BAB XVII - Dua Orang Aneh Changsha
Shan Xiongxin ditinggalkan keempat teman yang tadinya berada di pasukan Wang Shichong, lalu ia ditangkap dan dijebloskan di penjara. Li Shihmin tidak berniat mengampuni dia meski banyak jenderalnya meminta pengampunan kepada Li. Karena tetap berkeras, mereka tidak sanggup membujuk Li Shihmin dan beberapa merasa kecewa.
Malam hari di kota Luoyang, pesta besar diadakan oleh Li Shihmin untuk menghormati para jenderal perang dan pembantunya. Li Xuanba juga terlihat hadir disini, dia minum beberapa gentong arak hingga mabuk. Semua orang yang berjasa diberikan hadiah besar, dan semua orang bergembira.
Daoxin Dayi Dashi tidak nampak, sepertinya biksu suci ini telah pergi.
Li Ji, seorang jenderal yang dibawah Kaisar Gaozu segera berangkat dari Sanmenxia ke Luoyang dengan kuda cepat ketika mengetahui Shan Xiongxin akan dihukum mati. Sepanjang perjalanan dia menanyai keadaan peperangan yang terjadi dan bagaimana Shan bisa ditangkap. Prajurit yang menemaninya bukan prajurit yang langsung berperang hari itu tetapi hanya mendengar jalannya pertempuran. Dia menjelaskan seadanya saja kepada Li Ji.
Tujuan Li Ji adalah meminta Li Shihmin mengurungkan niat untuk membunuh Shan Xiongxin. Begitu tahu bahwa orang yang paling berjasa dalam pertempuran ini adalah Li Xuanba dan Orang bermarga Feng, dia berniat menjumpai Yunfei. Hanya saja sangat tidak sopan jika dia mengabaikan Li Shihmin dan menjumpai Yunfei terlebih dahulu. Lantas Li Ji segera menuju ke istana Luoyang mencari Li Shihmin.
Setelah sampai di tempat pesta, dia memohon kepada Li Shihmin untuk mengampuni Shan Xiongxin dan berpikir karena sudah hampir membunuhnya kemarin maka Li marah.
"Qin Wang, hendaknya diriku meminta kemurahan hati anda untuk mengampuni Shan Xiongxin untuk bisa merekrutnya ke pasukan Tang karena bakat jenderal ini tidak biasa."
Li Shihmin mengamati Li Ji, lantas dia berkata.
"Tidak bisa, Shan Xiongxin tidak bisa dibiarkan hidup."
Permintaan Li Ji langsung di tolak mentah-mentah. Karena ini adalah pesta negara, Li Ji merasa tidak enak mengganggu lantas dia bangkit dan meminta izin untuk meninggalkan tempat.
Li Ji segera mencari Yunfei. Kebetulan Yunfei memang tidak keluar, dia duduk di taman sedang minum dan makan sekedarnya. Melihat Li Ji datang, Yunfei memberi salam kepadanya. Li Ji mengenalkan diri bahwa dia datang dari Sanmenxia untuk menjumpai Yunfei setelah bertemu dengan Li Shihmin.
Yunfei mempersilakannya duduk, dan menuangkan arak kepadanya.
Li Ji mengamati pemuda di depannya, berumur paling hanya 20 tahun-an, memelihara kumis jenggot dan wajah orang ini terlihat agung dan santai. Li Ji belum membuka mulut, dia minum 3 cangkir. Melihat kegelisahan Li Ji, Yunfei sudah menebak kenapa malam ini sang jenderal mencarinya.
Lantas Yunfei membuka mulut,
"Tadi pagi seandainya Shan Xiongxin tidak salah ucap mungkin esok dia masih hidup."
Li Ji yang mendengar penuturan Yunfei segera terkejut, cangkir di tangannya jatuh ke lantai dan pecah.
Li Ji mengamati Yunfei lama, lalu dia bertanya,
"Salah kata apa?"
Yunfei menghela nafas, dia berdiri dan menjelaskan.
"Tujuan Shan Xiongxin adalah membuat Qin Wang marah, dia menyebut bahwa ketiga wanita tercantik dinasti Tang akan dijadikannya sebagai gundik."
Li Ji mengesalkan kata-kata Shan Xiongxin karena dia tahu siapa saja ketiga wanita cantik itu. Yunfei hanya membujuknya untuk menemui Shan yang terakhir kalinya, karena Qin Wang tidak akan mengampuni Shan.
Segera Li Ji memohon pamit dan menemui Shan yang merupakan saudara terbaiknya di penjara. Dia bersedih dan menangis ketika bertemu Shan. Shan melihat sahabat terbaiknya sudah di sel menjenguknya, dia malah bergembira. Tetapi, karena sudah pasti akan dibunuh oleh Li Shihmin.
Malam itu, Li Ji mengerok daging paha nya sendiri, dia berikan kepada Shan untuk dimakan supaya ketika sudah sampai ke akhirat. Sahabatnya ini akan terus mengingatnya selamanya.
Li Shihmin menghukum mati Shan, jenderal terbang, seorang jenderal terbaik yang sudah memimpin perang dan hampir bisa dikatakan tanpa tanding selama 20 tahun. Kelak, Li mengangkat puteranya Shan menjadi seorang Sima(pejabat sekelas wakil gubernur) dan membantu kerajaannya.
(Kejadian hukuman mati untuk Shan Xiongxin benar adanya sesuai tercatat di sejarah namun tiada alasan yang jelas kenapa Li Shihmin menghukum mati sang jenderal. Persahabatan Xu Shiji (Li Ji) dengan Shan memang benar adanya dan kejadian dia mengerok daging sendiri untuk dimakan Shan di malam sebelum dia di eksekusi juga benar sesuai catatan sejarah)
Xue Yunfei tidak hadir di istana Luoyang meskipun tentu dia diundang melainkan dia hanya sepanjang malam berada di ruang tamu negara, meneguk arak dan menikmati diri sendiri. Menjelang tengah malam, Yunfei melihat ada 2 orang datang ke penginapan negara. Yang datang adalah Qin Wang - Li Shihmin, dan Li Yanping.
Yunfei berdiri dan mempersilahkan mereka duduk, dia sedari tadi memang berada di taman.
Dengan telaten dia melayani keduanya dengan arak lantas dituangkan ke cangkir mereka berdua.
"Tuan Feng... Terima kasih atas usaha anda hari ini, jika tidak kita tidak tahu apa yang akan terjadi." tutur Li Shihmin dengan menghormat.
Yunfei berdiri merangkapkan kedua tangan. Dia berkata.
"Adalah rezeki raja yang besar sehingga kota ini takluk tanpa banyak korban dari kedua belah pihak. Hamba hanya seorang yang beruntung berada di tempat."
"Tuan Feng... Apakah benar namamu adalah Feng Wuming?" tanya Li Yanping sambil tersenyum menggoda kepadanya. Yunfei tersenyum dan menggangguk pelan kepada nona.
Li Shihmin menanyainya kembali.
"Apakah tadi Li Ji kemari mencari anda?"
Yunfei membenarkan bahwa memang tadi jenderal Li Ji sempat disini selama 1/2 jam.
"Semua orang memintaku untuk mengampuni Shan Xiongxin termasuk Li Ji tadi. Menurutmu apakah keputusan kerasku menghukum mati dia adalah tepat atau tidak?" tanya Li lagi kepada Yunfei.
"Tepat sekali Qin Wang keputusan anda..." jawab Yunfei.
"Aku ingin mendengar pendapatmu sejak sebenarnya kamu bisa saja membunuhnya tadi tetapi tidak membunuhnya, alasannya adalah apa?" tanya Li lagi sambil tersenyum.
Yunfei melihat ke arah Li Shihmin, dia tahu raja ini sangat bijak dan pintar lalu tanpa berniat membohonginya Yunfei menjawab.
"Aku tidak membunuhnya alasannya cuma 1. Akan kujelaskan dari sejak tadi Li Ji mencariku.
Li Ji dan Shan Xiongxin adalah saudara sehidup-semati. Li Ji pasti akan mati-matian memohon kepada saudaranya ini apalagi yang menangkapnya adalah tuanku dari pasukan Tang.
Satu-satunya alasan aku membiarkan Shan hidup karena Shan Xiongxin sudah salah berucap pada saat peperangan berlangsung yaitu mengenai ketiga wanita tercantik dari Tang karena ini adalah urusan keluarga Tuanku, dinasti Tang.
Jika Qin Wang menariknya sebagai jenderal, bisa saja sangat menguntungkan Tang. Tetapi dengan begitu artinya menghina keluarga kerajaan, yaitu keluarga Li. Bagaimana jadinya bila Shan yang hendak menjadikan 3 wanita cantik dari Tang menjadi gundiknya tetapi Kaisar dan raja malah mengizinkannya di pasukannya? Wibawa Kekaisaran otomatis jatuh jika orang ini dibiarkan hidup." Jelas Yunfei.
Li Shihmin tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Yunfei. Dia mempersilahkan Yunfei untuk minum.
Yunfei melihat sekilas ke arah Nona, si nona terlihat berwajah muram. Yunfei tahu bahwa nona ini bukanlah orang yang bodoh, si nona mengerti apa yang diucapkan oleh Yunfei.
Li Shihmin melanjutkan,
"Tuan Feng anda adalah seorang strategis ulung, jika anda berada di pasukan kami tentu sangat menguntungkan dinasti Tang."
Yunfei tersenyum mendengar perkataan Li Shihmin, lantas dia melanjutkan.
"Fang Xuanling adalah orang yang sangat pintar, dia sangat cocok untuk dijadikan penasehat militer. Dia memiliki seorang teman, Du Ruhui juga adalah seorang yang sangat berbakat.
Wei Zheng adalah seorang offisial yang sangat bertalenta, ilmu kepandaian segala hal, ilmu politik beliau juga sangat luar biasa.
Tuanku punya seorang adik ipar yang setia, gagah dan sangat bertalenta di samping tuanku.
Tuan sudah memiliki orang-orang luar biasa, kenapa tuan tidak mencari mereka untuk berdiskusi?"
Kata-kata Yunfei seperti geledek yang segera menyadarkan Li Shihmin. Selama ini, memang Li sangatlah bijak dalam memutuskan sesuatu. Penasehatnya adalah orang yang sangat bijak, melihat strategi Li Shihmin yang hebat, mereka tidak pernah menentangnya. Ketika kepikiran Wei Zheng, dia merasa susah untuk membujuk ini orang karena dia berada di pasukan putera mahkota, Li Jiancheng atau kakak lelakinya sendiri.
Li Yanping menyambung,
"Jika saja tuan Feng bergabung dengan kita sungguh alangkah baiknya, tuan baik Wen(surat) dan Wu(silat) sangat luar biasa."
Yunfei menolak halus Li Yanping, dia berkata.
"Hamba sudah terlalu sering membolos, hidup tidak terikat dan tidak pernah mau bekerja. Jikalau lelaki di zaman ini dibandingkan denganku maka terlalu jauh diriku ini."
Li Shihmin merasa orang di depannya sangatlah luar biasa. Biasanya lelaki kuat akan berusaha mengangkat senjata memakmurkan negara, tetapi Yunfei berbeda. Lantas dia mengatakan isi hatinya.
"Jikalau aku seperti tuan mungkin juga aku akan menolak..." tutur nya sambil tersenyum.
"Bagaimana menurut Tuan Gorgreyo (Korea) dan Turks Timur?" tanya Li Shihmin.
"Gogreyo, Turks Timur sejauh ini saling membantu. Turks timur wajib diserang karena mereka duri dalam daging. Gogreyo memiliki seorang jenderal yang sangat berbakat, sayang ini orang sangat arogan, tunggu orang ini memberontak (perang sipil di Gogreyo), saat itu paling baik untuk menghancurkannya tetapi tentunya harus menggunakan cara bergabung Shu dengan Wu menyerang Wei. (Ini adalah kisah 3 negara ketika Shu dan Wu bergabung untuk menghajar Wei). Sejauh ini bangsa Silla (Korea selatan sekarang) sangat takut kepada Gogreyo (korea utara sekarang). Mendukung Silla menghajar Gogreyo adalah cara paling tepat. Sedangkan Baekja hanya akan berpangku tangan mencari kesempatan. Tujuan tuanku hanya Gogreyo sebab Silla dan Baekja di selatan dan bukan ancaman bagi Tang sama sekali."
(Sejauh ini memang Turks timur dibantu oleh Gogreyo yang sangat kuat untuk mengganggu daerah utara kekuasaan Tang. Dan Gogreyo, Turks timur langsung berbatasan dengan utara Dinasti Tang)
Li Shihmin menghela nafas mendengar penjelasan Yunfei lalu dia berkata.
"Pemikiranku juga sama hanya saja ayahanda tidak dan belum berpikir ke sana."
Lantas Li Shihmin bertanya kepada Yunfei.
"Bagaimanakah sebenarnya pemerintahan yang baik?"
Yunfei menjawab.
"Pemerintahan yang baik hanya 1, pemerintah yang tidak membohongi rakyatnya."
"Ohh??? Bagaimana maksudnya? Bisakah tuan Feng menjelaskan?" tanya Li.
"Seorang pemimpin harus melihat bawahannya sebagai cerminan diri. Sui adalah contoh yang paling konkrit dan nyata. Jika pemimpin seperti Yang Guang dia melihat cermin dirinya sendiri adalah Iblis pedang, para kasim maka sembarang membunuh dan semua yang namanya diri orang lain terpancar ke dirinya sendiri dan terakhir dinasti Sui hancur di tangannya.
Pembelajaran sejarah...
Liu Bang (Kaisar pertama dinasti Han) sebagai contoh, dia bisa tidur bersama pasukannya, jenderalnya, makan 1 piring berdua, ketika sakit dia kunjungi dan selalu khawatir hanya saja dia laksanakan itu ketika dia memimpin pasukan ketika dia memberontak pertama kali dan sampai ketika dia menghadapi Xiang Yu yang merupakan saingan utamanya.
Ketika dia naik menjadi kaisar semuanya berbeda.
Han Xin, Ying Bu, Peng Yue dikejar, dicari kesalahannya dan dibunuh. Han Gaozu berbeda dengan kebanyakan orang, ketika dia bersaing dengan Xiang Yu dia masih bisa tidur nyenyak tetapi ketika dia menjadi kaisar justru tidurnya tidak pernah nyenyak lagi.
Ini adalah contoh pemimpin baik tetapi kaisar yang sangat buruk. Pepatah mengatakan ketika gunung sudah tidak ada harimau lagi untuk diburu maka selanjutnya anjing pemburu adalah targetnya.
Contoh lain yang kebalikan adalah Kaisar Wei, Cao Rui dalam 3 negara (220M - 260M), ketika Kongming (Zhuge Liang) masih hidup, dia tidur tidak teratur, sangat khawatir akan kerajaannya.
Tetapi ketika Kongming telah wafat, dia hidup dari sederhana ke foya-foya, tidurnya terlalu nyenyak sampai-sampai terakhir cucu Cao Cao menyerahkan Dinasti Wei ke Sima Yan (Kaisar Jin).
Pengaburan sejarah membuat efek yang sangat tidak baik, jika kaisar-kaisar selanjutnya bisa mempelajari sejarah kejatuhan Dinasti sebelumnya dan memperbaikinya maka termasuk kaisar yang bijaksana." Dengan panjang lebar Yunfei menjelaskan.
Li Shihmin tiada berhenti memuji Yunfei karena pengetahuannya sangat luar biasa.
Sekitar 1 jam-an mereka bercerita dan semua hal politik bisa dijawab Yunfei dengan mudah. Ini semua ada sebabnya, karena Yunfei ketika masih berada di desa misteri selalu membaca informasi mengenai perubahan politik dan riwayat seseorang dari zaman sejarah setiap dinasti sampai sekarang.
Di buku riwayat tiap-tiap orang dia sering membaca jadi mengetahui situasi dunia dan orang-orang berbakat.
Adalah ketika Li Shihmin memohon pamit, dia diantar oleh Yunfei sampai gerbang depan tamu negara. Yunfei memberikan pernyataan bahwa jika memang nantinya Tang mendapatkan ancaman kesusahan, dia akan bersedia membantu tetapi mengenai bekerja untuk negara tidak bisa dilakukannya. Pembicaraan selama 1 jam ini membuat pikiran Li Shihmin terbuka lantas dia memberikan gelar kerajaan yaitu pangeran kepada Yunfei yaitu:
"Feng Shaoshi dari Changle"
(Feng adalah marganya, Shaoshi disini mirip dengan nama asli Yunfei, hanya saja penulisan Shaoshi di gelar Yunfei adalah berarti guru muda, dan Changle adalah artinya Kebahagiaan yang panjang yang merupakan sebuah kota kecil di selatan ujung, Jiangnan tepatnya di daerah Fuzhou sekarang)
Yunfei mengucapkan terima kasih sambil tertawa, karena gelar yang diberikan sangat cocok untuknya.
Li Shihmin telah pergi tetapi Li Yanping masih tinggal. Yunfei menatapnya, baru sekilas dia teringat sesuatu. Meminta nona ini ke tempat tadinya yang merupakan taman. Dia mengambil belati milik nona dari dalam kamar dan menyerahkan kepadanya. Yanping tertawa sambil menerima belati si cerdik.
Lantas dia bertanya kepada Yunfei,
"Apa nama kungfu tuan tadi, kenapa setelah dilihat-lihat tidak bisa dipahami. Ketika di Hancheng yang bergerak seperti hantu itu pastilah tuan."
Yunfei merasa minder terhadap nona ini sebab jika dibohonginya juga salah tetapi jika dia menjawab secara jujur juga susah. Dia tidak menjawab pertanyaan si nona, hanya mempersilakannya minum. Kemudian dia dapat sebuah ide,
"Bagaimana ilmu belati nona? Bisakah diriku melihat-lihat sebentar?"
Li Yanping segera bersemangat, mukanya sedari tadi sudah merah karena meneguk cukup banyak arak. Kemudian dia memainkan belati, ilmu silat yang didapat dari gunung Song. Gayanya indah dan gerakannya memang beberapa mengandung energi aura membunuh. Ditambah rada-rada mabuk, keindahan ilmu silatnya makin tampak. Selang 15 menit memainkan ilmu belatinya, si nona sudah selesai.
Yunfei tersenyum melihat gerakan si nona lantas dia melihat tangan nona masih bengkak akibat tutukan gagang golok Shan. Yunfei segera memegang tangan nona dan memijatnya pelan, tangan nona sangatlah halus sangat berbeda dengan tangan kaum pesilat wanita yang harusnya kasar dan keras, sesaat kemudian dia salurkan energi Beiji Shengong untuk melancarkan pembuluh darahnya yang bengkak.
Si nona terkejut karena orang di depannya juga adalah orang yang bisa Ilmu Beiji Shengong.
Sesaat dia berpikir keras dan membuka mulutnya.
"Kau... Kak Yunfei????"
Yunfei yang sedari tadi menyalurkan energi ke tangan si nona, sekarang pemuda melihatnya dengan tersenyum. Nona ini terkejut, dia menutup mulut dengan sebelah tangan dan air matanya segera mengalir.
Yunfei hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, dia lihat wajah si nona yang sangat cantik putih dan memerah, diterangi bulan purnama. Sesaat mereka tidak bersuara lama sampai ketika pembuluh darah nona sudah lancar dan tidak bengkak lagi. Si nona menanyainya.
"Bagaimana... Kamu bisa hidup?" tutur nya dengan suara serak.
Yunfei mempersilakannya minum arak lagi, Yunfei meneguk beberapa cangkir dan bercerita dari awal bagaimana dirinya jatuh ke sungai sampai ke desa misteri. Dan dirinya berlatih di desa misteri sampai ke Shaolin, kemudian dirinya ke Hancheng, berlatih silat selama 2 tahun lebih. Dan suatu ketika pasukan Tang sampai kesana. Dia jujur terhadap si nona, hanya mengenai pertemuan dengan leluhurnya, Yunfei enggan menceritakannya.
Si nona selalu tertawa ketika Yunfei bercerita semua hal yang menggembirakan dan lucu.
Terakhir dia berkata dengan agak malu.
"Jika dirimu masih hidup tentunya diriku akan menikah. Sebenarnya diriku sudah berjanji untuk tidak menikah lagi seumur hidup untuk membalas budimu yang tewas menggantikan nyawa-nyawa kami."
Kata-kata jujur nona ini disebut olehnya karena sedikit banyak si nona sudah agak mabuk.
Yunfei terkejut mendengar kata-kata nona yang begitu terus terang. Sesaat dia melihat ke belati kembar, keduanya diletakkan di meja berdampingan. Yunfei tersenyum dan dia merasa apa-apa yang dikatakan leluhur Feng tidaklah salah. Sampai larut malam sudah, Yunfei meminta si nona pulang ke kediaman dan besoknya dia akan memberi petunjuk untuk ilmu silat Yanping. Nona ini memberikan sebilah belatinya kepada Yunfei dan meminta pemuda untuk menyimpannya lalu dengan tersenyum bahagia, si nona pulang ke istana barat.
Pagi-pagi Yunfei sudah bangun, dia sudah siap-siap membereskan dirinya dan melihat wajahnya di cermin dia berniat mencukur kumis dan jenggot. Dicarinya pisau cukur tidak nampak lalu dia berinisiatif untuk memakai belati si cerdik. Yunfei berpikir ini salah satu pelatihan ilmu pedang yang paling tinggi dari Ilmu pedang menyambut surgawi-nya yaitu tingkat 3 - bergerak bebas tidak terhalang apapun, dia tertawa sendiri. Lalu dengan belati dia mencukur kumis dan jenggotnya sendiri. Hanya sesaat saja wajahnya sudah terlihat jauh lebih muda, Yunfei merasa ilmu pedangnya sudah sempurna karena sekali mengerok dia tidak perlu 2x untuk memastikan kumis atau jenggotnya masih tertinggal atau tidak.
Mencukur kumis dan jenggot dengan belati setajam ini tentu sangat beresiko tetapi Yunfei hanya bahkan tidak perlu bercermin sambil melakukannya.
Justru waktu itu, nona kecil masuk karena pintu memang tidak ditutup atau dikunci. Tentu si nona terkejut melihat tingkah Yunfei tetapi ketika melihat wajah aslinya yang tanpa kumis jenggot kemarin, si nona seketika terpaku. Cukup lama dia akhirnya bersuara.
"Memakai belatiku untuk mencukur kumis jenggotmu. Tentu sangat menghinaku..." Terakhir setelah menutup mulut, dia tertawa.
Yunfei juga tertawa, dia mengatakan tidak menemukan pisau cukur disini mau tidak mau dia memakai belati si nona. Si nona melanjutkan.
"Nanti tunggu tumbuh lagi untuk kedua kalinya biar kucukur saja."
Yunfei tertawa mendengar kata-kata nona ini.
"Mari kita makan bersama dahulu..." tutur Yanping kepada Yunfei. Yunfei setuju, dia berjalan ke ruang makan tamu kenegaraan. Dia melihat cukup sepi pagi ini lantas bertanya kepada Yanping kemana mereka pergi semua.
"Tadi pagi, kakak kedua beserta jenderal-jenderal menenangkan penduduk Luoyang dan sekaligus mengamati wilayah sekitaran." tutur Yanping.
Setelah sarapan pagi, Yunfei mengajak nona ke taman, dia berjanji akan mengajarinya beberapa hal yang penting terutama mengenai silat. Yunfei menanyai si nona bagaimana dirinya bisa belajar Beiji Shengong? Si nona menjawab bahwa yang mengajarinya adalah Yuchi Gong. Yunfei tertawa.
"Ilmu Beiji Shengong mu sudah mencapai tingkat ke 5, kenapa di tingkatan enam tidak maju?"
Nona menjawab bahwa tingkat ke 6 termasuk susah untuknya berlatih di saat kekacauan yang terbit terus di seluruh daerah, dia membantu sang kakak-kakaknya untuk menegakkan negara yang sudah dibangun oleh ayahnya.
"Mungkin sesekali kamu perlu ke desa misteri.." tutur Yunfei.
Li Yanping tertarik mendengar desa misteri, semalam sampai larut Yunfei menceritakan keadaan disana dan si nona sangatlah tertarik.
"Ilmu silatku sudah mencapai tingkat 9 Beijing Shengong. Sehingga diriku bisa bergerak membalikkan nadi dan memanfaatkan segala situasi dan pembalikkan serangan bisa mudah kulakukan." aku Yunfei.
"Eh? Kakak ipar Chai Shao juga sudah menguasai tingkatan ke 9, tetapi ilmunya malah beda." Li yanping terkejut mendengar perkataan Yunfei.
"Berbeda bagaimana?" tanya Yunfei.
"Ilmu Beiji Shengong tingkat 9 kakak Ipar (Chai Shao) adalah membalikkan nadi sehingga serangan lawan tidak bisa menyentuh titik kematiannya." jawab Yanping.
Sesaat Yunfei berpikir, dia merasa ilmu Beiji Shengong-nya di tingkat 9 memang lebih lihai dan dia merasa bahwa tenaga dalamnya sendiri memang berbeda tingkatannya, mungkin karena hal ini membuat perbedaan yang mencolok meski sama-sama menguasai Beiji Shengong. Lalu Yunfei menanyai Yanping apakah Yuchi Gong dan Qin Qiong sudah mencapai tingkat ke 9? Yanping menjawab bahwa mereka berdua memang sudah menguasainya. Ketika Qin Wang di serang Shan Xiongxin, harusnya Qin Qiong tewas tetapi dia mengubah nadinya sedemikian rupa sehingga titik serangan Qin Qiong berpindah dan hanya melukai kulit luar saja.
"Aku akan menemui kedua adik seperguruanku, dan juga kakak seperguruan.." tutur Yunfei sambil tersenyum. Yunfei mengajarkan pelatihan tingkat ke 6 Beiji Shengong, si nona mengambil posisi meditasi cukup lama tetapi Yunfei menunggunya. Sampai terdengar suara tertawa beberapa orang mengunjungi rumah tamu negara. Yunfei sudah tahu siapa-siapa saja yang ke sini lantas dia berdiri.
Yuchi Gong, Qin Qiong serta Chai Shao bertiga melihat Yunfei. Mereka terkejut karena ini orang terlihat jauh lebih muda daripada kemarinnya. Wajah Yunfei sekarang terlihat putih, agung dan pembawaannya membawa aura yang tenang. Merasa tidak perlu menyembunyikan identitasnya lebih jauh dia menegur Qin Qiong dan Yuchi Gong.
"Qin Daxiong (Beruang besar bermarga Qin) dan Youji (Tuan seperti ayam berenang) Gong, Sungguh keterlaluan selalu makan duluan, kalian bisa mengenaliku?"
Yunfei menegur panggilan mereka ketika berada di gunung dan sifat mereka yang selalu makan duluan dan selama di gunung Tianmen, keduanya memang sering kelaparan setelah berlatih kungfu.
Qin Qiong dan Yuchi Gong segera berpandangan sesama mereka lantas mereka berteriak dan tertawa.
Yunfei juga tertawa melihat reaksi keduanya dan segera memberi hormat kepada Chai Shao yang dia panggil kakak pertama. Keempat orang berteriak kegirangan karena mereka bisa berkumpul di hari ini. Yunfei mempersilakan mereka duduk di depan karena sudah menganggu nona berlatih ilmu silat, di paviliun depan mereka bercakap-cakap riang.
Qin Qiong dan Yuchi Gong bercerita ketika berpisah dengan Yunfei, mereka hendak ke Taishan, tetapi di tengah jalan mereka bertemu dengan Chai Shao yang meminta mereka ke arah timur, dan mereka bergabung di pasukan Li Mi.
Pasukan Li Mi banyak terdapat orang-orang hebat tetapi Li Mi sendiri pada awalnya sangat baik dan lama kelamaan dia lebih mirip Xiang Yu, pencuriga dan tidak pernah mempercayai orang lain selain dirinya sendiri. Terakhir dirinya jatuh ke tangan Li Yuan, menyerah. Namun baru tidak sebulan Ia menyesali keputusannya dan membelot kepada Dinasti Tang. Tetapi, sejak serangan Iblis pedang kepadanya yang membuatnya terluka dalam, dia kalah dan dibunuh pada saat pengepungan di kota Shandang.
Sedangkan Chai Shao saat masih menjabat panglima Sui yang menjaga istana mendapatkan informasi bahwa mertuanya akan melakukan pemberontakan padahal itu adalah hari kedua dia menikah. Terpaksa meninggalkan Li Xiaoping di Chang-an, dia bergabung dengan Li Yuan di utara. Sejak 3 tahun lalu dia lebih sering membantu pasukan utara pimpinan Li Jiancheng. Terakhir sekitar 1 bulan lalu mereka berhasil mengusir pasukan Liu Wuzhou ke utara. Taiyuan yang tadinya sempat dikuasai Liu Wuzhou sudah direbut kembali berkat Li Xuanba yang sangat gagah perkasa. Diceritakan bahwa Tujue timur ketika melihat bendera Li Xuanba saja sudah tidak ingin bertarung, semua mundur teratur. Begitu mendapat kabar bahwa Qin Wang mengalami masalah di Luoyang, dia beserta Li Xuanba segera memacu kudanya kemari, tetapi pada saat mereka hendak menyeberang sungai di Baima, mereka bertemu dengan Daoxin Dayi yang terakhirnya sejalan dan ikut mereka sampai Luoyang.
Yunfei bercerita selepas dia berpisah namun karena merasa tidak enak terhadap Chai Shao, dia tidak menceritakan detail kejadian di desa Wang dulunya. Mereka merasa pengalaman Yunfei sangat luar biasa dan hampir tidak pernah mereka temui terutama teknologi leluhur keluarga Feng. Mereka sesekali hendak pergi melihat-lihat, dan tentu saja Yunfei mempersilakan mereka untuk datang baik ke desa misteri, Hancheng dan gua di gunung Sanqing.
Keseruan mereka bercerita tanpa mengenal waktu, sebentar saja hari sudah malam. Namun keempatnya masih seru bercerita 1 sama lainnya. Sampai cerita mengenai Beiji Shengong tingkat ke 9 mereka semuanya dibantu oleh Daoxin Dayi dashi. Yunfei meminta mereka mencoba ilmu latihan yang dia temukan tetapi ketiga saudaranya tidak sanggup melakukan yang Yunfei lakukan. Yunfei sekarang tahu bahwa memang tenaga dalam jadi sumber utama untuk menggunakan energi lawan untuk menyerang balik lawan adalah berkat untuk dirinya sendiri dan tanpa sengaja ilmu Beiji Shengong tingkat 9-nya beda dan menghasilkan energi yang jauh lebih kuat. Dan sumber dari Ilmu "ciptaan" Yunfei adalah berdasarkan minuman arak di desa misteri yang membuat tenaga dalamnya menjadi sangat kuat dan latihan fisik dia yang ekstrim serta Ilmu pedang kakek Feng di desa misteri.
Mereka makan dan minum sambil menikmati malam. Li Yanping tersenyum melihat keempat lelaki ini persahabatannya lebih-lebih kental meski mereka tidak sedarah. Berpikir bahwa di keluarganya, kakak pertamanya tidak begitu akur dengan kakak kedua, kemudian dirinya dekat ke kakak kedua dan kakak perempuannya sedangkan kakak yang lain juga tidak seakur mereka. Li Xuanba misalnya lebih sering hidup sendiri dan sifatnya tidak begitu peduli, hidup untuk arak dan peperangan. Sedangkan Yunfei berempat bercerita dengan sangat berbahagia membuat dirinya sedikit banyak iri. Seharian nona ini belajar tenaga dalam tadinya yang dipandu oleh Yunfei, hasilnya cukup bagus karena energinya sekarang lebih padat dan penyalurannya ke nadi juga sudah lebih mantap.
Keempat saudara ini bercerita hingga larut malam bahkan semuanya tidur di satu kamar setelah agak mabuk-mabuk dan sinting.
Keesokan paginya, mereka saling berpamitan dan berjanji akan bertemu lagi nantinya satu sama lainnya. Paling baik adalah berkumpul bersama-sama lagi. Qin Wang setelah merasa yakin bahwa penduduk Luoyang sudah ditenangkan hendak balik ke Chang-an. Dia memerintahkan pasukannya berangkat siang hari, semua jenderal yang disini dibawa serta. Luoyang dimandatkan kepada Li Ji untuk dijaga. Sementara itu Li Xuanba sudah balik ke utara pagi-pagi untuk bergabung dengan pasukan Li Jiancheng.
Yunfei sudah selesai mandi, dia berpikir sudah saatnya berpisah. Dia hendak ke desa misteri untuk mencari beberapa informasi. Ketika dia sedang mengepak barang-barangnya, dia tahu ada 2 orang sekarang sedang datang mencarinya. Selang sesaat dia melihat Li Xiaoping dan Li Yanping sudah berada di depan pintu. Yunfei tersenyum kepada keduanya dan mempersilakan mereka masuk.
Li Xiaoping sudah diberitahu oleh adiknya bahwa orang bermarga Feng tiada lain adalah Yunfei.
Li Xiaoping senang tidak kepalang dan karena semalam sudah sangat larut maka tidak baik mengunjunginya. Pagi-pagi dia bersama adiknya mengunjungi Yunfei tetapi ketika dia melihat pemuda ini, dia tidak tahu harus bilang apa. Yunfei mempersilakan mereka duduk dan mengatur makanan dan minuman teh seadanya. Yunfei merasa perasaannya kepada Li Xiaoping tetap ada hanya saja sekarang dia menghormati nyonya ini yang merupakan istri dari kakak pertamanya, otomatis nyonya ini adalah kakak ipar. Dia menjalankan adat sebagaimana mestinya dan memanggilnya kakak ipar.
"Kamu hendak pergi?" tanya Li Xiaoping.
Yunfei mengiyakan.
"Kapan dirimu hendak pergi?" tanya Li Xiaoping.
"Mungkin siang ini..."
Suasana terasa agak kaku...
Biasanya memang seseorang masih memiliki hati satu sama lain, jika mereka bertemu suatu saat tetapi keadaan sudah lain otomatis kelakuan masing-masing juga akan terlihat kaku namun tidak dingin.
Yunfei memandang si nyonya, air mata merembes di kedua matanya. Si nyonya bercerita bahwa setelah pemuda ini jatuh ke sungai, mereka berdua mencari-cari nya tetapi tidak ada jejak sama sekali.
Yunfei beberapa kali meminta maaf kepada kedua wanita ini bahwa dia tidak mengabarkan keadaannya lantaran tidak ada waktu kemudian pada saat di selatan kota Chang-an, dia sendiri juga tidak memiliki waktu yang pas seperti halnya semalam. Nyonya Chai mengerti apa yang disampaikan oleh Yunfei, dia menganggukkan kepala beberapa kali. Mengetahui bahwa Yunfei masih hidup bahkan beberapa kali membantunya, dia sangat berterima kasih di dalam hatinya.
Jelang siang, Qin Wang sudah hendak berangkat ke Chang-an. Yunfei juga bersiap-siap untuk meninggalkan Luoyang namun Li Yanping mengatakan dirinya hendak ikut Yunfei.
Yunfei memandangnya beberapa lama lantas melihat ke arah Li Xiaoping, Li Xiaoping menganggukkan kepalanya dan memberikan izin. Jika Yunfei menyatakan setuju, tentu si nona akan ikut dia. Berpikir bahwa sekarang Li Xiaoping harusnya aman karena banyak orang menjaganya terutama sang suami, dan kedua adik seperguruan juga berada bersamanya, Yunfei merasa Li Yanping ikut dengannya juga adalah ide yang bagus. Yanping tentu senang tidak kepalang ketika Yunfei mengizinkannya ikut apalagi tujuannya adalah Desa misteri.
"Tetapi apakah tidak masalah dirimu yang masih seorang nona mengikutiku?" tanya Yunfei.
Li Xiaoping dan Li Yanping mengatakan tiada masalah karena mereka berdua sangat yakin akan diri Yunfei yang tidak sembarangan. Yunfei meminta Yanping mengepak barang dalam 2 jam dia akan berangkat.
Semalam ketika Yanping pulang dia menceritakan keadaan Yunfei dari awal sampai di Hancheng, Li Xiaoping senang dan rahasia dalam hatinya dia beritahu ke Yanping.
Selama ini Yanping lebih yakin bahwa kejadian di desa Wang, kakaknya telah kehilangan kesucian akibat dari racun 7 bunga kenikmatan. Dipikirnya selama ini, lebih bagus kehilangan kesucian daripada kehilangan jiwa dan selama ini Yanping tidak mempermasalahkan kejadian desa Wang kepada Yunfei lagi. Tetapi ketika mendengar perkataan sang kakak bahwa dia menikah dalam keadaan suci seperti cerita semalam, Yanping merasa sangat heran.
Sang kakak mengatakan proses dia ketika dalam kamar sampai selesai. Yanping yang mendengar cerita asli kejadian dari sang kakak, seketika sangat menghormati Yunfei dan cinta dalam dirinya tumbuh berkembang. Dipikirnya pada saat semalam, kemanapun pemuda ini akan diikutinya sepanjang hidupnya.
Ketika Qin Wang hendak ke barat, Chang-an. Yunfei menjalankan adat sebagaimana terhadap kakak dan adik seperguruannya. Mereka berjanji, 5 tahun kemudian mereka akan berjumpa di Luoyang seperti hal kemarin.
Qin Wang juga mempersilakan adik perempuannya ikut Yunfei untuk melihat-lihat dunia, dan di dalam hatinya dia sudah menjodohkan mereka berdua. Sejak mendapat gelar pangeran, dipikir Qin Wang bahwa adik perempuannya juga tidak mempermalukan keluarga Li, Dia tersenyum sendiri melihat mereka berdua dan mengucapkan selamat tinggal.
Pasukan Qin Wang bergerak ke barat sebanyak 20ribu jiwa. Dia tinggalkan sekitar 10ribu jiwa di Luoyang dan sekitarannya terutama daerah selatan yang berbatasan dengan sekitaran seperti Wan Cheng, Xuchang dan Chenliu dia berikan masing-masing tambahan 5.000 pasukan. Sebagian pasukan dari Wang Shichong juga diikut sertakan untuk pertahanan beberapa kota di atas.
Yunfei mengajak nona ini berjalan untuk mencari kuda. Tetapi kuda miliknya yang berwarna putih keperakan terlihat sudah menunggu mereka di sebelah timur kota. Yunfei yang melihat sang kuda lantas tertawa, dia meminta nona untuk naik ke atas sedangkan dirinya di bawah menuntun kuda.
"Sungguh pas, kuda ini harus kubalikkan ke kakekku.."
Nona memuji kemampuan kuda, dia menyatakan naik di atas kuda ini seperti duduk biasa saja dan tidak terasa mengguncangkan dirinya. Si kuda seakan bisa mengerti perkataan nona, meringkik beberapa kali.
"Sekarang kita pulang ke rumah.." tutur Yunfei kepada sang kuda.
Perjalanan dari Luoyang ke Chenliu adalah sekitar 400li (200km) namun karena tidak mengejar waktu. Mereka jalan pelan dan menghabiskan 2 hari perjalanan. Hari ke 3 Yunfei sudah kembali ke desa Wei, dia menjalankan kuda yang di beli dan bersama nona sudah berada di depan hutan misteri.
Wen Wei yang masih berada di sana menyambutnya sopan, mengajak mereka berdua masuk ke hutan. Dalam beberapa menit mereka sudah sampai ke desa misteri.
Kakek Feng dan nenek Huo menyambut mereka di depan pintu gerbang desa misteri. Yunfei yang melihat mereka segera menyembah, dan bersujud.
Kedua orang tua ini membangunkan Yunfei sambil tertawa melihat cucu mereka akhirnya kembali ke desa misteri dan membawa seorang nona yang sangat cantik, apalagi mereka mengetahui bahwa nona ini adalah seorang puteri kerajaan.
"Sekali lagi, nona ini datang harus menyembah kita juga." tutur sang kakek sambil melirik Yunfei.
Yunfei tidak mau melihat sang kakek, dia seperti tidak mendengar penuturan sang kakek dan berjalan ke depan.
Nenek Huo tertawa dan segera menggandeng Li Yanping yang tersipu malu menuju ke rumah bambu untuk beristirahat.
Yunfei bercerita sejak kepergiannya dari desa ini kepada kakek dan neneknya. Tentu Yunfei juga tahu bahwa mereka sebenarnya sudah tahu sebab sang kakek memiliki murid yang sangat banyak dan tersebar di seluruh penjuru daratan tengah. Hanya mengenai bagaimana Yunfei berhasil melatih ilmu-nya lah sang kakek tidak tahu karena tidak ada yang sanggup memantau dan memberi informasi pada saat dia berada di rumah keluarga Feng, Hancheng.
Nenek Huo meminta Li Yanping untuk tinggal di salah 1 rumah bambu sedangkan Yunfei tinggal di rumah bambu di seberang. Mereka beristirahat sebentar sampai malam tiba dan Yunfei mengajak si nona untuk makan malam bersama kakek dan neneknya.
Selesai makan malam, Yunfei dan sang kakek berdiskusi. Sedangkan dibantu Yanping, nenek Huo membereskan makan. Nenek Huo hendak menolak ketika puteri ini hendak membantunya tetapi sang puteri ngotot. Nenek Huo tersenyum dan berpikir bahwa kali ini Yunfei mendapat seorang puteri tetapi sifatnya sangat sederhana dan bukan tipe orang kerajaan yang selalu ingin dilayani.
"Bagaimana kek? Apakah ada informasi?" tanya Yunfei kepada sang kakek.
Sang kakek menggelengkan kepalanya dan menghela nafas,
"Si Iblis pedang masuk ke daerah yang tidak terjangkau di Tianzhu. Suatu hari, muridku ingin mendengarkan informasi keberadaan-nya. Tetapi terakhir hilang tak berbekas, sepertinya iblis pedang dan teman-temannya sudah membunuh muridku itu.."
Yunfei berpikir sang kakek yang sangat jenius ini saja tidak mendapat sesuatu informasi, tentu akan susah mengetahui dimana sang lawan-nya.
"Apakah tiada cara mengetahui dimana dia berada?"
"Iblis pedang hanya kedapatan 5 tahun lalu tiba di Tianzhu, dia mencapai ke kuil Devadatta." tutur sang kakek.
"Devadatta?" tanya Yunfei.
"Devadatta adalah murid sesat dari Buddha Gautama. Kemampuan silat devadatta seimbang dengan leluhur, Feng Que. Sama seperti Jianmo, dia juga kerasukan iblis dan sembarang membunuh. Meski terakhir devadatta tewas karena ulahnya sendiri tetapi ajaran iblisnya masih tetap berlanjut. Hanya itu yang kita tahu..." tutur sang kakek.
Yunfei berpikir beberapa saat lantas dia berkata kepada sang kakek.
"Benarkah leluhur Feng menemui kakek waktu itu?"
Sang kakek terkejut, dia mengiyakan.
"Leluhur pernah datang kepadaku pada saat salah latihan yang menyebabkan ilmu kungfu ku punah."
"Apa yang dikatakan leluhur Feng kepada kakek?" tanya Yunfei lagi.
"Ilmu tenaga dalamku sudah tidak bisa kembali..." begitu kenang kakek Feng.
Yunfei tersenyum, dia mengatakan.
"Cucumu ini sudah mencapai tingkatan kedua Tian Zhong Fo Guang Da Gong."
Sang kakek terkejut, menatap cucunya ini.
"Jadi kau juga berjumpa dengan leluhur Feng?"
Justru saat ini, puteri juga sampai, dia melihat keduanya sedang berdiskusi dengan serius.
Sang kakek mempersilakan nona ini duduk.
Yunfei mengiyakan, lantas diceritakan 2.5 tahun dirinya pada saat masuk ke kolam air di belakang rumah dan berlatih tanpa hasil. 3 bulan kemudian dia mencocokkan semua kertas yang diberikan kepala biara Shaolin namun tidak mendapat apa-apa. Suatu pagi dia bangun dan melihat bahwa catatan itu sudah terisi beberapa kata-kata yang merangkaikan semua 3.000 kata itu menjadi sebuah rangkaian ilmu silat. Selesai berlatih, dia terkejut karena sang leluhur sudah di depannya. Dia menceritakan dalam 2 tahun lebih sang leluhur memandunya dan terakhir Feng Zhiyan sudah terbang ke langit dan tidak akan kembali.
Sang kakek bersemangat begitu mengetahui bahwa Yunfei telah berhasil dan menguasai Tian Zhong Dagong.
Dia berkata,
"Ada harapan.. Ada harapan..."
Yunfei menanyainya tetapi sang kakek tidak menjawab.
"Besok kita ke ruang perpustakaan." tuturnya.
Li Yanping yang mendengar bahwa Yunfei telah bertemu leluhurnya sampai berlatih ilmu ajaib, senang tidak kepalang dan dia mengucapkan selamat kepadanya.
Kakek Feng melihat nona ini, dia melihat sesuatu di mata sang nona adalah cinta kepada cucunya. Lantas berkata meledeknya,
"Puteri... Jika kamu tidak menghina cucuku, bisa kalian menikah saja untuk selanjutnya tinggal disini." tutur kakek Feng kemudian.
Nona ini begitu mendengar perkataan kakek, tersipu malu. Dia bahkan tidak berani berkata apa-apa. Tetapi sang kakek yang melihat aura wajah sang nona, dia terkejut.
"Apakah puteri selain berlatih Yi Wu Shengong juga berlatih Bei dan Nanji Shengong?"
Nona mengiyakan.
Kakek Feng terlihat cemas, lantas berkata.
"Untuk selanjutnya Yi Wu Shengong tidak boleh dilatih lagi.."
Yunfei terkejut mendengar perkataan sang kakek, lantas ditanyainya.
"Ada apa kakek?"
"Yiwu Shengong bersifat lemah lembut dan cenderung ke Yin sedangkan Bei dan Nanji Shengong asalnya adalah tenaga dalam Yang. Jika berlatih lebih dalam bisa celaka." tutur sang kakek.
Nona Li dan Yunfei terkejut mendengar penuturan sang kakek. Sang kakek menimbang-nimbang beberapa lama lantas dia berkata.
"Besok kita sama-sama ke ruangan perpustakaan. Disana akan kuceritakan lebih panjang masalahnya, untuk malam ini sebaiknya puteri jangan berlatih lagi."
Keesokan harinya menjelang sore, mereka berempat naik perahu kecil untuk mencapai ke ruang perpustakaannya.Li Yanping melihat sekitaran daerah desa misteri ini terkagum-kagum. Tidak pernah disangkanya di dunia ini ada tempat yang begitu tenang, jernih-bersih dan Ia merasa seperti sedang dalam dunia lain.
Ia menanyai Yunfei apakah memang air terjun disana airnya memang berbeda panas dan dinginnya.
Yunfei mengiyakan sambil tersenyum sebab diceritakan dia melatih fisiknya lama disana. Melihat senyuman wajah puteri, Yunfei merasa sangat terbuka hati.
Sesaat saja mereka sudah sampai di perpustakaan. Sang nenek menjelaskan kepada puteri fungsi ruangan ini kesemuanya dan jika suka dia boleh membaca-baca buku di sini.
Sang kakek terlihat serius, dia membawa 2 buah buku. Yunfei melihat kedua buku ini berjudul "Kong" atau artinya kosong. Yunfei merasa tahun-tahun kemarin buku ini belum terdapat di ruang perpustakaan.
Sang kakek menjelaskan kepadanya.
"2 Buku ini mengenai riwayat 2 orang dan kedua orang ini tidak diketahui siapa."
Yunfei tercengang mendengar perkataan sang kakek.
"2 Orang ini adalah suami dan istri. Keduanya berada di selatan dan keduanya memiliki Ilmu silat yang tidak ada bandingannya. Selama 3 tahun terakhir, aku mencoba meneliti kedua orang ini."
"Apakah kedua orang ini jahat?" tanya Yunfei.
"Justru sebaliknya...
Kedua orang, suami istri membersihkan semua kejahatan di selatan dan tenggara (Jiangnan). Di sepanjang kedua daerah semua perampok sungai, laut sampai perampok gunung bersih. Sampai-sampai pejabat negara yang jahat juga diselesaikannya." tutur sang kakek.
Yunfei terkagum mendengar perkataan sang kakek. Jika ada orang seperti demikian di dunia, mungkin selanjutnya dia juga akan bertindak seperti keduanya. Dari awal cerita sang kakek, Yunfei merasa bergairah dan selanjutnya cita-citanya langsung hendak meniru kedua orang ini.
"Buku-buku kedua orang ini yang ada hanya tindakan saja, karena bersifat tindakan maka sebenarnya 2 buku ini isinya tetap sama. Untuk si wanita, dia mempelajari Beji Shengong, Nanji Shengong, Dongxi Yinyang Shengong dan kesemuanya lengkap..." tutur sang kakek.
Yunfei terkejut. Dia berpikir jika ada orang yang sanggup mempelajari dan meyakini 3 Ilmu di atas secara bersamaan tentu sudah pasti luar biasa sakti.
"Bagaimana dengan yang pria?" tanya Yunfei.
"Pria pernah terlihat 2 kali bertindak. Ilmu yang terlihat adalah ilmu pedang yang tanpa pedang." tutur sang kakek.
Yunfei mendengar perkataan kakeknya dan menimbang-nimbang bahwa ilmu silat sang pria ini pasti sudah sangat luar biasa.
"Mengenai luka dalam yang belum nampak dari istrimu itu, ada baiknya kalian ke selatan dan melihat-lihat. Luka dalam bisa disembuhkan tetapi salah pelatihan tidak ada obatnya. Tetapi kuyakin bahwa kedua pasangan ini bisa membantu istrimu." tutur sang kakek sambil melirik ke arah puteri.
Puteri tentu tahu bahwa sang kakek sedang mengejeknya, Ia melihat sang kakek dengan mata melotot dan sikap marah.
Yunfei tertawa melihat wajah puteri yang masam murung tetapi terselip senyum senang.
Sang kakek melanjutkan perkataannya.
"Adalah hal yang mustahil jika yang sebagai wanita itu sanggup mempelajari Dongxi Yinyang dan Beiji Nanji Shengong bersamaan. Oleh karena ini, sebaiknya memang kamu bawa saja istrimu ke selatan sekalian bulan madu menikmati Jiangnan."
Kali ini si nona marah, dia berteriak.
"Kakek!!!!"
Karena suara nona marah ini berteriak membahana, sang kakek menjulur lidah sedangkan Yunfei tidak berani tertawa.
"Aku kehilangan 11 murid sejak mengikuti Iblis pedang. Dan 2 orang lainnya hilang di Jiangnan, tidak ada kontak. Sepertinya memang sudah terjadi sesuatu mereka di daerah selatan." tutur sang kakek kemudian dengan serius.
Yunfei berpikir sebentar lantas dia berkata.
"Jangan-jangan Dugu Shenlang?"
"Hilangnya hampir bersamaan, mereka tidak memberikan kontak sejak 2 hari lalu." tutur sang kakek.
Kemudian dia melanjutkan.
"Dugu Shenlang asalnya adalah adik seperguruan Iblis pedang, Jianmo. Jianmo memilik 3 adik seperguruan yang kesemuanya adalah pesilat yang sangat hebat."
Yunfei merasa menyesal tidak menghabiskan Dugu Shenlang pada saat di Luoyang, dia menghela nafas sambil berkata.
"Jianmo dan adik-adik seperguruannya seperti memang memilik akar yang sama."
Tiba-tiba terdengar nona Li berteriak keras.
Yunfei dan kakek melihatnya, dia sedang memegang buku riwayat Li Yuan, ayahnya.
"Apakah ini benar kakek?" tanya Li Yanping kepada sang kakek.
"Tentu saja benar. Buku itu tidak berbohong.." tutur sang kakek.
Tetapi Li Yanping tidak mempercayainya. Lantas dia berkata.
"Buku ini bisa saja ditulis siapapun..."
"Aku tidak berkepentingan untuk sembarang menulis dan aku memiliki bukti, coba buka halaman buku."
Li Yanping terkejut melihat belakang dari buku ini terselip 2 buah surat. Yang 1 dia tahu memang isinya, tetapi betapa dia terkejut bahwa surat ini ada di desa misteri. Tetapi yang kedua juga tulisan tangan ayahnya. Dia baca-baca dan terkejut, dia menangis.
Yunfei hanya menghela nafas melihat si nona yang mengetahui kebenaran. Si nona berkata.
"Apakah tiada beda ayahku dengan Sui Wendi atau Han Gaozu?"
Li Yanping terkejut karena membaca surat ke-2. Surat 1 adalah surat ayahnya ke mereka semua pada tahun 617 untuk menarik diri pada saat dirinya hendak memberontak. Surat ke 2 adalah surat yang juga ditulis ayahnya, kepada seseorang yaitu Kaisar Sui, Yang Guang. Isi suratnya adalah:
"Atas nama langit, Aku, Li Yuan akan menghukum-mu.
Kejahatanmu sebagai Kaisar Sui, Yang Guang sudah mengkhawatirkan semua rakyat dari utara, selatan, timur dan barat. Anda tidak layak menjadi seorang kaisar sejak Kaisar Wen yang bijaksana anda bunuh dan dia merupakan ayahanda. Aku sebagai paman akan melaksanakan perintah dewa menghukum-mu.
Tertanda,
Jenderal Li Yuan.
"
Li Yanping sangat terkejut karena tanggal surat itu, tahun 617 bulan 5 tanggal 12. Sedangkan mereka menerima surat Ayahanda tanggal 13 bulan 5 di tahun 617. Dengan begitu, bahwa surat dikirim ke Kaisar Yang Guang adalah 1 hari sebelumnya. Ini adalah maksud bahwa jika Yang Guang duluan membunuh kedua puterinya maka dia memiliki alasan balas dendam selain memberontak yang berarti ingin menaikkan derajat sendiri menjadi Kaisar.
"Aku tidak percaya..." tutur Li Yanping yang masih menangis.
Yunfei menenangkan dirinya. Dan melihat mata nona ini dalam-dalam, lantas dia berkata.
"Politik selalu kejam, inilah alasanku tidak akan pernah hendak terlibat di dunia politik. Bisa saja aku memberi saran tetapi jika mengharuskan diriku terjun disana, tentu jangan berharap sekalipun."
Si nona masih bersedih hati tetapi dia sudah agak tenang.
"Kakek, sejak kapan kedua surat ini berada disini?" tanya Yunfei.
"5 Hari sejak kamu meninggalkan desa misteri, muridku membawa kedua surat ini." tutur sang kakek.
"Semua hal disini, di perpustakaan ini tidak lolos dari pantauan. Nona boleh coba-coba membaca semuanya. Tidak ada sesuatu yang berupa kebohongan dan tiada kepentingan kakek Feng untuk mengoreksi semua ini." tutur Yunfei lagi.
Si Nona mengangguk-angguk, dia percaya kepada Yunfei.
"Ahh Ini dia." kata si kakek.
"Ada apa kakek?" tanya Yunfei.
"Kedua orang yang kusebut di atas mungkin akan berjumpa dengan kalian. Setahun lalu pernah diriku ke Jiang-nan tetapi kedua orang ini tidak berniat menemuiku. Mungkin mereka hendak menemui kalian...." tutur sang kakek.
"Mengapa?" Yunfei menanyainya.
"Hmmm... Ini perkiraanku saja, yang pria sudah termasuk pendekar tanpa tanding. Bagaimana dirimu setelah mempelajari Tianzhong Dagong? Apakah merasa kesepian tanpa tandingan?" tanya sang kakek.
Yunfei berpikir beberapa saat, dia menjawab Ia.
"Oleh karena itu, sering dirimu mencuri sapi, ayam, kambing, guci arak sampai segentong kamu curi. Ini tidak heran..." jawab kakek terkekeh.
Yunfei tertawa, nona yang mendengarnya juga ikutan tertawa. Hari ini dia baru tahu bahwa keanehan di Hancheng, tiba-tiba banyak ternak di kemah pasukan Tang karena ulah Yunfei. Wajahnya yang tadi masih mengembang air mata sekarang sudah ceria.
"Baiklah... Akan kami pergi ke Jiangnan.." tutur Yunfei lagi.
"Dari sini, hendaknya kamu jalan dari Xuchang, kemudian turun ke Xiangyang, dari Xiangyang baru menyeberang ke Jiangling melalui Changjiang (Yangtze), dari Jiangling barulah berhenti di Changsha terlebih dahulu. Jika pengetahuanku benar maka kedua pasangan ini tidak jauh dari Changsha." tutur sang kakek. Yunfei mengiyakan perkataan sang kakek.
Keesokan harinya, keduanya minta pamit kepada kakek Feng dan nenek Huo. Karena kuda ingin mengikutinya, sang kakek juga mengizinkan. Yunfei naik kuda biasa sedangkan Li Yanping naik kuda putih perak ini. Sebelum berangkat, Yunfei menitipkan pedang berat-nya karena pertama tidak leluasa, kedua bahwa pedang ini muncul di dunia persilatan akan membuat semua orang tertarik untuk merebutnya.
Karena tujuannya bukan mencari lawan, sedangkan mencari kedua orang yang berilmu silat sangat tinggi Yunfei tidak ingin menampakkan sesuatu yang tidak perlu dan berlebihan.
Sang kakek mengetahui maksud Yunfei lantas dia menerima pedang berat ini dititip di desa misteri, tetapi dia memberikan sebilah pedang yang lumayan bagus. Dibuat oleh pandai besi terbaik, sebuah pedang yang meski bukan pedang pusaka tapi sangat cocok untuk pesilat yang menggunakan pedang.
Keduanya berangkat ke arah selatan. Semuanya berjalan sangat baik dan lancar, keindahan daerah Jiang-nan dinikmati seakan kedua pasangan ini sedang bulan madu. Hanya saja Yunfei selalu menjaga adat kesopanan, dia dan nona ini menikmati perjalanan daerah yang dijuluki teritori seribu sungai di selatan. Mereka berdua tiba di Changsha dengan perjalanan selama hampir sebulan kalender, sekitar bulan 3 musim semi tahun 621.
Changsha adalah kota yang padat penduduk, di selatan kota ini bisa dibilang sebagai Ibukota. Perdagangan utama wilayah ini adalah sutra yang terkenal. Sutra ini sampai di kirim ke asia tenggara, dan produksi teh di wilayah Changsha juga sangat mengagumkan.
Yunfei tiada info bagaimana sebaiknya mencari kedua orang ini tetapi dia percaya bahwa kedua orang ini akan mencarinya sesuai dengan perkiraan kakek Feng. Hari ke 2 sampai, mereka masih jalan-jalan sekitar kota, dan kembali ke penginapan pada saat sore hari. Justru saat itu, mereka mendapatkan surat yang dititip ke pemilik penginapan. Yunfei tersenyum karena perkiraan kakek Feng benar sekali.
Dia buka dan baca surat yang berbunyi:
"20 Li sebelah selatan Changsha, Danau Nianjia."
Yunfei bersiap bersama si nona, dia berkata.
"Itu orang hendak menemui kita. Tetapi harus berhati-hati, meski dilihat dari sikap kedua orang misterius ini sangat baik tetapi kita tidak tahu mereka berdua itu siapa."
Si nona mengangguk. Mereka segera mempersiapkan barang-barang mereka dan menuju ke Danau Nianjia.
Hanya sesaat, mereka sudah menemukan sebuah danau, di pinggiran sebuah danau terdapat sebuah wisma yang tertulis "Wisma Keindahan Nianjia"
Yunfei melihat di wisma tiada orang yang berjaga, dia berjalan masuk dengan hati-hati. Si nona mengikutinya dari belakang. Sampai di sebuah taman, dia melihat ada 2 orang berdiri di depan pintu wisma. Seorang lelaki yang memakai topeng muka dan seorang wanita yang cukup tinggi. Kedua orang ini diperkirakan Yunfei terutama wanita tersebut sekitar umur 50, tetapi wajahnya masih terang tiada keriput dan sangat cantik. Sedangkan pria di sebelahnya yang memakai topeng, mengikat pedang di sabuk hanya menatap mereka berdua.
"Selamat datang di wisma Nianjia, anda berdua datang tujuannya mencari kami?" tanya wanita ini.
Yunfei mengiyakan karena ada sedikit permintaan dirinya dan nona ini hendak berdiskusi.
Wanita ini maju beberapa langkah ke arah mereka dan secara tiba-tiba dia bergerak ke arah Yunfei. Telapak wanita ini di arahkan ke dada Yunfei, dia sudah menyerang. Yunfei yang melihat telapak lawan datang sangat cepat, mengarahkan jarinya untuk melayani telapak wanita. Seberkas energi keluar dari jarinya Yunfei tetapi wanita terlampau gesit, hanya bergerak ke kiri dia menghindar. Justru saat ini, Yunfei melihat si pria bertopeng sudah tidak berada di tempatnya. Pria ini sudah menyerang Yunfei dengan pedang di tangan. Yunfei yang terkejut, mundur 5 langkah ke samping sambil mencabut pedang di pinggang. Tusukan pedang lawan mengarah ke perut, 1 titik dan tiada terasa ada serangan tipuan.
Dengan serangan yang sama Yunfei menusuk ke ujung pedang lawan, dan sesaat kedua benturan energi membuat Yunfei bergerak mundur 1 langkah ke belakang demikian juga lawannya.
Baru saja Yunfei hendak memainkan pedangnya, pemuda ini terkejut sebab si wanita sudah menahan Yanping dengan gerakan seperti hantu dia berada di belakang nona, menutuk si nona dan mengangkat si nona "terbang" ke atap wisma.
Bersambung....
0 komentar:
Posting Komentar