Pages

Jumat, 19 Maret 2021

Novel Riakan Awan Iblis Pedang Bab 14

 

Bab XIV - Leluhur Keluarga Feng, Feng Zhiyan

Diperhatikan kembali lorong berair ini yang cukup lebar, Yunfei mencoba turun ke dalam.
Dia meminta kakek Yuan menyiapkan barang yang dititipnya kemarin, membukanya kemudian membungkus dengan pakaian hitam yang tahan air dan Yunfei mencoba turun ke bawah lorong air.

Dengan memegang pedang Kebajikan di sebelah tangan. Yunfei menarik nafas panjang dengan kepala menghadap ke depan, Ia loncat dan menenggelamkan dirinya ke dalam air.
Dilihatnya di dalam agak gelap dan air terasa dingin, sambil berenang cepat dia menemukan sekelilingnya hanya kegelapan yang cukup jauh.
Selang 15 menit kemudian berenang, Yunfei menemukan di atasnya bukan lorong lagi. Lantas dia naikkan ke atas kepalanya dan memandang bahwa disini adalah sebuah Gua. Ia naik dan melihat ruangan ini hanya sebesar
20 kaki x 20 kaki. Begitu Yunfei menginjak lantai, seketika ruangan terang sebab 4 obor di ujung telah menyala dengan sendirinya. Yunfei tersenyum karena mekanisme yang diciptakan oleh leluhurnya sangat luar biasa.
Dia merasa ada angin yang masuk hanya darimana dia belum menemukannya.
Memandang sekeliling dia melihat ada sebuah lorong di samping kanannya lalu Yunfei berjalan dan terkejut menemukan sebuah pedang diberdirikan disana. Dia melihat pedang ini agak besar dengan lebar sekitar 1/2 kaki, panjang pedang hampir 5 kaki dan berwarna hitam, dicoba diangkatnya terasa cukup berat, mungkin sekitar 140 kati (sekitar 70 kilogram).
Sesaat dia mengerti siapa yang meletakkan pedang berat ini, kakek Feng-lah yang tidak sanggup membawa pedang keluar karena tenaga dalamnya sudah habis terkikis di dalam pada saat berlatih. Sambil memegang pedang berat, Yunfei berjalan di lorong yang tiba-tiba saja obor di samping dinding hidup. Lorong yang gelap ini seketika terang benderang, dicobanya melihat ke belakang dan ruangan tadi sudah gelap. Yunfei kagum luar biasa akan pengaturan teknologi ruangan tersebut dan dia tahu ini adalah usaha dari Feng Zhiyan, leluhurnya.

Berjalan sejauh sekitar 100 kaki, dia menemukan ada sebuah ruangan persegi dengan lebar yang sama. Sesaat dia mengerti tempat apa ini. Ini adalah Tembok besar tetapi dibangun di bawah tanah, lekukannya semua sama persis dengan tembok besar di atasnya. Yunfei tersenyum karena dia mengerti kenapa dibangun di bawah tembok besar ruang rahasia tersebut.  Ruangan besar ini adalah tempat tower pengamat dan perlindungan ketika berperang.

Pengaturan Feng Zhiyan sangat cermat karena dia berpikir tembok besar yang dibangun ratusan tahun yang lalu masih tetap berdiri. Jika dibangunnya di tempat biasa, ini malah berbahaya karena suatu saat bisa ditemukan ketika orang menggali tanah. Dengan mengikuti jalur tembok raksasa di bawah tanah maka keamanan lorong bawah tanah milik keluarga Feng akan abadi. Setelah berjalan melewati 3 tempat ruangan besar, Yunfei menemukan ujung lorong sudah buntu. Akan tetapi di samping dilihatnya ada mangkok yang sama persis dengan yang di gunung Sanqing, lalu Yunfei menggores tangannya dengan pedang kebajikan seketika darah beberapa tetes dia teteskan ke mangkok tetapi tiada perubahan. Yunfei memeriksa rupanya di ujung dari jalan buntu terdapat sebuah tempat colokan yang persis ditemukannya di gua Gunung Sanqing. Pedang berat itu dia masukkan ke dalam colokan dan seketika terdengar pintu di samping kiri bergeser. Batu yang bergeser ini tebalnya 2 jengkal jarinya, sebuah pintu yang sangat tebal. Yunfei melihat di bawah pintu terdapat mekanis dari besi yang tersambung dengan rantai di ruangan sebelah.
Kali ini dia menemukan sebuah ruangan baru yang besarnya juga hampir sama dengan ruangan sebelumnya, tetapi yang ini berbeda karena ruangan terdapat meja, kursi dari pualam serta seluruh dinding terbuat dari pualam berwarna putih. Sebuah ranjang kecil terlihat terbuat dari batu pualam,
seketika pintu terbuka membuat obor sekeliling ruangan menyala dan ruangan sudah terlihat terang seperti siang hari.

Dengan tersenyum, Yunfei mengamati sekeliling. Di batu pualam tertulis tulisan rapi dengan tinta berwarna hitam berbunyi,
"Feng Zhiyan memberikan ilmu kepada keturunan dan akan berlangsung abadi.
Seluruh ruangan di gua gunung Sanqing dan Disini adalah mekanisme yang tiada bandingannya. Hanya dengan darah dari keturunanku-lah yang bisa membukanya. Jika dibuka paksa, maka ruangan akan runtuh dan hancur dengan sendirinya."

Yunfei memandang tulisan itu beberapa saat, lantas duduk di kursi batu. Dia mengeluarkan peralatan yang dibawanya. Lantas barang yang diberikan oleh pemimpin biara Shaolin, Biksu Daoxin Dayi dia paparkan di meja.
Dia berkonsentrasi melihat dan membaca buku yang sudah dihapalnya luar kepala dulunya. Kemudian mencocokkan dan selama 5 jam dia tidak menemukan apa-apa yang penting. Lantas, Yunfei balik ke rumah melalui lorong tetapi semua barang-barangnya dibiarkan di meja pualam tidak di bawanya kembali. Ia hanya balik dengan pedang kebajikan.

Sekembalinya Yunfei, kakek Yuan menanyainya bagaimana.
Yunfei bercerita memang ada lorong di bawah dan semua mekanisme di bawah membutuhkan pedang yang tertinggal oleh kakek Feng dan kuncinya memang darahnya, tetapi meski sudah berusaha dia belum mendapatkan hasil apapun.
Yunfei meminta izin untuk keluar berkeliling kota terlebih dahulu sambil melepas kepenatan.
Dia masuk ke toko Chang Zi yang ternyata terisi 3 meja oleh pengelana dan tersenyum melihat kedua ayah anak ini masih telaten memasak. Chang Zi yang melihatnya segera menyuguhkan teh dan segera setelah selesai dia buat bubur, dia makan bersama dengan Yunfei.

"Kakak Chang, bagaimana beberapa bulan ini keadaan kota Hancheng. Sepertinya cukup ramai terlihat.."

Chang Zi berkata,
"Sepeninggal Sui, pasukan sudah menarik diri dan pulang kampung halaman. Sekarang di kota Hancheng terdapat 200 pasukan yang diperintahkan untuk menjaga gerbang. Otomatis kami cukup senang karena para serdadu ini termasuk ramah tetapi pemimpinnya rada congkak dan angkuh.
Meski tidak berani berbuat jahat pada rakyat kota tetapi beberapa kali dia memutuskan sesuatu yang kurang adil menurut penduduk kota."

Yunfei menghela nafas dan berkata.
"Selama tidak ada masalah maka baik-baik saja. Bagaimana jika malam hari kakak Chang kuajari ilmu silat saja?"

Chang Zi sangat senang mendengar perkataan Yunfei, berulang-ulang dia menyatakan terima-kasih. Selanjutnya, Yunfei setiap malam mengajarinya dasar tenaga dalam Beiji Shengong dan Ilmu tinju-tinju yang menurut Yunfei sangat cocok dengannya. Setiap pagi Yunfei masuk lorong batu di rumahnya dan ketika sore dia menuju ke rumah Chang Zi makan malam, lantas setiap malam Yunfei mengajarkan dengan telaten ilmu silat dasar kepadanya.

Selang 2 bulan semuanya adem-adem dan tiada sesuatu perubahan di kota Hancheng.
Yunfei merasa Chang Zi juga sudah lumayan dalam pembelajaran 2 bulan terakhir, tingkat 1 Beiji Shengong sudah berhasil di latihnya dengan baik sedangkan ilmu tinju Chang Zi tidak jelek meski dirinya baru sanggup mempelajari 8 gerakan. Yunfei berkata kepadanya.
"Mungkin aku akan pergi selama beberapa bulan nantinya akan balik kemari tentunya."

Chang Zi terkejut mendengar bahwa Yunfei hendak keluar kota.
Yunfei melanjutkan,
"Jika tidak terpaksa jangan sampai bertindak tangan dengan lawan, tetaplah sabar kakak Chang."

Chang Zi berterima kasih kepadanya dan berjanji akan melaksanakan perintahnya.

Yunfei sebenarnya tidak keluar kota, dalam beberapa bulan ini dia merasa ilmunya tidak maju lagi dan berjalan di tempat. Dia hendak masuk lama ke gua bawah tanah untuk nantinya membuka misteri ilmu silat leluhurnya.
Yunfei meminta kakek Yuan untuk menyediakan makanan dan minuman saja, dia setiap hari 2 kali akan balik dari ruang bawah tanah ke ruang rumah. Dia menjelaskan maksud untuk bermeditasi selama berbulan-bulan untuk mendalami ilmu silat leluhur Feng Zhiyan. Kakek Yuan senang karena tekad Yunfei yang bulat dan berdoa mengharapkan hasil yang terbaik setelah nantinya dia keluar.

Yunfei kali ini tidak keluar rumah keluarga Feng tetapi tetap konsentrasi memecah ribuan kata yang tertulis tersebut. Hingga suatu malam, dia kelelahan tidak mendapat hasil apapun dan dia ketiduran di meja.
Keesokan harinya dia terkejut sebab ketika melihat tulisan-tulisan buku telah terisi beberapa kata-kata. Kata-kata baru yang tertulis ini seperti : Menyebar, mengumpul, berkah, berdekatan, pintu, rusak, menjadikan, tiada atau ada, dll. Sesaat Yunfei terkejut setelah membaca rangkaian kata-kata di buku yang telah terisi huruf-huruf yang dia dapat dari Shaolin. Dia juga merasa sangat heran kenapa kata kata di buku bisa terisi sendiri. Setelah membaca buku dengan seksama, dia telah menemukan sesuatu.
Yunfei segera balik ke rumah, dan membereskan diri sedemikian rupa, makan sekedarnya dan balik ke ruangan tadi.
Dia kembali membaca ulang 3.000 huruf ditambah rangkaian kata-kata yang tertulis di buku dan melakukan meditasi lama hingga 8 jam. Sesaat dia bangun, dia telah mencapai sesuatu, Yunfei merasa dirinya telah berhasil.
Ketika dia membuka mata, dia sangat terkejut karena melihat ada seorang yang berpakaian serba putih dengan rambut putih semua berdiri membelakanginya di ujung dinding pualam.
Yunfei hampir tidak sanggup bersuara dan lantas dengan suara serak dia bertanya.
"Siapakah kakek?"

Orang ini berbalik badan, Yunfei melihatnya adalah seorang tua dengan rambut putih, kumis putih, jenggotnya panjang hingga perut. Meski terlihat tua, tetapi wajahnya segar merah dan matanya tajam, sebelah tangannya memegang tongkat besar.
"Kau itu keturunanku, melihatmu yang giat berlatih makanya kutulis beberapa petunjuk. Tidak kusangka hanya dalam beberapa jam kau sudah sanggup menembus tingkat kedua dari Ilmu pedang menyambut surgawi."
Lantas dia tertawa terbahak-bahak.

Yunfei tahu di depannya adalah Feng Zhiyan. Tetapi bagaimana ini orang tua masih hidup sungguh sangat luar biasa. Seketika Yunfei malah berpikir dia sedang bermimpi, atau jangan-jangan dia sudah meninggal akibat latihan mendalam tadi. Terlihat Ia terbengong berpikir.

"Kau belum mati nak dan ini bukan mimpi."

Yunfei tercengang mengetahui pikirannya ditebak benar oleh Feng Zhiyan.

"Mari ikut aku..."

Yunfei berdiri lantas hendak menjalankan adat namun orang tua ini mencegahnya.
"Segala adat itu tidak terikat kepadaku meski kamu adalah cicit dari cucuku (anggas). Kamu cukup memanggilku leluhur Feng saja. Sedang aku akan memanggilmu yang ke 7."

Yunfei melihat sikap leluhurnya merasa rada-rada tidak mementingkan adat kesopanan tetapi sifat sang leluhur memang sangat terbuka dan bebas tidak terikat tentunya akan cocok dengan dirinya.

Feng Zhiyan membawanya ke ujung batu pualam. Dengan tangannya dia menggerakan mekanisme dan terlihat pintu batu pualam terbuka, tangga tersusun dari pintu yang terbuka ini.

"Kakekmu dulu sangat bernafsu berlatih dan tanpa sengaja dia bertemu dengan tempat ini."

Yunfei berjalan mengikuti Feng Zhiyan selama 30 menit lurus naik dan sampai di sebuah jalan buntu kemudian dia jalankan mekanisme di dinding buntu lalu pintu terbuka. Mereka berjalan dalam waktu sekitaran 15 menit dan jalanan menanjak, di ujung jalan ini dia menemukan sebuah gua yang sangat besar.

"Di meja batu pualam harusnya terdapat buku ilmu silat yang hendak kamu cari tetapi karena kakekmu sudah terlanjur mempelajari tanpa memproteksi diri, kehilangan tenaga dalam dan tidak bisa belajar ilmu silat lagi.
Buku itu sudah kumusnahkan untuk mencegah kecelakaan berlatih selanjutnya.
Meski ilmu pedangnya mencapai tingkatan pertama namun dia merasa sudah tidak sanggup membalas dendam puteranya sebab lawan terlalu kuat. Sekarang, harapannya hanya terletak padamu."

Leluhur Feng berjalan di arah gua samping dan memperlihatkan ilmu silat yang tertulis di dinding gua. Tulisan yang digores di dinding hanya sekitar 200 kata saja.
Yunfei membaca beberapa kata dan mengerti bahwa ilmu silat ini harus dilatih dengan membalikkan nadi. Tiada cara lain yang bisa dilakukan jika belum sanggup mencapai Beiji Shengong tingkat ke 9.

"Karena dirimu sudah mempelajari ilmu tingkat ke 9 dari Beiji Shengong dan menguasainya, saat ini boleh kamu coba untuk mempelajarinya. Ilmu ini kutemukan dengan Damo Zhusi dari Shaolin dan tidak sulit dilatih.
Aku akan kembali bulan depan untuk melihat kemajuanmu." tutur leluhur Feng lantas orang tua ini berjalan ke ujung gua dan sekali bergerak sudah hilang tidak berbekas.

Yunfei terkejut melihat orang tua ini tiba-tiba menghilang. Lantas dia berjalan ke ujung gua dan melihat bahwa gua ini terletak di sebuah gunung padas batu yang sangat tinggi. Karena ingin berlatih dengan konsentrasi tinggi. Yunfei mencoba turun dari gunung batu di atas, dan melihat bahwa kota Hancheng jauhnya sekitar 10 li saja dari gunung ini.
Dia hendak menyiapkan perlengkapan makanan dan minuman untuk sebulan terlebih dahulu. Dengan ilmu ringan tubuh dia turun gunung ke bawah dan berlari pesat sampai ke gerbang kota. Lantas dia berpikir, Penjaga gerbang tidak mengenalinya tentu tidak akan diizinkan untuk masuk kota. Yunfei baru tersadar bahwa pasukan cukup ramai sekarang, dengan senyum kecut dia balik ke gunung tadi. Memanjat kemudian kembali ke ruangan lorong bawah tanah dan keluar dari rumah tinggalnya.
Sempat dia memesan perlengkapan untuk di bawanya ke ruang bawah tanah dan mengetahui bahwa Yunfei hendak bermeditasi lama lantas kakek Yuan menyiapkan perlengkapan yang cukup untuk sebulan. Keesokan harinya, Yunfei sambil berenang membawa barang-barang yang diperlukan dengan mengandalkan pakaian yang diberikan nenek Feng yang anti basah. Sekitar 20 kali dia pulang balik dan dia merasa kesemuanya sudah siap, berpesan ke kakek Yuan untuk mengurus rumah dan dia hendak bermeditasi selama sebulan.

Yunfei merasa bersemangat sebab pelatihan dia akan dipandu oleh leluhurnya sendiri. Dia baca-baca 200 kata yang terukir di dinding batu gua. Melakukan meditasi dengan membalikkan nadinya selama 8 jam, hasilnya cukup baik meski ada beberapa titik nadi yang masih bermasalah kurang lancar. Setiap pagi dia mulai melaksanakan meditasi terus selama 8 jam, setelah 8 jam dia beristirahat sebentar dan mempelajari tingkat ke 2 ilmu pedang menyambut surgawi yang dia lihat ternyata terdapat tiga bagian juga dan melulu masih bertahan, menyerang dan merubah situasi.

Pagi-pagi dirinya ke gua latihan dan ketika malam dia balik ke ruangan batu pualam untuk beristirahat.
Namun Yunfei menemukan di tingkatan kedua, dia sudah tidak butuh pedang di tangan. Semua barang entah itu apapun sudah bisa menjadi senjata seperti jarinya, rambutnya, tinjunya, kakinya dan batu kerikil juga bisa diaturnya sedemikian rupa menjadi senjata "pedang".
Kemajuan kali ini jauh lebih baik daripada 3 bulan dirinya yang tidak menemukan hasil apapun. Sekarang dia mengerti 3.000 kata yang di sambungkan dengan beberapa kata-kata dari Shaolin itu lebih banyak menekankan ke tenaga dalam latihan pedang dan pantas saja ketika membaca dari setengah, nona besar dan nona kecil kerasukan dan energi milik mereka berdua kacau tidak beraturan.
Menjelang malam, dirinya telah beristirahat dan pagi-pagi dia bangun menyiapkan diri ala kadarnya dan langsung memasuki kondisi meditasi. Perlahan tenaganya bertambah terus menerus dan pada hari ke 25 meditasinya yang tadinya masih kacau sekarang sudah teratur dan nadinya bergerak mengatur energi sesuka hati Yunfei sendiri.

Yunfei yang telah mencapai tingkat 1 dari ilmu Tianzhong Fuoguang Dagong merasa bergembira. Dia tahu bahwa ilmu tenaga dalam rahasia ini titik beratnya adalah menaikkan tenaga dalam pemilik.
Sekarang tenaga dalam Yunfei sudah 10 kali lipat lebih kuat dari waktu pertama dia kemari.
Mengetahui dirinya berhasil, Leluhur Feng kembali muncul sambil tertawa melihat keberhasilan keturunannya.
Dia memberikan tingkatan kedua kepada Yunfei dan berkata mungkin Yunfei membutuhkan waktu setahun atau dua tahun untuk mencapai tingkat kedua. Ilmu pedang menyambut surgawi tingkat ketiga juga dijelaskan pemakaiannya.

"Tingkat kedua Tianzhong Fuoguang Dagong sifatnya berbeda dengan yang pertama. Jika yang pertama adalah menyalurkan energi dan membiarkan energi memuncak terus menerus serta mengontrolnya sedemikian rupa.
Tingkat kedua adalah memanfaatkan kekuatan alam untuk menjadikannya menjadi milik sendiri. Ilmu tingkatan kedua jika bisa berhasil 1/2 saja sudah merupakan berkah. Jika dalam 2 tahun kamu berlatih tetapi hasilnya tidak memadai, selanjutnya tidak boleh lagi berlatih. Dan ilmu pedang tingkat ke-3 ini paling istimewa yaitu dirimu menjadi sensitif terhadap segala serangan yang menuju kepadamu. Misalkan di gua Sanqing yang gelap total kemarin dan kamu tidak perlu pedang Kebajikan untuk membuka pintu kemudian dalam gelap, dirimu bisa berjalan seperti siang hari."

Yunfei terkagum mendengar perkataan leluhur Feng Zhiyan. Dia menerima sebuah buku tingkatan kedua dari Tianzhong Fuoguang Dagong. Membalikkan halaman-halaman buku ini, Yunfei menemukan lebih dari 1.500 aksara yang tertulis. Tingkatan kedua sepertinya memang memiliki hubungan dengan ilmu pedang menyambut surgawi tingkat ke-3. Dahulu leluhur Feng bisa dan sanggup menemukan ilmu tingkat ke 2 ini bersama Damo Zhusi karena pengetahuan dia terhadap tingkat ke 3 ilmu pedang menyambut surgawi.

Selama 2 tahun belakangan Yunfei berlatih terus menerus di ruangan gua.
Dia sekarang tidak lagi menyetok makanan dan minuman. Mengabarkan ke Kakek Yuan kalau dia menemukan sesuatu di bawah lorong dan berlatih dengan giat.
Saban sore hari dirinya bergerak ke utara, mencari makanan dan minuman di Tujue timur dan malam harinya dia kembali. Berselang hampir 2 tahun kemudian, dia melihat kembang api dalam kota Hancheng dan tahu bahwa ini adalah malam perayaan hari Imlek. Sudah memasuki tahun 621 berarti dia sudah berada di dalam pelatihan selama lebih kurang 2.5 tahun. Sekarang tingkatan ke 2 ilmu Tianzhong Fuoguang Dagong sudah berhasil dilatihnya sedangkan penguasaan tingkat ke 3 dari ilmu pedang menyambut surgawi juga telah dikuasainya dengan lengkap.

Leluhur Feng datang kepadanya di malam ini, beliau membawa arak segentong besar naik ke atas gunung.
Yunfei menyambutnya dengan bergembira, keduanya sebenarnya terpaut sungguh jauh baik umur dan tingkat keluarga tetapi leluhur Feng tidak mengindahkan hal-hal adat kesopanan. Lantas mengajaknya minum bersama-sama.

"Kamu sudah berhasil yang ke 7 (maksudnya keturunan ketujuh). Dengan begitu diriku akan naik ke langit..."

Yunfei menanyainya kenapa dia bisa hidup hingga 160 tahun lebih.
Leluhur Feng menjawabnya.
"Aku sekarang tiada beda dengan gurumu, Tao Tongming atau He Xiangu dan immortal lainnya."
Yunfei terkejut bahwa sebentar lagi leluhurnya akan naik ke surga. Dia yang merasa tidak pernah menjalankan adat, lantas melakukannya dan memohon izin untuk menyembahnya. Kali ini, leluhur Feng tidak menolaknya dia izinkan anak ini untuk menyembah beberapa kali lantas dia tertawa.
"Tingkat ke 3 Tianzhong Fuoguang akan kamu temukan sendiri dan tidak usah kuajari. Jika nanti kamu sudah berhasil, kamu juga akan naik ke langit dan sekarang tidak perlu kamu pelajari terlebih dahulu."

Yunfei mengiyakan dan menanyainya apakah ada pesan kepadanya.
Orang tua ini menjelaskan.
"Jianmo adalah orang yang sudah kerasukan Iblis, dia bukan lawan yang gampang. Ilmu pedangmu sekarang mungkin berimbang dengannya. Tetapi saat di India dia sudah menemukan sesuatu juga dan sedang melatih ilmu silatnya. Betapa dalam ilmu silatnya tidak bisa ku ceritakan. Dia adalah musuh peradaban dan sebisanya harus kamu selesaikan untuk selama-lamanya dan bukan hanya sekedar balas dendam atas kematian orang-tua mu.

Ilmu silat langkah ajaib di dinding gua Sanqing bernama "Tarian Ibunda Nuwa" , hanya kaum perempuan yang berjodoh yang bisa mempelajarinya. Sejauh ini, hanya istriku yang sanggup mempraktekkan ilmu ini. Selain langkah ini ajaib sebenarnya langkah-langkah kaki yang dipercaya ciptaan Ibunda Nuwa bisa mengusir segala jenis racun di dalam tubuh sendiri. Diriku mendapatkan ilmu langkah ini dari Taiyi Zhenren khusus mempersembahkan ilmu ini kepada istriku yang pernah keracunan dan tidak bisa disembuhkan. Begitu berlatih selesai, semua racun tubuhnya sudah terusir.
Kemudian, itu sepasang belati kembar adalah belati pasangan seumur hidup. Kamu memberikan ke puteri Li Yuan otomatis kamu harus menikahinya. Dia akan melahirkan keturunan untukmu, harap kamu camkan karena belati ini kamu berikan kepadanya sendiri maka jodohmu adalah dia, hendak pun kamu lepas darinya tidak akan dirimu sanggup. Meskipun nanti kamu tidak memiliki putera tidak masalah seperti cucuku. Dia yang bernama Feng Que menikah dengan putera dari keluarga Zhuge, aslinya darahnya dan darah dari putera mereka juga bisa membuka pintu rahasia di gunung Sanqing ataupun disini."

Sampai disini Yunfei terkejut. Dia pikir nona kecil akan menjadi jodohnya nantinya karena "silap" dirinya memberikan kedua belati si kembar kepadanya tetapi lantas dia tidak berkata apa-apa hanya meneguk semangkok arak. Lalu Leluhur Feng melanjutkan.

"Pedang merak membara dan pedang karang hitam juga adalah sepasang. Kamu berikan kepada Wei bersaudara tidak termasuk salah. Leluhur mereka adalah pemilik kedua pedang tetapi keduanya bukan pasangan atau teman justru adalah musuh. Kedua pedang kembali ke keluarga Wei sudah sewajarnya namun cambuk yang kamu berikan ke Li Xiaoping adalah cambuk yang digunakan Xiwang mu ketika mengontrol naga-naga di laut timur yang memberontak. Memberikannya kepada dia juga sangat baik sekali untuk dirinya hanya saja...." sampai disini leluhur Feng tidak melanjutkan. Dia mengajak Yunfei minum 3 mangkok lagi, dari gentong sebesar itu dia tuangkan arak mengucur mantap ke mangkok sambil duduk. Kembali Feng Zhiyan menjelaskan:

"Pedang kebajikan asalnya adalah 2 buah pedang dimana yang satu adalah milikku yang besar dan berat sedangkan yang kamu pegang ini adalah termasuk pedang iblis. Dulu ketika diriku berumur 35 tahun, ada seorang penjahat dari utara ujung (Russia) yang merampok bersama 15 saudaranya di daratan tengah.
Mengetahuinya lalu kukejar mereka semua sampai ke utara ujung. Pemilik pedang ini sempat bertarung puluhan jurus dengan diriku tetapi dirinya kalah dan tewas. Pedang ringan ini kubawa pulang ke sini lantas kubuat mekanis dan mengurungnya di pedang berat sebab jika pedang ringan ini dicuri orang, sekali lagi dunia persilatan akan kacau. Pedang ringan ini asalnya adalah batu meteor yang jatuh jutaan tahun lalu di es abadi yang menyelimutinya dan melalui seorang pandai besi di utara membentuk pedang yang ringan dan tajam serta sangat kuat, aku memisahkan kedua pedang dan menyimpan pedang ringan ini di gunung Sanqing dengan tujuan pedang jangan sampai dipakai kakekmu untuk melawan Iblis pedang saat itu karena kakekmu bukan tandingannya sama sekali. Sekali direbut iblis pedang, kekacauan akan semakin parah..." Selesai menjelaskan riwayat pedang lantas Leluhur Feng berkata.
"Kamu jagalah diri baik-baik..
Hari ini aku dipanggil Kaisar Yuhuang dan untuk selanjutnya semua urusan duniawi tidak akan kuurus lagi selama-lamanya sesuai janjiku kepada langit bahwa jika ada keturunanku berhasil, aku akan pergi."

Begitu Feng Zhiyan menutup mulut, lantas sinar terang putih keemasan menyelimuti dirinya.
Yunfei terkejut karena inilah saat dirinya berpisah dengan leluhur Feng. Dia bersujud menyembah dan sinar putih itu "terbang" keluar gua melesat seperti halilintar tetapi menuju ke arah langit.

Sesaat kemudian, Yunfei yang sekarang merasa tidak ada kerjaan lalu dia minum arak dari gentong sampai habis tiada bersisa, merasa sedikit mabuk dan berjalan ke lorong yang dibuat oleh leluhur Feng. Ia mengagumi karya beliau dan tidak berapa lama, dirinya beristirahat di ruang batu pualam.
Selama 2 tahunan ini dia hanya berkonsentrasi terhadap ilmu silat, sekarang dia tertidur pulas tanpa berpikir mengenai ilmu silat.

*********

Imlek hari pertama, musim semi tahun 621 masehi.

Yunfei sudah bangun setelah tidur di ruangan batu pualam. Dia berjalan ke tempat pedang berat dan mencabutnya. Seketika ruangan tertutup dan sambil dia arahkan pedang kebajikan pas badan pedang berat. Dia menemukan ada celah yang bisa dimasuki sekali dorong pelan, pedang ringan sudah masuk ke pedang berat dan pedang berat seakan merapat, "memeluk" pedang ringan ini.
Sambil tersenyum Yunfei mengangkat pedang berat dan lantas menenggelamkan diri ke air di lorong, berenang menuju ke rumah keluarganya. Namun begitu dia keluar keadaan masih pagi sekali. Tetapi Ia segera merasa ada sesuatu yang tidak beres.

Kakek Yuan tiada berada di rumah dan Yunfei melihat rumah sudah diacak-acak hancur berantakan. Barang-barang seperti pot porselen sampai lukisan-lukisan di rumah dicuri habis dan meja kursi juga hilang tak berbekas. Hanya ruangan nisan yang tidak diganggu oleh perampok yang masuk ke dalam rumahnya. Lantas dia letakkan pedang berat di ruangan sebelah nisan dan dengan seketika Ia bergerak, lalu melihat kota Hancheng sepi kosong melompong tiada 1 orang pun hanya kabut pagi ini cukup tebal dan cuaca agak dingin.

Merasa penasaran, Yunfei bergerak ke rumah tempat jualan Mie-nya. Sepanjang jalan rumah sekitaran mengalami nasib yang sama telah dijarah habis-habisan. Setelah sampai dia melihat rumah mie juga diporak-porandakan oleh orang. Lantas dia melihat ke arah gerbang utara kota, keadaannya sepi tiada berpenghuni.
Yunfei berpikir kejadian ini terjadi pada saat dia beristirahat di ruangan pualam karena hanya di bawah dan dasar tanah membuat dia "terputus" koneksi ke dunia luar. Karena jika dirinya masih di gua pasti sedikit banyak dia tahu kota sudah dalam masalah ketika tengah malam.

Keluar kota ke arah selatan, Yunfei melihat banyak jejak kaki kuda. Dipikirnya kembali kemana kudanya apakah masih selamat atau tidak. Dengan langkah panjang dan kencang, Yunfei mengikuti jejak kuda yang cukup tebal tercetak di lantai tanah. Sampai 10 li di luar kota, samar-samar dia mendengar ada suara di sebelah barat dan Yunfei kemudian terkejut karena suara ini dikenalnya. Sekali bergerak, dia melihat putri dari Chang Zi, Chang En duduk bersandar di sebuah pohon dan sebelah kakinya terlihat terkilir. Yunfei marah dan menanyai Chang En apa yang sebenarnya terjadi.

Si anak mengatakan kata-kata :
"Putri Pingyang..." lantas dia menunjuk ke arah selatan dan terakhir nona ini pingsan tidak sadarkan diri. Yunfei melakukan penyelamatan pertama dengan memijat pelan nadi tangan si nona ternyata nona ini kelelahan saja, nyawanya tidak berada dalam bahaya.

Segera Yunfei mainkan gerakan kaki cepat ke arah yang ditunjuk oleh Chang En. Sekarang pergerakannya sudah sangat luar biasa, sekali tarikan nafas dan bergerak cepat sudah sanggup menempuh 5 Li. Dia mainkan gerakan kakinya terus menuju ke arah jejak kaki kuda. Hanya dalam waktu tidak sampai 1 jam dia telah mencapai daerah selatan sekitar 100 Li dari tempatnya bergerak tadi yaitu kota Heyang.

Dari jauh dia melihat terjadi pertarungan beberapa orang berbaju merah melawan 2 orang yang dikenalnya. Melihat keadaan di depan, Yunfei seketika marah dan langsung melesat ke arah 7 orang ini. Begitu sampai, Yunfei melihat Chang Zi sudah terluka parah tetapi masih mati-matian bertahan sedangkan Kakek Yuan mengalami hal yang sama.
Melihat ada orang yang sampai, kelima orang ini yang ternyata kasim segera berhenti bertarung. Sekarang Yunfei masih memakai baju tidur putih, mukanya sekarang dipenuhi kumis dan jenggot hampir-hampir kedua orang temannya tidak bisa mengenalinya.
Kedua orang di samping yang melihat beberapa lama dan mengetahui adalah Yunfei baik Chang Zi dan kakek Yuan berteriak senang.

"Saudara Feng!!!"

"Tuan Muda!!!"
"Kasim-kasim ini bersekongkol dengan Liu Wuzhou serta Tujue timur menyerang Hancheng, menculik yang muda dan tua semuanya untuk dijadikan umpan bertempur dengan pasukan Tang.. Tadi subuh mereka merampok Hancheng habis-habisan." Tutur Kakek Yuan lantas dia muntah darah karena memang sudah terluka dalam.

Kelima orang tidak berani memandang rendah orang di depan mereka karena tadi mereka tidak tahu darimana pemuda muncul lantas sudah berada di depan mereka. Yunfei hanya menutuk jalan darah akibat darah yang tetap merembes dari 2 orang temannya. Seketika darah yang merembes sudah berhenti.
Lantas dengan energi penyembuhan kedua tangannya  dia tempelkan ke punggung 2 orang. Keduanya merasakan hawa hangat dan cenderung panas sudah masuk ke dalam tubuh mereka. Energi bergelombang terus menerus memompa nadi mereka berdua. Melihat lawan dengan santai menolong temannya seakan tiada orang disana, kelima kasim lantas marah.
"Kau anggap kami apa?" teriak mereka.

Yunfei tetap diam saja tak berkata apapun. Dia hanya berfokus kepada penyembuhan kedua temannya, keduanya terluka dalam selain luka sayatan dari pedang kasim-kasim ini.
Karena tidak dipedulikan, seorang kasim maju ke depan mengarahkan pedang hendak menusuk ke punggung Yunfei. Pedang dimainkan lurus menusuk dan jika kena otomatis korban akan pecah paru-paru dan langsung tewas. Namun pedang yang di mainkan lurus ketika 1/2 kaki hendak menggapai punggung lawan, melihat lawan masih diam dan tidak bergerak. Sesaat membuatnya merasa orang di depan ini sangat luar biasa atau memang hanya orang bodoh.
Kemudian dicoba sekali lagi, si kasim mengangkat pedang hendak membacok, namun masih keadaan yang sama.
Yunfei tidak bergerak ketika jarak 1/2 kaki pedang hampir mengenai dirinya. Lantas dia teriak.

"Kau!!! Sekali lagi tidak bergerak akan betul kubunuh.."

Yunfei masih tetap diam tidak berkata apapun. Karena dia sudah wanti-wanti terlebih dahulu, kali ini kasim bergerak menusuk leher Yunfei dan dengan serius akan mengambil nyawa pemuda. Begitu jarak sekira 1/2 jengkal, terlihat Yunfei menggelengkan kepala sekali dan menggunakan rambutnya menyampuk senjata lawan. Pedang yang disampuk segera terlepas dan terbang menusuk ke kasim yang lain. Karena tidak memperhatikan pedang yang tiba-tiba, salah seorang kasim roboh dengan pedang menusuk tembus dari perut ke punggungnya. Tenaga sambetan rambut Yunfei menggunakan sistem pelatihan ilmu pedang menyambut surgawi miliknya. Sekarang rambut pemuda tidak ubahnya sudah seperti pedang yang menghalagi pedang kasim dan dengan Beiji shengong tingkat 9 dia memutarkan arah pedang menyerang ke salah satu kasim disana.

Mereka kontan berteriak:
"Adik Lei!!!!"

"Kakak Zheng!! Orang ini harus kita ramai-ramai keroyok!!" tutur seorang kasim.
Mereka berempat memainkan pedang langsung dan kesemuanya menusuk ke arah Yunfei. 4 pedang yang bergerak semuanya mengincar titik mati tubuhnya. Pedang pertama di arahkan ke pelipis, pedang kedua di arahkan ke punggung, pedang ketiga di arahkan ke leher sedang yang keempat dibacokkan ke kepala Yunfei.

Dengan mengangkat sebelah tangan, Yunfei melayani 4 pedang yang menusuk membacok ke dirinya. Posisi tangan Yunfei adalah mencakar di tengah serangan mereka dan dia putarkan tangannya 180 derajat , lantas hasil akhirnya Keempat kasim saling menusuk satu sama lainnya. Keempatnya memang masih hidup karena Yunfei belum berniat mengambil nyawa mereka. Setelah memutarkan energi miliknya, Yunfei kembali menempelkan tangan kanannya ke Chang Zi.

"Ini ilmu sihir!!" teriak kasim pertama.

"Latihan kita 3 tahun di Tianzhu seakan tidak bermanfaat." tutur salah satu kasim lainnya.

"Siapa kau sebenarnya?" tanya salah satu kasim ke Yunfei.
Justru saat ini, dia telah berdiri. Luka dalam kedua orang sudah membaik 70 persen dan untuk selanjutnya mereka berdua dapat mengumpulkan energi dengan sendiri.

"Dimana Iblis pedang?" tanya Yunfei.

"Kau mengenal Iblis pedang?" tanya kasim di samping.

Yunfei tidak menjawab tetapi dia merasakan ada sepasukan kemari. Dia hanya melihat ke arah jauh di tenggara. Kasim-kasim ini heran terhadap kelakuan Yunfei. Tidak seberapa lama, mereka baru tahu bahwa ada sepasukan yang terdiri dari ribuan orang mendekati mereka. Yunfei sudah tahu siapa pemimpinnya dari jauh, dia terbengong melihat bendera bertuliskan "Tang - Ping Yang". Sekarang dia baru tahu bahwa Pingyang Gongzu (puteri) adalah Li Xiaoping dan ayahnya sepertinya telah menjadi kaisar dengan nama Dinasti Tang. Perubahan dunia hanya sekejap saja, dalam 2.5 tahun lebih pelatihan di rumah leluhurnya banyak situasi kerajaan yang telah berubah.

Li Xiaoping telah sampai disini dengan pakaian perang dan memegang tombak panjang, cambuknya diselipkan di pinggang seperti dulu, tunggangannya adalah kuda putih perak milik Yunfei. Yunfei juga merasa heran bagaimana kuda ini bisa kembali kepadanya. Sekarang kelihatan nyonya ini tubuhnya agak berisi, Yunfei mengira-ngira bahwa nyonya Chai sudah melahirkan. Puteri Pingyang tentu tidak mengenal Yunfei namun Yunfei mengenalnya.
Dilihatnya di samping nyonya Chai adalah Li Yanping masih tetap dengan kedua bilah belati di tangannya. Nona kecil sekarang sudah benar benar tumbuh dewasa, wajahnya sekarang malah lebih cantik daripada kakaknya meski umurnya sekarang hanya 14-15 tahun.
Yunfei teringat kata-kata leluhur Feng Zhiyan bahwa gadis inilah kelak yang akan menjadi istrinya.

Pasukan yang baru sampai ini terkejut melihat sekitaran sini, ada seorang kasim tewas sedangkan 4 orang kasim yang terlihat saling menusuk di perut mereka.
Terlihat 2 orang masih mengambil posisi meditasi, dan orang di depan mereka berdiri menatap mereka ini memiliki kumis dan jenggot tebal bahkan memakai baju tidur.
Ini adalah pemandangan yang sangat luar biasa yang belum pernah mereka jumpai.

"Saudara Chang, putrimu masih berada di utara. Diriku akan melihat kondisinya bagaimana. Setelah agak baikan, bisa kita kembali ke rumah." tutur Yunfei.

Chang Zi yang membuka mata sebentar lantas mengangguk-anggukan kepala. Yunfei tidak menyapa baik Puteri Pingyang ataupun adiknya. Lantas menarik nafas panjang, dia segera berlari ke arah utara.
Melihat gerakan pemuda aneh di depan, baik puteri Pingyang dan adiknya sama-sama berteriak sebab Ilmu ringan tubuh orang di depan sudah mencapai tahap yang tidak bisa diukur. Sekali gerak lantas orang sudah hilang di telan kabut pagi.

Bersambung...

0 komentar:

Posting Komentar