata.
"Bisa hidup saja sudah jauh lebih baik..."
Yunfei segera bangun dari ranjang. Tetapi dirasakan kaki dan tangannya tiba-tiba hilang tenaga.
"Eh.. Jangan berdiri dahulu..." tutur sang kakek.
Tetapi Yunfei yang baru berdiri, segera merasa langit di kamar berputar. Tangan kakinya hilang tenaga dan ambruk kembali ke ranjang.
Yunfei merasa langit di sekeliling masih berputar terus dan gelap. Selang tidak lama dia merasa kepalanya terasa digigit serangga, dan seluruh badannya juga mengalami hal demikian.
"Wajar saja begitu. Sudah 6 bulan badan tidak bergerak... Ini kucoba dengan jarum untuk menetralkan kembali aliran darahnya di nadi.
Sekarang darah baru bisa jalan dengan normal.." tutur sebuah kalimat suara dari nenek tua.
Selang beberapa lama, Yunfei telah tertidur kembali. Malamnya dia sudah siuman.
Dilihatnya keadaan sekitar, suara jangkrik mendominasi malam yang tenang itu. Perlahan dia duduk kembali di ranjang.
Dipandanginya bekas sayatan panjang di tangan kanannya dan tangan kirinya dengan seksama.
"Tanganmu dioperasi oleh istriku."
Yunfei menoleh rupanya merupakan suara kakek yang masuk ke dalam rumah bambu ini.
"Operasi?" tanya Yunfei.
"Tanganmu sudah patah beberapa bagian baik yang kiri dan kanan. Jika menyembuhkan dengan sistem obat tempel dan bambu menahan tangan, mungkin tahunan baru bisa sembuh." tuturnya sambil tersenyum.
Yunfei teringat buku-buku di Tianmen yang menulis bahwa Hua Tuo mengobati dengan membelah daging pasien, mengerik tulang dan menyambungnya. Sekarang dia baru percaya di dunia ini pengobatan jenis demikian masih eksis.
Hua Tuo adalah tabib termasyhur di zaman tiga negara (221 - 280 Masehi). Sesuai cerita sejarah bahwa sang Tabib di bunuh oleh perdana menteri saat itu (Cao Cao) yang dimana terus-terusan sakit kepala. Hua Tuo mengajukan membelah kepalanya karena terdapat daging tumor. Cao Cao yang pencuriga lantas berpikir bahwa ini adalah siasat lawan untuk membunuhnya, menjebloskan beliau ke penjara dan membunuhnya dengan menggunakan arak beracun.
Yunfei mencoba berdiri untuk melihat kekuatan kaki dan tangannya. Kali ini, dia perlahan berdiri dan dibantu pegang oleh kakek tua. Dia sudah sanggup berdiri setelah tadinya ditusuk jarum oleh nenek. Peredaran darahnya telah lancar kembali.
"Nenekmu itu tidak mau menusukkan jarum untuk melancarkan darahmu dulu. Dia membiarkan dirimu siuman dan selanjutnya menggunakan akupuntur dan melancarkan peredaran darahmu. Tentu ini ada sebabnya, tadi kamu jatuh pingsan karena lonjakan darah yang memompa tiba-tiba dari jantung yang membuat nadi yang sudah beristirahat itu tidak bisa menerima darah kencang pompaan dari jantung. Jika sejak hari kemarin dia menusukkan jarum untuk melancarkan darahmu, kamu akan kelaparan cepat dan bisa-bisa dirimu mati karena tidak makan minum." Tutur sang kakek sambil tertawa.
Yunfei mengangguk-angguk.
"Oya kakek. Benarkah aku tidur selama 6 bulan?"
Kakek menganggukan kepala sambil mengelus jenggot.
"Bagaimana keadaan teman-temanku?" tanya Yunfei. Dia teringat akan Wei berdua dan kedua nona.
"Mereka semua berpikir bahwa kamu sudah tiada." tutur sang kakek.
Yunfei berpikir bahwa ada benarnya juga karena tidak mungkin ada yang bisa lolos dengan keadaan demikian seperti hal dirinya. Jika dia tidak ditolong oleh anggota sang kakek pada saat di sungai sudah pasti sudah menjadi makanan ikan di muara atau bisa saja dimakan oleh buaya muara.
"Beristirahat lah kembali. Besoknya kamu ikuti diriku..." tutur sang kakek tersenyum.
Yunfei memberi hormat mendalam. Lantas setelah kepergian sang kakek. Dia mengambil sikap meditasi, dihimpunnya energi Beiji Shengong miliknya. Baru 2 kali tarikan nafas, dirinya senang bergembira. Karena energi Beiji Shengong-nya sudah memuncak. Bahkan energi miliknya kali ini lebih-lebih dalam dan keras menggelora. Yunfei berpikir bahwa istirahat dan temuannya pada saat bertarung dengan Iblis pedang sangatlah bermanfaat. Dirapalkan nya sampai tingkat ke 8, semua nadinya berkedut dan normal. Dengan begitu meski tulangnya banyak yang patah tetapi Ilmu silatnya malah makin kuat. Yunfei tidak tidur tetapi beristirahat dengan mengumpulkan energi.
Dalam waktu 5 jam, dia merasa tenaga nya sudah terkumpul semuanya. Dia membuka mata dan melihat keadaan masih gelap. Dia merasa kekuatannya sudah minimal 5 kali lipat daripada saat dia pertama kali turun dari gunung Tianmen.
Paginya, sang nenek datang mengantarkan kepadanya sarapan sekedarnya. Yunfei yang sudah berberes diri menghormat ke nenek.
"Nenek... Aku sangat berterima-kasih kepadamu... Sudah merepotkan nenek dalam 6 bulan belakangan ini..."
Tetapi nenek tertawa, wajah dan sinar matanya berbahagia mengandung persahabatan yang kental. Dia berkata.
"Tidak apa-apa cucuku... Nenekmu senggang disini tiada kerjaan. Dalam 6 bulan ini, ilmu pengobatanku malah maju karena adanya pasien yang terluka sangat parah."
"Ilmu tenaga dalamku juga maju sangat pesat.." tutur Yunfei.
Nenek tertawa lantas berkata kepadanya.
"Ikuti kakekmu, dia akan bercerita banyak kepadamu..."
Yunfei lantas duduk di meja, dan makan bubur ayam yang disediakan oleh nenek ini. Betapa lezat bubur ayam yang panas dan harum ini. Hanya 5 kali suapan, Yunfei telah menghabiskannya. Sementara nenek duduk di depannya, memandangnya dengan tersenyum.
"Nenek, mohon pamit aku akan berolah raga sejenak di depan." tutur Yunfei. Sang nenek mengangguk-anggukan kepala.
Yunfei berjalan keluar rumah bambu. Dilihatnya sekitaran terdapat sebuah danau, di ujung danau terlihat ada anak sungai kecil dan sungai ini memiliki muara air terjun 5 buah di dinding bukit sebelah kanannya. Di dinding bukit itu terdapat sebuah pintu rumah yang lebar berwarna abu-abu tua.
Keadaan sekitar sangat nyaman dengan susunan pohon-pohon bambu membuat tempat ini sangatlah asri. Tiupan angin pagi yang hangat di musim panas membuat Yunfei kembali bersemangat.
Lantas dia menggunakan tenaga tangan, mendorong energi Beiji Shengong ke depan. Dengan tenaga 30 persen dia memainkan kembali 362 gerakan tinju pada saat dia bertarung dengan Iblis pedang 6 bulan lalu. Desiran angin tenaga dalam membuat angin yang berhembus di sekitaran sesaat "menyelimuti" dirinya.
Begitu selesai ilmu tinju yang ke 362, dia tersenyum senang karena ilmu tinjunya juga makin berkembang. Nadi-nadi di seluruh tubuhnya menyalurkan energi yang tiada terhambat dan sangat lancar.
"Bagus sekali.. Bagus..." tutur orang tua yang sedari tadi sudah berada di sana.
Yunfei sama sekali tidak menyadari kapan sang kakek sudah berada di sana.
Yunfei memberi hormat kepadanya dan mengucapkan selamat pagi.
"Ilmu silatmu berkembang banyak seharusnya. Tetapi...." tutur sang kakek.
"Tetapi apa kek?" tanya Yunfei.
"Ketika dirimu sedang tak sadarkan diri. Suara dirimu menghapal 3.000 kata-kata dari ilmu silatmu itu bagaimana?" tanyanya.
Yunfei terkejut. Rupa-rupanya dalam keadaan tidak siuman, dirinya masih menghapal ilmu silat teori di dinding gua Sanqing. Lantas Yunfei tidak ingin menyembunyikan perihal tersebut, lantas berkata.
"Ini adalah teori ilmu silat pedang yang kutemukan di dinding gua."
"Pedang?" terdengar tawa sang kakek.
Yunfei melihat sang kakek yang tertawa ini merasa heran.
"Lantas bagaimana jika kamu mengambil pedang dan menganut ajaran di dinding itu?" tanyanya lagi.
Yunfei merasa agak malu, lantas dia menjawab.
"Hasilnya serampangan dan..."
"Tentu saja... Apakah kamu tidak terpikir bahwa yang diberi petunjuk disana bukan ilmu pedang?" tanya sang kakek.
Yunfei berpikir lama, dia merasa saat situasi kritis kemarin dia menyerang bukan dengan pedang kepada Iblis pedang dan hasilnya lumayan baik.
"Kamu coba gunakan jari dan mempraktekkan Ilmu di dinding itu."
Yunfei terkejut dan sesaat dia terpikir sesuatu. Lantas mengikuti petunjuk kakek, dia merapalkan energi di tubuh dengan tingkat ke 8 Beiji Shengong yang bersifat menyerang. Dengan jari telunjuk dan tengah dia memainkan teori silat dan pose-pose orang yang sebanyak 36 pose tersebut.
Baru saja dia memainkan gerakan pertama dari teori silat dan salah satu pose, hasilnya sangat luar biasa. Dari ujung jari Yunfei segera keluar energi tajam ke depan. Sasarannya adalah sebuah pohon bambu yang jaraknya 10 tombak darinya.
Pohon bambu tersebut terserang lantas patah tengah menerbitkan suara krakkk. Hebatnya serangan ini selain menghancurkan bambu di tengah, dan bambu yang berdiri disampingnya juga terkoyak akibat energi Yunfei.
Baru bermain 1 gerakan, Yunfei terkejut. Dirinya terasa berkeringat dingin atas penemuannya ini. Sementara sang kakek tertawa terbahak-bahak. Yunfei ingin menanyainya tetapi si kakek mengajaknya berjalan ke samping air terjun 5 buah itu. Disana terdapat sebuah pintu besar berwarna abu.
"Semua hal di dunia... Semuanya...
Tersimpan di sana..." tunjuk sang kakek.
Yunfei terkesima mendengar penuturan sang kakek. Kakek melanjutkan kata-katanya.
"Tiada sesuatu perubahan di dunia yang bisa lolos dari ruangan di pintu itu. Mari ikuti diriku."
Yunfei mengikut di belakang sang kakek dengan penasaran. Dia merasa kakek di depannya sangatlah luar biasa. Hanya memberi petunjuk ringan saja, sudah membuka pikirannya yang masih gelap dan cupet.
Ketika hampir sampai di tempat yang dituju, Yunfei melihat ada seekor kuda berjalan perlahan mendekati mereka.
Warna kuda ini putih keperakan seluruh badan. Tinggi badan kuda sekitar 6 kaki lebih, badan dan keempat kakinya terlihat sangat gagah. Sepertinya kuda ini memang kuda peliharaan kakek, begitu melihat kakek hendak melewatinya dia mendengus sekali lalu berjalan ke depan. Kuda ini melihat Yunfei tetapi sesaat kemudian dia bungkukkan badan, kepalanya mengelus dada Yunfei sekali. Dan terakhir si kuda, berjalan ke depan kembali.
Kakek yang mengetahui sikap kuda lantas berteriak marah,
"Kau mendekat ke orang baru. Majikanmu disini sudah 12 tahun memeliharamu tidak kau pedulikan!"
Yunfei merasa lucu tutur kata sang kakek. Tetapi kuda seakan tidak mendengarnya berjalan ke arah rumah bambu.
Sang kakek terlihat mengacak pinggang sambil menggoyangkan kepala.
"Lihat masih ada kuda sesombong ini?"
Yunfei tertawa melihat reaksi sang kakek. Lantas keduanya berjalan kembali ke pintu berwarna abu-abu tersebut.
Ketika sudah sampai, kakek menggunakan tangan mengetok 9 kali dengan urutan suara berbeda. Tidak lama, pintu terbuka dengan sendiri.
Yunfei berpikir mungkin di dalam rumah terdapat orang yang membuka pintu besar tersebut.
Begitu mereka masuk ke dalam, Yunfei merasa sedikit aneh karena di belakang pintu tiada seorang pun yang membukanya. Sang kakek tidak mempedulikan Yunfei tetap berjalan ke dalam gua air terjun itu.
Berjalan berpuluh langkah ke depan, lokasi ini terlihat banyak rak-rak buku. Mungkin ratusan rak ada di dalam gua ini. Penerangan gua ini berasal dari sinar matahari dari atas.
"Inilah ruangan perpustakaan terlengkap di dunia." tutur sang kakek.
Yunfei melihat ruangan ini seketika kebingungan. Susunan rak-rak buku terlihat sangat tinggi ke atas. Mungkin puluhan tingkat dan rak-rak ini tersedia rapi bahkan tiada berdebu.
Kakek bertutur:
"Dahulu, banyak sekali para raja dan kaisar mengaburkan sejarah. Setiap yang menang dan mendirikan dinasti akan membuat dirinya seakan seorang pahlawan. Sejarahwan dipesan untuk menulis hal-hal yang baik tentang dinasti yang dipimpin sang kaisar..."
Yunfei mengiyakan kata-kata sang kakek karena masuk akal.
"Contoh paling konkrit adalah Kaisar pertama Han, Liu Bang. Dia adalah kaisar yang buruk tetapi di dunia ini dipuji-puji." sambung sang kakek.
Yunfei tidak setuju perkataan sang kakek.
"Tidak mungkin, Han bukannya sangat baik dipimpin oleh Liu Bang?"
"Nah anakku. Inilah sejarah yang dipelajari di luaran. Setelah Liu Bang naik tahta, dia memerintahkan menyulitkan bahkan membunuh semua orang yang dulunya pernah menentangnya bahkan orang-orang ini adalah orang yang berprestasi membantunya mendirikan dinasti. Xiang Yu dijelek-jelekan sedemikian rupa. Sampai nanti zaman-zaman selanjutnya terus akan ada orang-orang yang begitu. Sejarah yang sudah cacad akan tercatat selama-lamanya.
Contoh kedua adalah dinasti Jin.
Sima Yan dan kakeknya adalah pengkhianat negara, mereka mencatat sejarah bahwa mereka adalah pahlawan. Dan masih banyak lagi. Misalnya Zhuge Kongming yang merupakan orang paling pintar dalam sejarah daratan tengah. Namun apakah kamu pernah mendengar namanya tercatat dan setiap tindakannya tercatat? Satu-satunya adalah misal seorang Chen Shou yang menentang Kongming sebab ayahnya dihukum militer dan dibunuh. Chen Shou menjilat dinasti Jin dengan membuat literatur memuji habis-habisan keluarga Sima."
Yunfei mengangguk mendengar perkataan sang kakek. Bisa saja dan sangat masuk akal bahwa perkataan kakek sangatlah benar. Kaisar tentu tidak mau penulis sejarah dari kalangan lawannya, pasti akan membuat sejarah sesuai dengan keuntungan Kaisar sendiri tentang nama besarnya.
"Tetapi berbeda dengan orang-orang di luaran. Aku mempunyai bukti-bukti disini." tutur sang kakek sambil tertawa.
Yunfei kagum akan perkataan sang kakek ini.Lalu dia bertanya:
"Selain literatur sejarah, apa lagi yang ada di sini? Karena kulihat dokumen disini sangatlah lengkap dan tidak mungkin hanya sejarah mengenai kerajaan."
Sang kakek tertawa, lantas berjalan ke arah kanan. Dia membawa sebuah buku.
Yunfei melihat buku ini yang bertuliskan "Riwayat Xue Yunfei" seketika terkejut.
Kakek segera membuka buku halaman pertama. Dia lantas membaca:
"Xue Yunfei lahir di musim semi bulan pertama hari ke 8, tahun 605. Belajar Taoisme di umur ke 6 dan menetap di Tianmen selama 3 tahun dari umur 7 tahun 3 bulan."
Begitu mendengar sang kakek membaca riwayat hidupnya, mau tidak mau Yunfei sangat terkejut. Lantas sang kakek menyambung.
"Keluar dari Tianmen selama 30 tahun, yaitu 3 tahun masa dunia. Mengalami keracunan di Desa Wang yaitu racun 7 bunga kenikmatan. Dan berangkat 2 minggu kemudian ke gunung Sanqing,..."
Terus sang kakek bercerita riwayatnya sampai tertulis sekarang pada musim panas tahun 616 Ia berada di desa misteri dan telah siuman.
Yunfei terkejut mendengar cerita mengenai dirinya sendiri. Tetapi segera dia membantah.
"Catatanmu tidak lengkap."
Sang kakek tertawa mengerti apa maksud Yunfei. Lantas dia berjalan ke arah lain, mengambil sebuah buku.
"Lahir tahun 605 di Ning Xia, tembok besar dengan nama Shaoshi. Catatan setelahnya adalah harus mencari di gunung Song, Kuil Shaolin."
Yunfei terkejut sekali lagi mendengar pernyataan sang kakek. Misteri tentang jati dirinya harus ditemukan di Gunung Song. Tetapi karena ingatannya sudah terlanjur memudar, dia tidak begitu tertarik.
"Bagaimana mengenai kakek sendiri? Apa catatan kakek juga tercatat disini?" tanya Yunfei menggodanya.
"Iya tentu saja." jawab kakek.
"Boleh pinjam-pinjam lihat kakek?"
"Tidak boleh" tutur sang kakek sambil memakinya.Tetapi Yunfei tertawa melihat reaksi sang kakek.
"Jika dirimu telah sembuh 100 persen nantinya, ada baiknya kamu pergi dari sini saja." tutur sang kakek.
Yunfei berpikir kata-kata kakek benar juga, tetapi dia lantas berkata.
"Jika belajar beberapa tahun disini bagaimana?"
"Kamu ingin kuajari apa?" tanya sang kakek.
"Aku ingin membaca literatur tentang dunia serta strategi. Paling baik yang berbau misteri." tutur Yunfei.
Sang kakek berwajah cerah ketika mendengar Yunfei mengatakan keinginannya. Lantas dia berkata.
"Kamu 1 selera denganku. Ilmu silatmu harus dilatih dan tentunya fokus kamu harus mencapai tingkat ke 9 dari Beiji Shengong. Belajar mungkin 3 tahun disini kamu bisa mencapainya."
Yunfei berpikir ada benarnya juga. Tapi berlatih seperti bagaimana dia kurang begitu tahu, kadang mungkin malah tidak begitu bermanfaat hasilnya. Sering dia menemui jalan buntu.
"Di saat pagi, dirimu pergi ke air terjun itu. Berlatih fisik dengan menggunakan Beiji Shengong. 5 air terjun itu memiliki karakteristik berbeda. Air terjun tengah itu airnya sangatlah panas, kedua air terjun disebelahnya hangat. Sedangkan kedua terujung itu dingin. Disana kamu bisa menempa dirimu. Kemudian setelah beberapa jam nanti, kamu baru kemari saja..." tutur sang kakek.
"Benarkah disini lengkap semua literatur kek?" tanya Yunfei lagi.
Sang kakek tertawa, dia tahu maksud Yunfei. Lantas sang kakek menyerahkan sebuah buku kepadanya. Di buku ini tertulis "Riwayat hidup Li Xiaoping / Li Yueyin"
Menerima buku, Yunfei terlihat rada malu. Lantas menyingkir ke samping dia membaca.
"Li Xiaoping lahir sebagai anak ke 4 dari Li Yuan dan Dou Yu. Lahir di bulan 5 tanggal 28. Di tahun 600. Sejak usia 5 tahun pernah ke Gunung Song belajar selama setahun di bawah arah dewi He Xiangu...."
Xue Yunfei terkejut membaca semua tulisan disini bahkan kejadian di desa Wang tertulis jelas bahwa Yunfei yang menolongnya. Sampai tulisan terakhir di bacanya.
"Bulan ke 10, Mencari Xue Yunfei bersama adik perempuannya sampai ke Dam di Distrik Kenli tapi tidak menemukan Xue Yunfei. Perjanjian ke Li Yuan bahwa dia akan menikah hanya jika setelah setahun insiden kematian Xue Yunfei." Yunfei yang membaca tulisan tersebut, pipinya sebentar merah sebentar perasaannya sangat malu.
Sang kakek yang melihat tingkah pemuda segera tertawa.
"Kakek... Sialan, Kamu menertawakanku." tutur Yunfei sambil geram melihat tingkah orang tua ini.
"Anak muda sudah wajar sekali memiliki rasa cinta..." tutur sang kakek.
"Tetapi nona ini bukan jodohku." tutur Yunfei lagi.
"Benar.. Kamu sangat benar, wanita ini meski baik dan berbudi. Tetapi dia tidak berjodoh denganmu nak." Tutur Kakek.
"Bagaimana sebaiknya aku memanggilmu kek?" tanya Yunfei lagi.
"Aku bermarga Feng.."
"Eh?" Sesaat Yunfei terkejut lantas dia hendak bertanya.
"Bukan aku pemilik gua di Sanqing. Aku tahu kamu hendak mengatakan apa." tutur sang kakek.
Yunfei tertawa melihat tingkah sang kakek. Setelah itu dia menanyai mengenai Iblis pedang dan Li Xuanba.
"Iblis pedang aslinya bermarga Li. Namanya Mengda. Sejak kecil, si anak ini sangatlah berbakat. Ayahnya mengantar dia ke sekolah dan perguruan dimanapun, belajar tidak sampai 3 bulan. Si anak sudah lebih hebat dari sang guru. Sampai suatu malam ketika dia berumur 30 tahun, Yue Shen (Dewa Bulan) membawanya pergi ke Kunlun untuk menimba ilmu dengan orang sakti, Xu Duhou. Xu Duhou adalah pewaris ilmu silat Dongxi Yinyang Shengong. Li Mengda berhasil berlatih 5 tingkatan dari 8 tingkatan ilmu silat sang guru. Ketika dia hendak berlatih tingkat ke 6 dari Ilmu silat ini, suatu malam Iblis Beiming datang dan mengajaknya bertarung. Dia yang muda dan berdarah panas segera melayani iblis ini. Pertarungan benar dimenangkan oleh Mengda, hanya saja Iblis ini menipu dirinya dan merasuki dirinya. Berbekal ilmu silatnya dan ilmu dari si Iblis. 7 tingkatan ilmu silat gurunya dipelajarinya dengan gampang. Alhasil, sang guru juga dibunuhnya karena Mengda menginginkan tingkatan terakhir tetapi sang guru yang melihat dirinya sudah terlalu tersesat tidak memberikannya. Nama Iblis pedang adalah nama yang diciptakan olehnya sendiri. Dia pada saat malam Kaisar Wen terbunuh, membunuh 432 orang pengawal kerajaan dan itu dilakukan tanpa dirinya beranjak dari tempat berdirinya."
Yunfei terkejut. Lantas dia berkata.
"Iblis pedang yang kulawan kemarin sepertinya tidak sekuat yang diceritakan kakek. Dan apakah kemampuan iblis pedang hanya Dongxi Yinyang Shengong?"
Kakek Feng tertawa mendengar tutur kata Yunfei.
"Kemarin dirinya dalam 7 hari melawan 3 pendekar paling kuat di daratan tengah. Jadi wajar saja, kekuatannya saat melawanmu sudah terkuras banyak. Ilmu silat yang terbaik adalah Ilmu menyatukan neraka dan ini adalah ilmu pedang 7 tingkat yang sangat sakti."
"Ehh?" Yunfei agak penasaran.
"Ketika berada di timur hendak mengejar Li Yuan, pasukan Li Mi datang menghambatnya. Li Mi menghajar pasukan Iblis pedang, sedangkan dirinya bertarung mati-matian melawan Li Mi. Dalam 300 jurus, belum ketahuan siapa pemenang antara keduanya. Meski pertarungan ini terlihat Li Mi lebih lemah, karena Li Mi memiliki pembantu lantas membuat Jianmo rada kewalahan. Terakhir Iblis pedang "cabut" dan lari tanpa memedulikan pasukannya yang berjumlah 5.000 orang tadinya. Hasilnya kesemuanya dibantai oleh pasukan Li Mi. Kemudian Kedua adik seperguruan-mu bersama Li Mi ikut membantai pasukan Iblis pedang yang tersisa. Lantas Iblis pedang berjumpa denganmu di tepi sungai Huang. Saat itu dia sedikit banyak terluka dalam.
Kamu termasuk salah satu pesilat terkuat, mungkin diantara mereka kamu masih nomor 4. Jika harus ku-list maka Iblis pedang di no.1, Li Xuanba No.2 dan Li Mi di no. 3. Li Mi aslinya murid Shaolin, dia menguasai Yi Jinjing dan 72 jurus Shaolin yang termahsyur itu." Jelas kakek Feng. Lantas dia melanjutkan.
"Baik Li Xuanba dan Li Mi adalah satu guru di gunung Heng utara. Sama-sama menguasai Nanji Shengong. Kenapa diriku me-listkan Li Xuanba di nomor 2 karena dia juga menguasai Beiji Shengong meski hanya sampai ke tingkat 7."
Yunfei terkejut mendengar penjelasan Kakek Feng.
"Pantas saja Li Xuanba sangat kuat. Tidak heran Nan dan Bei dikuasainya meski Beiji hanya dikuasainya sampe tingkat ke 7 saja."
"Tetapi suatu hari nanti. Di list semua itu yang paling kuat harusnya dirimu..." tutur kakek Feng.
Yunfei hanya tertawa mendengar penuturan sang kakek. Dia tidak tertarik menjadi no.1 karena dia juga berpikir bahwa ini sangatlah mustahil. Hanya berbekal Beiji Shengong dan 365 gerakan tinju serta Ilmu silat dinding di gua tidak mungkin dia sanggup menang melawan Iblis pedang.
Yunfei meminjam membaca beberapa dokumen tentang orang-orang. Selain Li Xuanba, dia membaca tentang nona kecil, Wei Zheng, Wei Shu, Li Yuan, Ketiga putera Li Yuan, Li Mi. Di dalam ruangan, Kakek Feng juga membaca beberapa literatur sejarah kuno.
"Kakek Feng.. Aku masih merasa misteri kamu mengumpulkan literatur ini seperti bagaimana?"
Kakek Feng tertawa, lantas dia berkata.
"Aku memiliki 150 murid... Mereka kusebar ke seluruh dunia untuk mencari informasi. Informasi-informasi ini dirangkum oleh muridku di desa misteri kemudian dikumpulkan disini. Mereka datang dan pergi selalu, bergantian. Setiap pagi, anggotaku menulis info di setiap buku yang tersusun. Jadi malam kita kemari paling baik untuk membaca info-info disini. Lampu lampu di atas cukup terang bagi kita untuk mempelajari literatur disini."
Sekarang Yunfei sudah tahu bahwa kenapa dokumen disini sangat lengkap. Dan dia sangat kagum akan kemampuan kakek Feng tersebut.
Sampai saban hari sudah sore keduanya baru berangkat menuju rumah bambu untuk makan dengan bergembira bersama kakek dan nenek Feng dan begitu malam sempat dia berdiskusi tentang keadaan dunia sekarang dan terakhir mereka sama sama beristirahat.
Keesokan harinya,
Begitu matahari terbit Yunfei sudah bangun, dia sarapan seadanya makanan kering yang diberikan oleh nenek Feng. Dan mengikuti instruksi kakek Feng, dia latihan fisik di air terjun. Dengan mengandalkan pertahanan Beiji Shengongnya. Pertama-tama dia mencoba air hangat dahulu. Selang beberapa jam, dia pindah ke air paling panas. 2 jam kemudian dia pindah ke air yang paling dingin. Total waktu dirinya menahan air terjun selama 7 jam. Begitu waktu sore, Yunfei balik ke rumah bambu. Tetapi baru saja dia hendak beristirahat, dia jatuh tidak sadarkan diri. Sampai malam saban tengah malam dia bangun, mendapati dirinya sedang ditusuk akupuntur. Sang kakek menunggunya.
"Ada apa dengan diriku kakek Feng?" tanya Yunfei.
"Tidak mengapa...
Air terjun itu seperti lawanmu yang menyerangmu selama 7 jam, mana mungkin tubuhmu bisa tahan?" tanyanya sambil tertawa.
Yunfei menganggukkan kepalanya, dia merasa memang serangan air terjun ke tubuhnya ibaratnya seperti orang menyerangnya secara perlahan tapi jika dilakukan dalam waktu berjam-jam otomatis dirinya juga tumbang.
"Besok kamu tidak usah berlatih. Lusa kamu coba lagi." tutur kakek Feng.
Yunfei mengiyakan dan beristirahat. Esoknya, dia temani kakek Feng di ruangan perpustakaannya. Kali ini dia membaca praktik seorang detektif. Banyak kasus-kasus misteri dia baca dengan seksama, dan mencoba memecahkan misteri kasus tersebut. Yunfei memang berbakat terhadap misteri, dan dia sangat menyenangi hal-hal demikian. Kakek Feng memberikan petunjuk tentang misteri-misteri, tentang kasus-kasus. Yunfei mengerti yang disampaikan oleh sang kakek. Bagi Yunfei dia lebih menyukai misteri, kasus-kasus daripada politik yang tidak begitu di senanginnya.
Lusanya, Yunfei coba lagi di air terjun. Tetapi kali ini dia mencoba selama 4 jam saja. Mendapati dirinya tidak bermasalah. Keesokannya dia coba lagi terus menaikkan tempo menjadi 4.5 jam. Terus dia naikkan hingga ke 8 jam.
Setelah lewat 5 bulan dirinya bahkan sekarang sanggup menahan hingga 12 jam terjangan air terjun. Pagi hari dia berlatih, sore harinya dia makan dan malamnya mempelajari literatur. Kehidupan demikian membuatnya seakan berada di surga. Yunfei sebenarnya sama sekali tidak cocok menjadi pesilat di dunia persilatan. Baginya hidup di Desa Misteri adalah kesenangan terbaik seumur hidupnya. Dulu di Tianmen dia juga berlatih hanya saja disiplin dan kekakuannya berbeda sekali dengan gaya bebasnya kakek Feng.
Sampai di sebuah musim dingin, hujan salju sudah terjadi 2 hari belakangan, Yunfei merasa tidak bisa berlatih di air terjun. Karena kelima air terjun ini telah beku. Yunfei merasa tanpa kegiatan membuat dirinya bosan. Dia perhatikan danau yang hampir membeku itu. Lantas dia mendapat ide untuk berendam di dalam danau.
Segera dia salin ganti baju dan menenggelamkan dirinya ke danau beku tersebut. Energi Beiji Shengong miliknya memang melindungi dirinya dengan baik. Sedangkan ketahanan tubuhnya yang berlatih 5 bulan di air terjun terbukti sangat efektif. Bahkan dingin bekunya air danau tersebut tidak begitu berpengaruh padanya.
Yunfei berpikir jika hanya berendam begitu, manfaat yang didapatkan tiada. Lantas mengingat kembali ilmu silat di dinding gua, dia mainkan jarinya kesana kemari. Energi tajam jarinya membuat es yang baru terbentuk di sekitarnya retak semua. Tetapi ketika dia membentuk pose yang lain, dia mainkan dengan jari malah tiada efek. Dia mainkan semua pose dengan jari, tetapi 3 kali saja serangannya berhasil. Yunfei merasa sangatlah penasaran. Hanya berendam sekitar 1 jam, dia sudah naik ke atas. Kakek Feng sudah menunggunya di atas.
"Ada baiknya jika ada waktu, kamu harus ke biara Shaolin..." tutur kakek Feng.
Yunfei berpikir benar juga perkataan kakek Feng. Sebab misteri di buku tentang riwayatnya bisa dipecahkan di biara Shaolin. Hanya saja Yunfei merasa tidak ingin meninggalkan desa Misteri. Tentang dunia persilatan, dirinya merasa tidak begitu ingin terlibat. Tetapi ketika berpikir tentang semua teman-temannya mau tidak mau dia juga rindu.
"Pedang di gua itu kamu titipkan ke Li Xiaoping?" tanya kakek Feng kepadanya.
Yunfei mengiyakan.
"Pedang berat itu kamu kasih ke wanita untuk apa?" tanya kakek Feng.
Yunfei terkejut mendengar perkataan kakek Feng. Lantas dia berkata.
"Pedang itu disebut Iblis pedang dengan nama Pedang kebajikan. Tetapi pedang itu.... Ringan.."
Sesaat kakek Feng terkejut.
"Tidak mungkin, pedang kebajikan harusnya berat."
"Apa mungkin yang dipegangku bukanlah pedang kebajikan?" tanya Yunfei lagi.
"Jika bisa membuka peralatan dan teknologi gunung Sanqing sudah pasti adalah pedang kebajikan."
Kakek Feng bertanya ke Yunfei bagaimana bentuk pedang yang kemudian Yunfei menceritakannya dengan sejelas-jelasnya. Kakek Feng yang mendengar penuturan Yunfei lantas tertawa.
"Berarti pedang sudah terpecah menjadi 2 bagian. Tugasmu nak... Jika sudah keluar dari sini, carilah bagian yang lain dari pedang kemudian satukan kembali. Coba ingat kembali baju zirah itu, meski kamu menusukkan pedang ke lobang di bawahnya, apakah masih ada sisa celah di lantai dan kemudian di dinding pas kamu hendak keluar. Apakah memang masih ada celah?"
Yunfei mengiyakan perkataan kakek Feng. Dia mengingat memang meski pedang sudah dicolokkan, tetapi masih ada sisa 1 inchi di kanan kiri, sekarang dia baru mengerti bahwa kenapa pedang ini sangat ringan.
Dia berpikir kenapa pedang ini harus dipisah-pisah seperti demikian?
Bersambung...
0 komentar:
Posting Komentar