Pages

Jumat, 19 Maret 2021

Novel Riakan Awan Iblis Pedang Bab 19

 

Bab XIX - Kekacauan Di Kota Raja, Chang’An

Karena sifatnya adalah panggilan mendesak dari Ibukota, Yunfei dan Yanping segera berangkat. Untuk pengaturan pasukan diserahkan oleh Yanping kepada wakil panglima secara sementara sampai adanya ketentuan mandat dari ibukota. Baik Yunfei dan nona berangkat ketika pagi menjelang keesokan harinya, keduanya memakai kuda cepat untuk segera sampai ke ibukota, Chang-an.

Yunfei berpikir dahulu dirinya pernah ke Chang-an, saat itu masih dikuasai oleh Sui Yang Guang, sekarang keadaan sudah berbeda. Begitu melewati hutan selatan saat dia mengerjai Yanping, pemuda tersenyum-senyum, sedangkan Yanping yang jelas tahu hutan ini, marah-marah dan memakinya. Yunfei hanya tertawa-tawa mendengar makian Yanping, dia juga tidak membalas perkataan si nona.

Begitu keduanya sampai di Ibukota sebelah selatan, mereka berdua di sambut oleh dua menteri yaitu Xiao Yu dan Feng Deyi. Xiao Yu memiliki pangkat setinggi perdana menteri sedangkan Feng Deyi adalah guru besar dinasti Tang di bawah Li Yuan. Keduanya berpikir karena ini penting, maka segera ke istana raja dan menghadap Li Yuan. Kota raja sangat luas karena termasuk kota raja yang paling banyak dipakai oleh Kaisar-kaisar sejak dari Dinasti dulunya. Tetapi setelah dinasti Sui jatuh, Li Yuan memindahkan kota raja ke sebelah barat kota dan menyambung ke kota raja milik dinasti Sui. Begitu dekat gerbang, mereka wajib turun dari kuda dan mengganti ke kereta kuda yang sudah disediakan.

Yunfei dan Yanping turun bersama, menyerahkan kuda ke petugas istana. Dia berjalan hendak melewati gerbang depan istana tetapi ketika dekat dengan gerbang utama, dia ditabrak dari samping oleh seseorang. Yunfei mengenal orang ini. Dia adalah Wen Wei, dari desa misteri.

"Ada apa?" tutur Yanping.
Yunfei mengatakan tidak bermasalah.
Sedangkan Xiaoyu yang melihat penduduk biasa berani menabrak Yunfei segera berteriak meminta pasukan untuk mengejar. Yunfei mengangkat tangannya dan mengatakan semua baik-baik saja, pasukan tidak jadi bertindak dan mereka kembali mengawal Yunfei.

Ia mendapat sebuah kertas kecil, kemudian Yunfei yang berjalan bersama Yanping di belakang segera masuk ke kereta kuda. Di dalam kereta kuda, dia mengeluarkan kertas kecil ini, terdapat tulisan tetapi setelah dilihat dia segera mengerti. Dia meminta kaca kecil yang biasa dibawa kaum wanita dan tentunya Yanping membawa barang demikian di bungkusan tasnya. Dengan melihat melalui kaca, Yunfei membaca tulisan : "Sudah berubah"

Yunfei tersenyum membaca tulisan tersebut. Lantas dia koyak sampai kertas kecil hancur.
Yanping yang tidak mengerti, menanyainya sedangkan Yunfei hanya memberi kode untuk tidak bersuara. Dia tempelkan bibir ke telinga si nona sesaat tercium harum rambut si nona dan wangi tubuhnya.
Si nona seketika hendak marah karena dipikirnya Yunfei hendak mengatakan sesuatu. Yunfei memang hendak memberitahukan isi surat tetapi dia terpaku karena terlalu dekat dengan si nona. Si nona mendorongnya dan wajahnya bersemu merah.

Yunfei jadi salah tingkah, dia hendak memberitahukan kepada si nona kembali tetapi dia merasa kurang sopan. Terakhir dia hanya meminta maaf dan melihat ke jendela, membuka tirai melihat pemandangan kota raja. Yunfei berpikir tidak begitu masalah jika si nona memang tidak mengetahui isi surat itu.
Sepanjang perjalanan, pemuda ini waspada penuh karena isi surat ini jelas mengatakan "sudah berubah" dan Wen Wei yang mengambil resiko untuk menabraknya tentu maksudnya juga diketahui pemuda yaitu memintanya berhati-hati.

Perjalanan 15 menit membawa mereka ke ruang utama kota raja dinasti Tang.
Yunfei terkesima melihat pelataran dan ruangan kekaisaran Tang begitu besar dan luas , dibangun pada tahun 619 setelah Li Yuan naik tahta dan selesai di awal tahun 621. Kedua muda-mudi ini segera turun dari kereta, mereka melihat pasukan pengawal kerajaan berdiri di kanan kiri depan istana dan posisinya sangat rapi, semuanya garang-garang dan hanya melihat ke arah depan tanpa melihat ke mereka yang baru sampai.

Setelah masuk ke dalam, Yunfei dipersilakan berdiri di depan kiri sedangkan Puteri berdiri di sebelah kanan. Xiaoyu beserta Feng Deyi berdiri di sebelah Yunfei. Tidak berapa lama terdengar kasim berteriak bahwa Kaisar sudah sampai. Mereka semua menjalankan adat sebagaimana bertemu dengan Kaisar.
Yunfei melihat Li Yuan yang duduk di singgasana Kaisar, sikapnya agung dan berbeda dengan 6 tahun lalu ketika dia masih seorang Jenderal dari Dinasti Sui. Dia maju dan bersujud kepada Baginda Kaisar dan bertanya kepadanya ada keperluan apa mencarinya bersama Puteri Changsha.

Li Yuan berkata.
"Anda, pangeran Changle sudah melakukan hal-hal yang sangat baik di sebelah barat. Diriku memanggilmu untuk menanyaimu. Sepanjang perjalanan dengan putriku, dirimu yang masih belum menikah dan puteriku ini juga belum menikah. Hanya saja puteriku sudah kujodohkan 1 bulan lalu dengan klan Ashina dari utara (Tujue Timur). Sekarang mereka hendak membawa puteri Changsha ke utara dan kemudian disini kita akan menikahkannya dengan pangeran Ashina bulan depan ketika keduanya balik kembali ke Ibukota..."

Sampai disini Li Yanping sangat terkejut, dia segera bersujud dan memohon untuk dibatalkan pernikahan ini. Li Yuan menunjuk puterinya dengan marah.
"Kamu sudah bertindak kelewatan, Kamu seorang puteri kerajaan bukan itu kaum persilatan yang bisa-bisa sesuka hati keluar dari norma-norma kekaisaran dan berduaan dengan hanya rakyat-rakyat jelata."

Feng Deyi keluar dari barisan dan memberi saran.
"Baginda, Kami yang diluar keluarga dilarang ikut campur. Tetapi jika tuan puteri memang sudah berketetapan hati, pemuda ini juga memiliki silsilah keluarga yang sangat baik."

"Ohh??" Li Yuan terhentak mendengar perkataan Feng Deyi.

"Pemuda ini asal Hancheng, dia berasal dari keluarga Feng. Ayahnya adalah Gao Jiong yang berhasil mendukung dinasti Sui. Ayahnya termasuk seorang pahlawan besar." tutur Feng Deyi.

Li Yuan berdiri dia mengelus jenggotnya dan terlihat berpikir sebentar tetapi dia menyanggah.
"Bagaimanapun pernikahan puteriku dengan klan Ashina tidak bisa dibatalkan. Puteriku memang ada beberapa orang hanya saja mereka belum beranjak dewasa."

Sejak meninggalnya istrinya -  Nyonya Dou Yu, Li Yuan sempat menikah dengan ibunda Yanping, tetapi Ibunda nona ini meninggal tidak lama setelah melahirkan puterinya. Dan kemudian Li Yuan memiliki 2 istri yang melahirkan 4 puteri namun umur keempat puterinya masih sekitar 8 dan 11 tahun saja. Jika memang Tujue timur hendak melakukan pernikahan politik maka Yanping sudah pasti adalah target utama dari Li Yuan.

Yunfei sedari tadi hanya diam saja, dia berpikir tidak bagus untuk menganggu urusan keluarga Li, apalagi ini adalah keluarga kerajaan. Tetapi dirinya bertekad bulat jika benar-benar nanti Li Yuan hendak menahan mereka berdua paling banter dia lari saja bersama si nona. Dunia begitu luas tidak susah bagi keduanya mencari tempat tinggal yang aman.

Justru di saat itu, Li Shihmin sudah meminta untuk menghadap Kaisar. Kaisar mempersilahkan putera keduanya untuk masuk. Li Shihmin menjalankan adat kerajaan dan memberikan saran.
"Pemuda ini adalah seorang yang sangat pintar, selama beberapa dekade ini tidak ada yang sanggup menandingi ini orang. Jika pemuda ini mengabdi kepada Dinasti Tang tentunya Timur Barat Selatan dan Utara tidak perlu dikhawatirkan."

Li Yuan menjawab puteranya.
"Aku sudah berketetapan hati, sekarang baru memerintah Li Ji untuk menyerang bersama Li Xiaogong ke selatan untuk mencaplok wilayah Jiang-nan semua. Dan di utara harus ada orang yang sanggup menahan Ashina dan keluarganya. Klan Ashina meminta kita untuk menyerahkan puteri kerajaan untuk pernikahan politik. Pernikahan seperti demikian bisa membuat hubungan kedua negara awet sampai berpuluh-puluh tahun."

Li Shihmin membantah, dia berkata.
"Orang-orang utara sangat licik, Nantinya puteri pasti akan kesusahan disana. Dan Orang utara tentunya malah menjadikan puteri menjadi sandera mereka dan memaksa kita menurut."

Li Yuan marah ketika mendengar perkataan Li Shihmin.
"Kalian tidak usah lagi membujukku, ketetapan hatiku sudah sangat keras."
Dia panggil pasukan untuk menahan puteri Changsha. Tetapi Yunfei segera keluar, dia memberi hormat.
"Baginda Kaisar, hendaknya membatalkan keputusan untuk pernikahan puteri Changsha ke utara."

Li Yuan yang melihat Yunfei maju dan berkata-kata segera marah. Dia menunjuk.
"Kau bukan siapa-siapa, jangan kira karena puteriku menyukaimu malah bisa sesuka hatimu menentang keputusanku."

Yunfei tidak menjawabnya tetapi berjalan ke sebelah puteri Changsha, dia membimbingnya berdiri. Sedari tadi puteri ini sudah menangis, Yunfei memandangnya dengan senyuman. Lantas dia menggandeng puteri Changsha untuk keluar dari ruangan istana. Ketika dia berjalan, Xiao Yu meneriakinya.
"Kau tidak bisa keluar hidup-hidup dari sini."

Yunfei memandang ke belakang, dia melihat pandangan semua orang ke dia. Dia lihat Li Yuan yang masih marah, kemudian dia perhatikan wajah Xiao Yu yang matanya melototinya, Feng Deyi hanya menghela nafas dan menggelengkan kepala. Li Shihmin menggelengkan kepala memberinya kode untuk tidak bertindak.
Tetapi Yunfei tidak mempedulikan mereka semua, dia gandeng wanita ini ke depan pintu dan dilihatnya pasukan pengawal sudah ribuan orang mencegatnya dan pemimpin pasukan ini adalah beberapa orang sangat dikenalinya. Adalah Qin Qiong, Yuchi Gong, Chai Shao mereka bertiga yang sudah sedia senjata di tangan mereka masing-masing.
Bedanya mereka berada di tengah pasukan dan berkuda, ini adalah formasi 8 diagram Tao, tujuannya untuk menyebar dan mengepung orang. Chai Shao bertiga mengambil posisi tengah dan jika Yunfei hendak melarikan diri dengan menggunakan ilmu ringan tubuh maka mereka lebih gampang mengejarnya daripada langsung berhadapan.

"Hari ini, kita memang berada di jalan yang berbeda meski kita bersaudara." tutur Yunfei.
Ketiganya diam dan tidak berkata apa-apa.

Yunfei memang tidak bersenjata karena dilarang oleh kerajaan memasuki wilayah kota-raja sambil memegang senjata sedangkan mereka semua bisa bersenjata karena sudah diatur sedemikian rupa jika dirinya membantah perintah Kaisar maka dia akan ditangkap. Yunfei sudah berketetapan hati, dia berjalan menggandeng puteri Changsha. Pasukan-pasukan yang berada disini seperti membuka jalan karena pertama mereka belum mendapat perintah, kedua mereka sangat gentar dan hormat kepada Yunfei sebab sebagian pasukan penjaga ini adalah orang-orang yang pernah melihatnya di bawah gerbang Luoyang. Giliran dia berjalan ke tengah dan sekarang berhadapan dengan saudara seperguruannya.

"Saudaraku... Kamu tidak sanggup lari, menyerahlah." terlihat Chai Shao maju terdepan untuk menghalanginya.
Yuchi Gong dan Qin Qiong tidak bisa berkata apa-apa tetapi keduanya sudah siap dalam posisi menyerang.

"Maafkan aku..." tutur Yunfei memberi hormat dan segera dia mainkan kaki ke samping.
Energi nya yang kuat menabrak pasukan disamping dan semuanya berpencar. Yunfei menarik tangan satu pasukan yang memegang pedang yang berada di samping kanannya dan pedang di tangan pasukan sudah direbut, sambil menggandeng nona dengan tangan kiri, dia maju dan lari melalui celah yang terbuat tadinya karena pasukan yang sudah dijatuhkannya.

Begitu dia melangkah ke samping, Yuchi Gong dan Qin Qiong sudah menghalanginya sedangkan Chai Shao menjaga dari belakang. Yuchi Gong maju dan memukulkan gada ke arah bahu kiri Yunfei, sedangkan Qin Qiong mengarahkan pedang menyerang ke sebelah kanan mengincar bahu Yunfei.
Melihat keduanya sudah bergerak. Yunfei mengangkat pedang, dia gunakan ilmu menempel dan yang jadi sasaran kali ini adalah pedang Qin Qiong. Pedang Qin diarahkan membentur gada Yuchi Gong. Keduanya mundur dan merasa tangan mereka ngilu. Dengan mengangkat kaki, dia loncat dan berlari sambil menggandeng si nona. Tujuannya adalah pintu gerbang besar di tengah. Puteri terlihat sangat bersemangat seperti Yunfei, dia ikut mainkan kakinya untuk lari keluar gerbang kota-raja. Sedangkan keduanya tahu sedang dikejar pasukan kerajaan yang jumlahnya sekitar ribuan orang. Chai Shao yang tadinya di belakang Yunfei, mengejar dan berteriak.
"Menyerahlah adik kedua!"

Ketika jarak antara mereka berdua dengan gerbang sekitar 50 tombak. Di gerbang kota sudah tersedia pasukan bersembunyi, mereka keluar dan membentangkan panah. Yunfei melihat pasukan ini dipimpin oleh Li Jiancheng atau Yin Taizi (Putera mahkota Yin) dan di samping Li Jiancheng terlihat seorang panglima tinggi 7 kaki dengan memegang pedang siap di tangannya namun Yunfei tidak mengenalnya.

Seketika ratusan anak panah di arahkan ke Yunfei, Yunfei terkejut karena pemanah ini bukan pemanah biasa tetapi pasukan khusus untuk berperang. Dia segera arahkan si nona di belakang punggungnya lantas dengan Ilmu pedang tingkat ke-3 Menyambut surgawi, dia sapu semua panah yang ke arahnya sambil berjalan santai ke depan.
Ilmu pedang tingkat ke-3 ini sangat cocok untuk menghadapi semua serangan dari segala arah, dirinya terlihat sangat gampang menyampukkan panah dan semua panah itu diarahkan ke belakang yaitu Qin, Yuchi dan Chai Shao. Ketiga orang ini sangat terkejut dan bertahan sambil mundur menyampuk anak panah yang seperti hanya lewat dari tubuh Yunfei dan malah terlihat menargetkan mereka bertiga.

Yunfei berjalan sambil menyampuk panah, tadinya jarak dengan pemanah adalah sekitaran 50 tombak, sekarang sisa hanya 20 tombak karena sambil memutar pedang Yunfei berjalan ke depan gerbang utama.
Sesaat kemudian, pasukan panah berhenti memanah dan di tengah pasukan itu keluar seseorang yang berkuda besar, Yunfei mengenali ini orang yang tiada lain adalah Li Xuanba.

"Saudara Yunfei, sudah saatnya menyerah saja.." tutur Li Xuanba.
Yunfei melihatnya dengan tersenyum dia bertanya.
"Saudara Xuanba, jika hari ini digantikan ke dirimu. Apakah kamu juga akan menyerah melepas atau melakukan hal yang serupa denganku?"

Wajah Xuanba terlihat murung, dia menjawab.
"Mungkin sama dan jika kamu di pihakku, kamu juga akan melakukan hal yang sama seperti yang aku lakukan."

"Mari.. " tutur Yunfei sambil mengarahkan ujung pedang ke arah Li Xuanba. Yanping merasa sangat bersalah hari ini, dia melihat kakak ketiganya dan berkata.
"Mohon kakak ketiga jangan halangi kami.."
Tetapi Li Xuanba tetap bergeming dan tetap yakin akan keputusannya menempur Yunfei.

Yunfei mendorong pelan Yanping ke samping, si nona terlihat melayang 5 tombak di samping kirinya. Melihat lawan sudah siap, Li Xuanba segera loncat dari kuda dan mengayunkan kapak beratnya dari atas ke bawah. Yunfei melihat serangan kapak yang sangat kuat ini, menghindar ke kanan. Kapak yang belum menghantam tanah sudah bergerak mengikuti tubuh Yunfei. Yunfei sudah menyadari dari awal bahwa kapak tidak akan berhenti lantas dengan bersalto dia menusuk ke sisi badan kapak lawan. Tusukan Yunfei pas ke kapak dan dengan tenaga menyedot dia hendak menyedot kapak lawan dan dilemparkan ke belakang.
Tetapi Li Xuanba adalah petarung yang sangat kuat, tidak nanti segampang itu dia tersedot tenaga dalam lawan. Dia mengangkat kapak dengan seruan keras, pedang sudah terlepas dari kapak yang tadinya menempel.
Kembali dia ayunkan kapak ke arah Yunfei yang berada di samping kirinya sekarang, dia tebas 2x dan menghasilkan energi bulan sabit ke arah Yunfei. Yunfei yang melihat energi kapak lawan yang sangat keras segera menarik nafas, dia gunakan Tianzhong Dagongnya menyabet 2x ke arah energi kapak lawan. Sebelum mengenai ke pedang, kedua energi berhasil dipentalkan lewat samping kiri dan kanan Yunfei, akibatnya pohon di belakang sudah tertebang kutung meski jaraknya masih 20 tombak ke belakang.
Yunfei tersenyum melihat kehebatan Ilmu silat lawannya, Dia memuji:

"Ilmu Kapak yang sangat hebat."

Namun segera dia maju melompat ke arah Xuanba. Kali ini dia praktekkan Ilmu pedang yang dilihatnya ketika bertarung dengan Li Jie yaitu tingkat ke 6 ilmu pedang Li Jie. Dia tusuk dengan pedang ke arah 1 titik pergelangan tangan Xuanba tetapi menghasilkan 6 titik melebar.
Xuanba yang melihat bagusnya ilmu pedang lawan segera memutar kapak besarnya seperti kipas dan berputar kencang. Energi Tianzhong Dagong Yunfei menghantam kapak yang diputar kuat. Hasilnya suara pecah pedang patah Yunfei terdengar, tetapi Li Xuanba terlihat terdorong 3 langkah ke belakang.
Xuanba tertawa besar ketika melihat hasil pertarungan ini.
"Ilmu pedang yang hebat saudara."

Yunfei tidak berhenti, dilihatnya di kakinya masih banyak anak panah, dia sapu dengan kaki dan disedot mengelilingi tubuhnya sendiri kemudian mengontrol semua anak panah itu berputar seakan melindungi diri sendiri dan terakhir Yunfei arahkan anak panah menyerang semuanya ke Li Xuanba.
Semua orang berteriak meminta Li Xuanba hati-hati karena ini adalah ilmu silat yang sangat mematikan, namun Li Xuanba memutar kapak sekali lagi, kali ini dengan tenaga penuh dia menahan gempuran panah-panah, hasilnya semua panah yang mendekati dirinya tersampuk patah tetapi tenaga sisa dari gempuran panah membuatnya mundur 20 langkah. Meski tidak terluka dalam tetapi serangan panah ini seperti serangan ratusan pedang mengarah kepada dia sekaligus dan tentu-nya serangan anak panah Yunfei berbeda dengan serangan anak panah pasukan Li Jiancheng tadi.

Justru ketika Li Xuanba hendak bergerak ke depan sambil menebas dengan kapak, terdengar suara dari belakang gerbang. Suara seorang wanita yang meminta pertarungan dihentikan. Kemudian semua orang melihat seorang wanita berkuda yang datang.
Yunfei melihat wanita ini tiada lain adalah Li Xiaoping, berkuda cepat menuju tempat puteri Changsha berdiri. Xiaoping segera turun dari kuda, berjalan dan menghampiri adik kecilnya ini. Dia berkata.
"Keputusan ayah sudah tetap tetapi jika dirimu hendak lari maka pikirkanlah akibatnya. Semua orang akan mengejar-mu jika sanggup keluar dari sini. Dan Yunfei juga mengalami hal yang sama, apakah kamu menginginkan hal demikian?" tanya Xiaoping menatap lekat adik perempuannya.

Li Yanping menangis ketika mendengar perkataan kakaknya. Yunfei yang berada tidak jauh sudah mendekati Yanping. Yanping beralih pandangan ke Yunfei, dan berkata.
"Kamu pergilah... Jika memang jodoh, kita selalu akan bersama tetapi jika tidak, nantinya langit juga tidak akan merestui kita berdua."

Yunfei merasa sakit hati, dia memandang Yanping dan memeluknya lalu berbisik,
"Jika benar dirimu hendak dinikah-kan secara politik, nantinya diriku akan menculikmu sebelum pernikahan ini terjadi."

"Akan kutunggu dirimu sampai kapanpun.. " tutur Yanping dengan tersenyum kepadanya.

Yunfei melihat ke depan, Li Xuanba dan Li Jiancheng serta seorang Jenderal tinggi itu melihatnya dengan tidak melepas mata sama sekali.
Kemudian Ia melihat ke arah belakang, dia melihat ke 3 saudara seperguruannya sedang melihatnya. Lalu dia lihat jauh, Li Yuan berdiri bersama Li Shihmin, Xiao Yu, dan Feng Deyi juga memandang ke arahnya.
Kemudian Yunfei berkata dengan suara yang terdengar pelan, tetapi semua orang disini bisa mendengarnya.

"Baginda Kaisar...
Hendaknya anda mencabut perintah untuk pernikahan politik seperti demikian. Bangsa utara sudah terlalu lama menghina bangsa Han kita. Harusnya kita sebagai orang Han mengangkat senjata untuk melawan kekejaman mereka habis-habisan.
Apalagi sekarang musuh peradaban Jianmo berada di pasukan Tujue timur, dengan menyuruh puteri Changsha ke Tujue timur sama saja memintanya menyerahkan nyawanya. Kemudian pernikahan politik hanya akan membuat rusak nama Yang Mulia dan kerajaan Tang sepanjang sejarah karena dianggap kita bangsa Han takut kepada mereka. Hendaknya Yang mulia yang sudah naik ke posisi tertinggi tidak meniru Han Gaozu atau Sui Wendi tetapi meniru Zhou Wuwang yang gagah perkasa."

Setelah berkata-kata, sambil melihat lekat-lekat ke puteri Changsha. Yunfei melirik ke samping Yanping, Pingyang Gongzu ini mengangguk pelan kepada Yunfei. Lalu dia loncat ke arah gerbang dan hanya 3 gerakan kaki, dirinya sudah menghilang. Semua jenderal tidak berniat mengejar Yunfei karena semua bertujuan menghentikan Yunfei membawa puteri Changsha dan Li Yuan juga tidak meminta Jenderal-jenderalnya untuk mengejar si pemuda.

Yunfei merasa kosong hati dan sudah melakukan hal yang salah, di Istana dia menempur habis-habisan orang yang tadinya merupakan teman dan saudara-nya. Tetapi dia menyadari ini adalah prinsip dan tiada seorang pun bisa menghalangi apa yang hendak dilakukannya. Dia keluar kota dengan langkah cepat dan setelah sampai di sebelah selatan hutan kecil, dia berhenti disana dan melihat situasi. Dia hendak mendengar apa yang terjadi di ibukota dan bagaimana nasib kekasihnya, Li Yanping. Tetapi ketika dia berpikir untuk mencuri dengar sekarang pasti tidak gampang mengingat keamanan Li Yuan pasti diperketat sejak kejadian tersebut.

Dia duduk disana cukup lama sampai keadaan sudah agak malam. Dia hendak beranjak, tetapi terdengar suara orang mendekatinya. Yunfei bersikap waspada karena yang datang ini tidak tahu adalah siapa, dia segera naik ke pohon untuk mengamati. Yunfei terkejut bahwa dia menemukan 3 orang wanita dan semuanya dikenalinya. Yaitu pendekar wanita yang membantu Li Xiaoping keluar kota sekitaran beberapa tahun yang lalu, mereka terdengar berteriak pelan.
"Tuan Feng... Tuan Feng apakah anda disini?"

Yunfei segera turun dari pohon dan mendekati mereka.
"Ada apa pendekar wanita sekalian mencariku?"

Ketiga orang terlihat senang, mereka memberi hormat ke Yunfei.
"Nona meminta kami kemari untuk mencarimu."
Yunfei senang mendengar bahwa Yanping yang meminta mereka datang dan tentunya Yanping sangat tahu dia berada dimana sekarang. Yunfei memang berada di tempat yang tiada jauh dari jembatan kemarin ketika dia mencuri pedang kebajikan.

"Kaisar Li Yuan sudah membatalkan pernikahan nona Yanping tetapi nona tidak dipersilakan keluar kota dalam 6 bulan. Kaisar masih marah-marah, sekarang Yang Mulia sedang dibujuk oleh putera kedua dan putri Pingyang."

Yunfei berterima kasih kepada ketiganya, hatinya sekarang tidak segundah tadi lagi. Dia berjalan pelan karena waktu sudah agak malam, mencari salah satu toko kecil untuk minum arak dan makan sekedarnya.
Jelang malam ketika toko sudah hendak tutup, Yunfei melihat seorang pria mendatanginya dan dia kenal pria ini tidak lain adalah Wen Wei, murid kakeknya yang di desa misteri.
"Tuan muda.. Hendaknya tuan ikuti aku."

Yunfei melirik sekeliling dan tidak mendapati orang-orang memandangi mereka berdua, dia berjalan bersama Wen Wei ke arah barat kota dan masuk ke sebuah gang kecil. Di ujung gang kecil adalah rumah yang seperti terjepit. Rumah ini terlihat sangat kecil tetapi bertingkat 2. Yunfei masuk bersama Wen Wei, dia melihat keadaan sekeliling rumah yang kecil tersenbut. Wen Wei memberikan surat dari kakek Feng kepada Yunfei, dia berkata bahwa surat ini sampai tadi pagi dan karena tadi siang Yunfei terlalu cepat sampai, dia menempuh resiko untuk menabraknya dan memberikan kertas kecil. Yunfei tertawa, dia tidak mempermasalahkan kejadian tadi siang karena dia tahu Wen Wei tadinya memang sengaja menabraknya. Dia buka surat sang kakek kemudian Ia baca.

"Sejak beberapa kasus dinilai awam, Dia yang tua sudah berubah, sekarang kamu hendak menjumpainya. Ini adalah perangkap dan sudah di atur, hendaknya kamu hati-hati." Yunfei tersenyum membaca surat yang lebih banyak kode-kode tetapi tidak langsung menunjuk ke orang-nya.

Yunfei menanyai Wen Wei kenapa dia bisa disini. Wen Wei menjawab Ia diperintahkan guru (kakek Feng) untuk mencari-nya. Yunfei bertanya bagaimana keadaan kotaraja sekarang. Wen Wei menjawab sesuai dengan yang diceritakan ketiga nona tadi.

"Siapa orang yang bersama Li Jiancheng tadi?" tanya Yunfei yang teringat seorang jenderal yang kuat, dari aura yang ditimbulkan orang itu tidak kalah dari Qin Qiong ataupun Yuchi Gong.

"Dialah Jenderal Cheng Yaojin, tuan muda..."

Yunfei teringat sang Jenderal, dia pernah membaca riwayat hidupnya. Dia berada di pasukan Li Mi, ketika Li Mi kalah oleh Wang Shichong. Dia dan Qin Qiong serta Yuchi Gong menyerah bersama Li Mi kepada Li Yuan. Dan dia tahu bahwa orang ini juga adalah kakak seperguruan Li Xuanba. Cheng Yaojin adalah jenderal yang sangat kuat, apakah dia lebih kuat dari Li Xuanba atau tidak, tidak ada yang tahu.

Tiba-tiba dari arah bawah lantai kayu terdengar suara lonceng kecil. Yunfei melihat ke bawah, Wen Wei segera membuka dan mengangkat kayu di lantai dan memperlihatkan sebuah mekanisme mirip pipa kecil.
Tidak lama, sebuah kertas terdorong keluar bersamaan air sekira secangkir. Wen Wei mengambil kertas ini dan membukanya, dia persilakan kepada Yunfei untuk membaca.

"Kepada Cucuku, Feng Shaoshi / Xue Yunfei.
Sejak 2 tahun lalu, diriku melakukan penelitian dan terakhir berhenti di sebuah airterjun di selatan, Yunnan. Air terjun ini bernama Huang Guoshu (Air terjun Buah pohon kuning), terjadi beberapa keanehan disini. Sumber tua mengatakan bahwa di belakang tirai air terjun terdapat sebuah wilayah lain dan diyakini bahwa di belakang air terjun ada kehidupan serta disana terdapat sebuah ilmu silat tenaga dalam yang sangat kuat. Hendaknya cucuku ada waktu pergilah berkeliling kesana.
Untuk jodohmu, harap bersabar dan segalanya akan teratasi."

Yunfei membaca surat ini tetapi segera terkejut, dia menanyai Wen Wei.
"Bagaimana kakek tahu padahal baru kejadian sekitar 10 jam yang lalu?"

Wen Wei tersenyum dia mengatakan.
"Guru adalah orang yang sangat luar biasa, di desa misteri dia menciptakan sebuah alat komunikasi yaitu yang seperti tuan muda lihat ini."

Ketika Wen Wei hendak melanjutkan, surat di tangan Yunfei segera terbakar dengan sendiri. Yunfei terkejut mendapati bahwa setelah surat sudah hampir kering segera terbakar.
Wen Wei tertawa, dia melanjutkan kembali.

"Murid-murid dari guru tersebar seluruh wilayah daratan, jumlahnya 150-an orang sekarang. Dari kota-kota besar kita menggali tanah dan memasukkan tabung kecil saling menyambung. Ini adalah usaha Guru selama 20 tahun terakhir dan dalam 2 tahun ini terealisasi karena baru ditemukan bahan air dan kertas ini. Surat ini dari Chenliu, jaraknya 1000 Li sampai Chang-an, melewati Hulao, Luoyang, Hua Shan, dan kemari. Dari Chang-an ini juga menyambung ke Hanzhong dan Chengdu, setelahnya menyambung ke selatan. Sistem kerja alat ini sederhana..." tunjuk Wen Wei ke sebuah gagang yang terlihat muncul dari tanah sekitar 2 kaki.

"Ini adalah sistem pompa dan hisap, jika misal tadi pesan dikirim guru dari Chenliu kemari, di kertas tertulis nama wilayah tetapi tidak tertulis huruf Chang-an. Kebetulan Chang-an adalah nomor ke 4 barat, maka kertas depan terlihat nomor 4 dan tulisan barat. Dari Chenliu nomor 1, kertas di pompa ke nomor 2 barat yaitu Luoyang, begitu murid lain melihat bahwa ini bukan untuknya, dia pompa kan lagi ke wilayah 3 barat yaitu Hua Shan dan seterusnya ke tempat ini, Chang-an. Dari Chang-an juga sudah ada pipa ke Hanzhong, dan ke Chengdu dan berakhir di Yunnan. Di sebelah utara Chenliu menyambung ke perberhentian terakhir dan orang disana, menyeberang sungai Huang baru ke Yecheng, dan pipa tersambung ke Taiyuan. Sedangkan di timur dari Chenliu, ke Bei hai. Jalur selatan lebih rumit, terbagi menjadi 2 wilayah yaitu sebelah barat laut, Wancheng, Xiangyang tidak melewati sungai tetapi melalui penyeberangan ke Jiangling, dan menyambung ke Changsha dan Wuling.  Lalu sebelah tenggara, dari Chenliu ke kota Runan terpisah jalan. Jalur timur menyambung dari Runan berakhir di Hefei. Mengenai daerah selatan mereka tetap masih dengan sistem lama dan biasanya murid di selatan kebanyakan ke Hefei untuk menerima dan membagi informasi. Sistem kerja surat ini jalan sungguh sangat cepat pergerakannya mirip kecepatan kembang api yang melesat ke atas karena di bawah tanah surat ini seperti berenang dengan sendiri.“Jelas Wen Wei.

Yunfei terkagum mendengar penjelasan Wen Wei dan mengatakan pantas saja sekarang informasi dari kakek sudah tidak begitu terlambat seperti dulu. Rupanya dalam dua tahun terakhir sang kakek sudah menciptakan kertas dan air khusus tersebut yang hasilnya sangat luar biasa.
"Bagaimana dengan kertas pesan yang terbakar?" tanya Yunfei.

"Tangan manusia adalah sumber panas, kertas ini adalah kertas khusus yang dibuat di desa misteri, kemudian air yang di bawah pipa juga air yang khusus. Ketika kertas masuk ke dalam air tidak ada masalah tulisan juga tidak akan hilang. Tetapi ketika kertas sudah kering, maka otomatis akan terbakar sendiri. Air di bawah ini juga tidak berbahaya misalkan terbakar dan tidak akan merembet."

"Luar biasa... " Puji Yunfei sambil tertawa Kemudian Yunfei bertanya kembali kepadanya.
"Oyah, bagaimana keadaan kota-raja terutama pemimpin pasukan sekarang?"

"Para jenderal sudah kembali ke post masing-masing, tidak lama lagi pertempuran dengan Tujue timur akan terjadi karena Kaisar sudah menolak pernikahan politik. Jenderal yang tadi siang menghadang tuan muda akan mengambil 2 jalan yaitu barat dan timur. Li Jiancheng menempati pos timur bersama Li Xuanba dan Li Yuanji, pos sebelah timur lebih aman karena pasukan tujue timur sudah terusir jauh. Sedangkan pos barat sepertinya akan terjadi peperangan, Li Shihmin beserta jenderal-jenderal sudah bergerak tadi siang setelah kejadian tuan muda bertarung disana. Mengenai puteri Pingyang dan puteri Changsha mereka berdua masih berada di kota raja." jelas Wen Wei.

Yunfei tertawa kemudian dia teringat pesan sang kakek yang memintanya untuk pergi ke air terjun di Yunnan. Tetapi dia merasa rindu kepada Li Yanping, dia hendak menemui nona ini sebelum pergi ke Yunnan. Wen Wei meminta Yunfei menunggu, dia ke atas lantai 2 dan turun dengan mengangkat sebuah barang yang berat, Yunfei tersenyum karena benda ini adalah pedang beratnya. Pedang dibungkus dengan kain yang panjang. Yunfei segera membantu Wen Wei, dia letakkan pedang di meja dan dia meminta Wen Wei untuk menunggu-nya sebentar, dia hendak ke kota-raja.

Keluar dari rumah kecil, Yunfei segera memainkan kakinya ke kota raja. Kota raja yang dibuat oleh Li Yuan teramat luas di pekarangannya sehingga orang tidak bisa menggunakan Ilmu ringan tubuh ke tengah aulanya melalui dinding atau atap. Yunfei hanya mempunyai 1 peluang untuk mendekati istana yaitu menyamar sebagai prajurit. Karena betapapun hebatnya kaki dan ilmu meringankan tubuh, orang tidak bisa terbang. Lalu yang bisa dia lakukan hanya bersembunyi menunggu peluang. Ketika sepasukan peronda berjalan meronda melewatinya, dia menangkap 1 orang penjaga yang di barisan terakhir dan dibuat pingsan. Dia ganti pakaian prajurit dengan pakaiannya, segera dia berpura-pura ikuti pasukan peronda berkeliling.

Ketika dirinya sampai dekat dengan ruangan besar aula kerajaan, dia meloncat keatas dan berjalan di atap, di belakang aula dilihatnya adalah tempat tinggal Kaisar dan sebelah jauh dari ruangan tengah ini adalah beberapa rumah yang lebih kecil yang diyakini Yunfei adalah tempat tinggal puteri. Karena biasanya Kaisar tidak akan menempatkan selir disini melainkan di Hougong (istana belakang) , kemudian Ia berjalan tanpa suara di atas atap dan duduk sambil mendengar suara orang di bawah yang berbicara. Yunfei mendengar bahwa kedua orang yang berbicara ini tiada lain adalah Li Xiaoping dan Li Yanping, segera bergembira. Dengan melihat keadaan pasukan peronda yang sedang tidak mendekati rumah ini, Yunfei segera turun dan masuk dari jendela.

Kedua perempuan ini terkejut karena dengan cepat Yunfei sudah berada di dalam. Dikiranya adalah prajurit oleh keduanya tetapi sebelum keduanya berteriak mereka mengenali bahwa pemuda itu tiada lain adalah Yunfei.
"Bagaimana kamu bisa masuk?" tanya Xiaoping kepada Yunfei. Tetapi Yunfei tidak menjawabnya karena dia memperhatikan Yanping yang sudah berurai air mata sedari tadi dia masuk. Suara nona terasa serak susah diucapkan, tetapi terakhir dia berkata.
"Minta maaf kepadamu kakak Yunfei, aku..."
Sampai disini, Yunfei datang kepadanya dan memeluknya. Sang kakak melihat keduanya yang dilanda asmara, tersenyum. Dia tidak mengatakan apapun tetapi melihat adiknya menangis ketika dipeluk oleh Yunfei, dia merasa lebih baik si nona ini dihibur oleh Yunfei.

Cukup lama mereka berpelukan dan ketika nona menyadari bahwa kakaknya masih disini, dia melepas pelukan Yunfei dan meminta maaf kepada sang kakak. Sang kakak mempersilahkan Yunfei untuk duduk di kursi terlebih dahulu dan selanjutnya Ia berkata.
"Biarkan aku melihat situasi di depan Istana." Dia mohon pamit dan membiarkan adiknya berduaan dengan Yunfei. Pemuda segera berterima-kasih, tetapi Li Xiaoping tersenyum karena dia tahu bahwa kedua muda-mudi yang kasmaran ini lebih baik dibiarkan berduaan karena tentu ada beberapa perkataan keduanya tentu tidak enak didengarnya.

"Besok diriku hendak ke Yunnan.." tutur Yunfei membuka suara.
"Eh? Yunnan? Kenapa begitu jauh?" tanya si nona dengan ekspresi agak terkejut.
"Kakek memintaku mencari sesuatu disana, tepatnya di air terjun Huang Guoshu." jawab Yunfei dan dia menyambung.
"Aku akan memberikan kabarku kepadamu selama disana."

"Tetapi bagaimana caranya?" tanya si nona agak penasaran. Sebab jarak antara Chang-an dengan Yunnan jauhnya sekitar 3000 Li.

"Kamu carilah di ujung kota sebelah barat, ada sebuah rumah yang masuk gang. Rumah ini berpintu warna coklat dan 2 tingkat. Disana tempat tinggal Wen Wei untuk beberapa waktu dan jika Wen Wei sudah tidak ditempat, maka kode rahasia adalah kata "Misteri", kemudian jika lawan bicara menjawab "Paman Xiang", kamu harus menjawab: "Paman Xiang usia 70 tahun sedang berladang." Maka dia akan menunjukkan kepadamu suratku untukmu. Ini adalah usaha hebat dari kakek Feng selama 20 tahun lebih."
Yunfei kemudian menceritakan bahwa jika surat sudah dibaca dan hendak kering maka otomatis surat akan terbakar.
Si nona senang tidak kepalang, dia mengatakan bahwa dalam 3 bulan dia dilarang keluar dari sini. Dan lewat 3 bulan kemudian dia hanya boleh jalan-jalan sekitaran Chang-an. Ayahnya melarang si nona berkeliaran karena memberikan surat kepada Tujue timur dan membatalkan pernikahan puterinya sebab sang puteri tidak sehat badan.

"Ayah takut dirimu datang kembali, sejujurnya karena masalah keselamatan-nya maka dia membatalkan pernikahanku. Dia merasa dirimu lebih berbahaya daripada Tujue timur." tutur si nona sambil tersenyum.

Yunfei duduk di sebelah nona, memandangnya lekat-lekat lalu pemuda ini menggandeng kedua tangannya dan mencium bibir si nona. Suasana malam yang tenang dan damai membuat kedua pasangan yang lagi dilanda asmara saling melepas rindu. Kemudian pemuda berkata kepadanya.
"Malam ini akan kutemanin bercerita dan keesokan harinya diriku akan berangkat ke selatan. Aku akan rajin mengirim surat ke tempat itu."

Yunfei melewati malam sambil berbincang dengan si nona, sampai hampir subuh dia baru minta pamit. Si nona memeluknya lama dan melelehkan air mata. Dia meminta Yunfei menjaga dirinya, Yunfei juga mengatakan hal yang sama kepada si nona. Membuka jendela, segera Yunfei berlari secara sembunyi ke tempat yang diletakkan prajurit tadi yaitu sebuah pohon, dengan memanggul prajurit yang masih pingsan Yunfei meninggalkan kota raja ke tempat tinggal Wen Wei tadinya. Begitu sampai di rumah yang ditempati Wen Wei, Yunfei membuka pintu dan terkejut melihat orang di dalam yang bersama Wen Wei. Orang ini tiada lain adalah Chang Zi, temannya yang berada di Hancheng.
Chang Zi segera memberi hormat kepada Yunfei, dia bercerita bahwa dia diminta Kakek Yuan untuk membantunya sedangkan puterinya sekarang tinggal di Wisma keluarga Feng. Melihat Chang Zi yang sudah sekitaran 9 bulan tidak bertemu tentu Yunfei sangat senang.
"Kakek Feng meminta tuan Chang ini menemani tuan muda ke Yunnan, sedikit banyak bisa saling membantu."

Yunfei tentu setuju, dia mengatakan.
"Ini prajurit masih belum siuman, ada baiknya murid desa misteri bawa dia sejauh-jauhnya dan tadi diriku memang masuk ke istana lagi. Bisa juga diancam supaya tidak boleh buka mulut. Mohon tuan Wen membantu untuk mengurusnya tetapi jangan bahayakan nyawa orang ini."

Wen Wei mengiyakan Yunfei. Dia berjanji akan melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya.
Pagi-pagi mereka keluar kota ketika matahari baru terbit, Yunfei dan Chang Zi keluar dari pintu kota selatan. Chang Zi yang sekarang sudah berbeda, Ilmu silatnya sudah cukup baik dan pelatihan Beiji Shengongnya sudah mencapai tingkat 3. Yunfei di sepanjang perjalanan mengajari tinju kepada dia dan sekaligus memintanya berlatih tingkat 4 Beiji Shengong. Sebenarnya Yunfei merasa kemajuan Chang juga sangat baik karena pelatihan Beiji Shengong sebenarnya tidak mudah, tetapi Chang selain giat dia juga dahulu belum pernah belajar Ilmu silat dan tenaga dalam maka daripada itu penyerapan ilmu nya terfokus dan tidak bercabang. Jarak Chang-an ke Yunnan sekitaran 2000 Li, mereka menempuh perjalanan sekitar 20 hari ke Yunnan.

Yunnan adalah sebuah tempat yang termasuk tropis dan cuaca disana cukup panas meski sekarang sudah masuk musim dingin di utara. Hutan-hutan di sana yang membuat udara agak adem dan bersahabat.
Pagi hari, Yunfei dan Chang Zi sudah sampai di Yunnan dan di tengah jalan murid kakek Feng menjumpai mereka berdua, dia mengenalkan diri dengan nama Xia Yi, umur orang ini sekitaran 40 tahun.

Yunfei melihat bahwa Xia Yi juga adalah pesilat handal dari gerakannya yang cukup lincah, dia memandu keduanya ke rumah yang dekat ke air terjun yang hendak dituju yaitu Huang Guoshu.
Rumah yang dituju terbuat dari bambu dan jauh lebih luas daripada rumah di Chang-an, di bawah tanah terlihat sebuah alat yang sama dengan alat di sebuah rumah kecil di Chang-an. Xia Yi menulis surat dan segera dia kirim ke utara untuk diteruskan ke Chenliu, surat yang ditulis tentu menyatakan bahwa baik Yunfei dan Chang Zi sudah sampai di Yunnan.
Yunfei juga menulis sepucuk surat dan meminta Xia Yi mengirimkannya ke Chang-an. Dia tulis:
"Bulan 11 tanggal 10, Beriaknya awan sudah sampai. Semoga yang jauh disana selalu menjaga dirinya."
(Awan beriak pembacaannya adalah Yunlang; pelafalan Lang juga bisa disebut sebagai suami atau kekasih, Yun tentu adalah namanya sendiri)

Yunfei melihat posisi air terjun Huang yang terlihat cukup jauh dari rumah bambu, air sangat deras nampaknya namun keindahan air terjun membuatnya terpana. Dia berpikir lama dan teringat akan kekasihnya yang di Chang-an, pikirannya melayang membayangkan jika suatu hari dia bisa bersama nona melewati hari disini tentunya sangat baik, tanpa terasa dia tersenyum sendiri.

Xia Yi memberi tahu ke Yunfei bahwa air terjun ini terdapat 2 sisi, 1 sisi adalah air terjun yang bervolume air yang sangat besar seperti yang nampak di depan sedangkan di samping air terjun seperti membentuk tirai dan lebih lambat volume air yang turun.
Sekitar tahun lalu, Xia Yi yang menempati pos selatan bercerita melihat sesuatu ketika malam tiba, ada cahaya keemasan dari langit menuju ke gua air terjun lalu dilaporkannya ke kakek Feng. Kakek Feng meminta murid-murid di selatan untuk meneliti air terjun tetapi tidak mendapatkan petunjuk apapun. Dan terakhir, sang kakek meminta  Yunfei datang untuk melihat keadaan dan mencari keanehan akan air terjun disini.
Yunfei menitipkan barangnya dan mengatakan kepada Chang Zi dan Xia Yi dia hendak melihat-lihat terlebih dahulu ke air terjun.

Dengan memegang pedang beratnya, dia segera berlari ke arah air terjun. Tidak lama, dia sudah berada di aliran air terjun tersebut, dilihatnya air terjun disini sangat berbeda dengan air terjun di desa misteri. Airnya sangat sejuk tetapi kecepatan volume air yang turun sangat deras bahkan beberapa kali lipat dari desa misteri, untuk masuk ke dalam dari sini hampir tidak mungkin pikir Yunfei.

Lantas berjalan mengiringi sungai yang dalamnya sepinggang, Yunfei menuju ke arah sisi lain.
Dia melihat sisi ini air terjun terlihat lebih melambat, lalu dia jalan menuju tirai air terjun. Ketika sampai ke air yang turun, Yunfei maju dan memanjat sedangkan pedang beratnya diikat di belakang punggung. Sekitar memanjat 50 kaki, Yunfei memapak di gua belakang tirai air. Dilihatnya gua di belakang air terjun cukup terang karena ada cahaya masuk dari sisi gua. Melihat sekeliling, ternyata tidak ditemukan apa-apa. Lantas dicoba untuk mengetok pelan di dinding gua tetapi sepertinya disini juga tidak terdapat ruang rahasia. Satu-satunya jalan adalah air terjun yang deras itu pikir Yunfei, tetapi dia tidak yakin sanggup melawan aliran air yang sebegitu dahsyat.
Segera dia kembali ke rumah bambu, memberikan informasi bahwa tirai air sebelah air terjun deras tidak mencurigakan sama sekali, dia sudah masuk dan tidak menemukan apa-apa. Yunfei hendak masuk ke gua dengan air terjun yang besar.

Xia Yi dan Chang Zi mengkhawatirkan dia, tetapi Yunfei akan mencoba terlebih dahulu apakah dia sanggup atau tidak. Jikalau memang tidak sanggup mau tidak mau dia akan pulang tanpa hasil apa-apa. Yunfei menanyai Xia Yi.
"Apakah bisa kita blok air di atas hanya barang sebentar?"

Xia Yi berpikir ini bisa saja meski resikonya Yunfei bisa masuk tetapi nantinya untuk keluar juga sangat susah.
"Tidak ada salahnya mencoba..." tutur Yunfei. Dia memberikan kode kepada Xia Yi dan Chang Zi, jika dia menemukan sesuatu maka dia akan menebas air terjun sebanyak 3 kali dari kiri ke kanan. Dia tetapkan waktu selama 1 jam dan jika tiada hasil dia akan membacok 3 kali tetapi dari kanan ke kiri. Bacokan tiada hasil ini maksudnya meminta keduanya untuk membantu memblok air terjun barang sebentar supaya dirinya bisa keluar. Dan jika dia menemukan sesuatu dan hendak lama berada di dalam meneliti dia membacokkan air tanpa beraturan. Dan ketika dirinya hendak keluar terakhir dia membacok air terjun dengan isyarat (tanpa hasil). Keduanya mengerti yang disampaikan oleh Yunfei.

Jelang siang hari, Yunfei mencoba ke gua belakang air terjun yang sangat deras aliran air yang turun ini. Xia Yi dan Chang Zi siaga di atas air terjun dan melihat waktu yang pas jika Yunfei hendak masuk ke dalam dan memblok sebagian air dari sisi ujung air terjun. Yunfei berenang melawan arus air sungai bentukan air terjun di atasnya, sungai disini termasuk dalam dan dia menyelam berkeliling sampai dia mendapatkan sebuah celah kecil yang segera dimanfaati-nya. Yunfei keluar dari sebuah lobang yang mirip gua kecil. Dia melihat depan dan atasnya air masih sangat deras lalu dicoba memanjat batu yang di atas yang memang tidak tersiram air terjun dari atas, dia memanjat beberapa kali dan sampai di sebuah gua yang cukup untuk 1 orang berdiri. Tetapi di atasnya sudah tidak ada jalan karena air terjun deras itu sekarang mengalir keras di batu pas atas kepalanya. Lalu dikeluarkan pedang berat dia membacok dari kanan ke kiri, tidak lama kemudian Yunfei merasakan air di atas semakin pelan.

Segera dia manfaatin waktu sesaat ini untuk meloncat ke atas dengan semua kemampuannya. 20 tombak dia loncati dan menemukan bahwa tempatnya berdiri sekarang adalah gua yang besar. Yunfei sudah sampai ke dalam gua air terjun, segera bergerak 5 langkah ke depan dan tidak lama kemudian sebuah batang pohon besar jatuh bersamaan dengan derasnya air terjun. Yunfei tahu bahwa tadinya mereka berdua memblok air dengan pohon besar ini, dalam hatinya dia berterima-kasih. Lantas dengan pedang berat dia maju ke depan gua, dilihatnya di depan adalah tempat yang sama sekali gelap tidak ada cahaya sama sekali.

Yunfei tersenyum, dia kerahkan energi Tianzhong Foguang Dagong, dan menyiapkan pedang di depan. Energi bentukan Yunfei menyelimuti dirinya dalam radius 10 tombak, dia berjalan ke depan dengan santai. Ketika mendapati lobang di depan, dia tahu di seberang ada tempat yang bisa dipijak. Dia melompat dan jalan terus seperti halnya siang hari. Fungsi Ilmu Tianzhong Foguang tingkat ke 2 memang adalah merasa sensitif ke sekitaran dengan menggunakan energi dalam tubuh, sekarang Yunfei tidak ubahnya menutup mata sambil berjalan. Dia merasakan segala keadaan sekitar meski di dalam gua tidak tampak seberkas cahaya apapun.

Sejauh ini dia sudah berjalan hingga 200 tombak lebih tetapi ujung goa belum ditemukan olehnya. Sampai di suatu belokan gua, Yunfei merasakan ada sesuatu di depannya dalam jarak sekitar 6-7 tombak. Sesuatu sepertinya berdiri di depan, Ia melihat dan menajamkan mata, dan berpikir benda yang mirip manusia ini mungkin adalah patung karena tidak ada aura balasan tetapi dia tetap waspada dengan pedang di tangan dia berjalan pelan. Sekitar 3 tombak mendekati, dia terkejut karena terasa aura dari benda di depan melebar dan menusuk ke arahnya.

Sepertinya patung ini tiba-tiba hidup dan menyerangnya, Yunfei segera bersiap dengan pedang berat di tangan, dia bertahan dengan melintang kan pedang. Ketika di rasakan sentuhan pedang berat ini dari pedang lawan, Yunfei terkejut karena tenaga dalam lawan sangat kuat dan Ia kemudian mundur 2 tindak untuk menyiapkan diri. Lawan di depannya bukan lawan sembarangan karena bisa melihatnya dalam keadaan gelap dan tenaga lawan juga cukup sakti. Yunfei menyerang ke arah orang dengan pedang berat menusuk ke arahnya tetapi lawan ini sangat gesit, menghindar ke samping dan menusuknya dengan pedang kembali. Yunfei berpikir bahwa tiada jalan lain, dia harus bertarung serius. Dia mainkan pedang berat menghantam senjata lawan, senjata lawan bergeming membuktikan lawan di depannya sangatlah kuat. Seketika Yunfei mencabut pedang ringan dari pedang berat, dengan pedang ringan Yunfei mengerahkan Ilmu pedang menyambut surgawi tingkat ke tiga, hasilnya saling serang sama-sama antara mereka tidak ada hasil karena tusukan pedang Yunfei dan orang ini lebih banyak menyerang ke arah kosong. Sudah ratusan jurus mereka lakoni dan keduanya masih tetap bersemangat.

Kemudian Yunfei menegur orang ini.
"Tuan.. Apa maksudmu menghalangiku?"

Orang di depannya mengeluarkan suara.
"Apa maksudmu masuk ke gua ini?"

"Aku hanya berjalan-jalan melihat gua belakang air terjun. Tidak disangka ada orang yang tinggal disini." tutur Yunfei.

Orang yang mendengar kata-kata Yunfei tertawa, lalu dia segera menghidupkan obor, seketika gua ini terang benderang. Yunfei melihat orang di depannya berpakaian Taois, berambut putih, berkumis dan berjenggot panjang putih. Sedangkan di belakang orang, berdiri 2 orang yang 1 adalah pria dia memegang sarung pedang karena pedang sudah dicabut kakek di depan, di sebelah nya lagi adalah seorang wanita memegang kipas panjang sekitar 2 kaki. Yunfei melihat lekat ke arah si wanita, dia merasa mengenalnya dan entah dimana pernah dilihatnya wanita ini. Tinggi wanita sekitar 6 kaki, wajahnya terang dan putih, hidungnya mancung. Wanita hanya melihat kosong ke depan tanpa berbicara.

"Kamu Feng Shaoshi?" tanya sang kakek.

Yunfei memberi hormat kepada sang kakek,
"Betul kakek.."

"Kamu juga adalah keturunan dari Feng Zhiyan?"

"Betul kakek.."

Si kakek tertawa, Yunfei melihat wajahnya merah dan kedua matanya tajam di sebelah tangan dia memegang pedang taois, sebelahnya lagi memegang kebut yang biasanya dipegang pendeta Tao.

"Mohon kakek memberi tahu nama supaya Yunfei bisa memanggil kakek dengan sebutan hormat." tutur Yunfei kembali dengan menghormat dalam.
Tetapi sang kakek tidak mengatakan apa-apa, dia mengajak Yunfei ke belakang gua. Di belakang ujung gua ini memiliki sebuah dinding batu, si kakek mendorong pintu batu dan kemudian nampak sebuah tempat yang luas. Yunfei terbelalak mata melihat daerah ini, ketika itu sudah sore matahari hendak tenggelam, dia memandang tempat ini tidak kalah indahnya dengan desa misteri tetapi dia merasa aneh karena di bawah kaki mereka adalah sebuah danau yang sangat luas. Seingatnya tidak ada tempat demikian di Yunnan karena ini adalah harusnya arah yang sama dengan arah datangnya tadi bersama Chang Zi.

"Ini adalah Danau surgawi (Danau Tianchi)" tutur si kakek.

Yunfei tentu tidak percaya karena danau Tianchi ini terletak di Pegunungan Changbai, dimana rentetan pegunungan ini terletak nun jauh di arah utara, perbatasan 3 negara yaitu China daratan, Tujue Timur dan Gogreyo. Tetapi ketika dia merasakan angin utara berhembus dengan kencang membawa angin dingin, dia merasa heran kenapa melalui 1 pintu saja dia sudah sampai ke utara sejauh 9000 Li. Dilihatnya kembali ke orang tua ini, dari wajahnya tidak terlihat dia berbohong. Tetapi jika dia adalah orang tua sepanjang masa, maka orang tua ini adalah Taiyi Zhenren yang merupakan guru dari leluhurnya Feng Zhiyan karena Ia memang berada di rentetan pegunungan Changbai dan Danau surgawi.

Apa-apa yang dipikiran Yunfei bisa ditebak dengan mudah oleh Kakek, lalu dia berkata sambil menunjuk ke arah gunung.
"Itu adalah pintu ke tanah keabadian dan tinggal satu-satunya pintu surgawi yang belum dihancurkan oleh Jianmo."

Yunfei melihat ke arah pegunungan yang ditunjuk, sekilas pegunungan terlihat menyemburkan awan panas tanda gunung Changbai sedang aktif. Yunfei segera bersujud kepadanya karena dia tahu orang ini tiada lain memang Taiyi Zhenren.
Zhenren membimbing Yunfei berdiri lalu mengajaknya ke rumah yang dibangun di pinggir danau. Kedua orang disamping berjalan mengikutinya. Begitu sampai di rumah, tuan rumah mempersilakan Yunfei duduk dan menyuguhkan teh. Lalu dikenalkan kedua orang di samping,
"Sebelah kiri adalah Chen Chang dan sebelah kananku adalah Ashina Yuelin."

Yunfei melihat Chen Chang dan segera memberi hormat, sedangkan Chen terlihat memberi hormat membalasnya, tetapi dia hanya berdiam diri tanpa berekspresi. Yunfei teringat bahwa Chen Chang adalah pangeran Xian dari Dinasti Chen, sesaat dia terhenyak karena harusnya pangeran ini sudah tewas di Changjiang. Sedangkan ketika dia memandang Ashina Yuelin, wanita ini melihatnya dengan tanpa ekspresi. Sesaat, Yunfei merasa jangan-jangan dia juga sudah mati karena wanita ini juga lebih terlihat seperti hantu yang tanpa darah di wajahnya. Taiyi Zhenren tertawa melihat ekspresi Yunfei, dia berkata.
"Cheng Chang kuangkat menjadi muridku untuk menempati pos Changbai dan dia masih hidup dengan baik sejak jatuh dari Changjiang, kebetulan diriku menolongnya. Wanita ini, kamu lihat dia mirip siapa?"

Yunfei memandang wanita agak lama sampai si wanita merasa kurang enak hati. Dia melihat wajah, alis, bibir, hidung mancung, mata yang berwarna terang. Sesaat dia teringat kepada Li Yanping yang penampilan dan tingginya sangat mirip tetapi tentunya dia tidak yakin jangan-jangan orang ini adalah ibunda dari Yanping, ini hanya perkiraannya saja.

Taiyi Zhenren tersenyum karena orang tua ini bisa membaca isi pikiran Yunfei.
"Dia memang ibunda nona Li Yanping, Tuan puteri dari dinasti Tang."

Yunfei yang tadi memegang cangkir hendak minum teh yang diberikan, segera terlepas jatuh ke lantai. Dia tidak percaya penuturan Taiyi Zhenren. Dia pandangi lagi si wanita lantas bertanya.
"Bukankah Ibundanya Puteri Changsha sudah??"

"Benar sekali... Dia sudah meninggal tidak lama pada saat si nona dilahirkan, ini adalah roh kasarnya dan dia berlatih disini sebelum mencapai kesempurnaan." tutur Zhenren.

Yunfei berdiri, dia memberi hormat kepada Ibundanya Li Yanping dengan memanggilnya Bibi. Nyonya ini terlihat tersenyum kepadanya, dan memberi hormat kepada Yunfei kembali.

"Tujuanmu kemari sebenarnya ada masalah apa?" tanya Zhenren kepada Yunfei.
Yunfei menggeleng dan mengatakan bahwa sebenarnya tidak ada masalah khusus hanya karena kakek Feng memintanya untuk melihat keadaan air terjun Huangguoshu makanya dia bisa sampai ke Yunnan.

Zhenren mengangguk-angguk lalu dia berkata.
"Dahulu leluhurmu, Feng Zhiyan pernah kemari. Meski aku tidak resmi mengangkatnya sebagai murid, dia selalu menganggapku sebagai gurunya. Leluhurmu memang sangat berbakat terhadap segala ilmu silat dan teknologi juga dikuasainya dengan sangat baik. Dia pernah belajar di ruang keabadian sekitar 5 tahun lamanya, merasa bahwa ilmu silatnya sudah mentok kemudian dia keluar dari pegunungan Changbai dan kembali ke Hancheng. Selama 10 tahun dia berhasil menciptakan ilmu pedang yang tanpa tanding dan melulu hanya menyerang, bertahan dan melihat situasi.
Yunfei menganggukkan kepala tetapi dia bertanya kepada Zhenren.
"Bagaimana bisa di selatan juga ada yang bisa ilmu pedang yang mirip dan kemudian kabarnya Jianmo juga memiliki Ilmu pedang yang mirip dengan ilmu pedang leluhur Feng?"

Taiyi Zhenren menjelaskan.
"Adik seperguruannya, Yong Shu yang melihat kakaknya telah menciptakan ilmu pedang hebat, meminta pengajaran kepadanya. Feng Zhiyan mengajari adiknya selama 5 tahun dan karena ilmu pedang milik Zhiyan terasa sangat sederhana, dia klasifikasikan kembali menjadi lebih rumit. Yong Shu tiada lain adalah Xu Duhou yang merupakan nama Taois-nya."

Yunfei sejenak mengerti kenapa Ilmu pedang milik Li Jie sangat mirip dengan ilmu pedang-nya, dan bahwa kedua ilmu pedang sebenarnya diwariskan oleh 1 orang yaitu Leluhur Feng.

"Jianmo sekarang tidak begitu gampang dihadapi olehmu.." tutur Taiyi Zhenren.

Yunfei terhenyak mendengar perkataan Zhenren. Dia menanyai apakah dia menemukan sesuatu yang baru.

"Tidak juga...
Selain dia sendiri, dia memiliki 3 adik seperguruan yang bersamanya. Untuk menghadapi dia mungkin kamu lebih menang sedikit tetapi jika ketiga adik seperguruannya mengeroyokmu bersama Jianmo maka kemungkinan hidup kamu sangat kecil." jelas Zhenren.

Yunfei mengerti perkataan Zhenren karena sejak awal juga dia berpikir bahwa paling sulit adalah Jianmo memiliki bantuan. Dia berpikir sekarang dia tanpa bala bantuan karena kakak dan adik seperguruannya sudah tidak sehaluan dengannya.
"Mohon Zhenren memberikan petunjuk kepadaku..." tutur Yunfei sambil bersujud kepadanya.

Taiyi Zhenren membimbingnya berdiri, lantas dia berkata.
"Untuk memberikan petunjuk ilmu silat tentunya bisa hanya saja tidak mungkin bagiku untuk mengajarimu. Harus berdasarkan kemampuanmu sendiri untuk menghancurkan sel-mu sendiri. Kulihat bahwa ilmu pedangmu sudah mencapai puncaknya hanya saja kekuranganmu di kaki bisa ditutupi dengan ilmu tenaga dalam Tianzhong Dagong. Jikalau kamu menemui pesilat yang hebat di tangan kosong dan kamu tidak punya pedang itulah saat yang paling berbahaya dalam hidupmu. 365 jenis tinju yang kamu pelajari di Tianmen tidak bisa digunakan karena terlalu berpola, lawan gampang menebak ke arah mana seranganmu. Kamu tahu mengapa bisa begitu?"

Yunfei mengangguk-kan kepala berkali kali lalu berpikir pertanyaan terakhir dari Zhenren. Dia berpikir keras akan kekuatan tinjunya yang dilatih lama itu. Dia bayangkan semua tinju-tinju yang terdiri dari 365 gerakan kembali satu persatu, memang dia tidak melihat adanya kelemahan tetapi dia merasakan ada sesuatu yang memang kurang. Lalu dia menjawab,
"Pukulan tinju semuanya lurus, jika hendak mencari jarak lebih jauh sangat bagus tetapi jika jarak terlalu dekat maka kekuatan tinju tidak begitu baik. Jika 1 lawan 1 tinju masih sangat baik digunakan namun jika lawan terdiri dari 4 orang maka tinju yang lurus tidak sanggup menghadapi 3 orang yang tersisa."

Zhenren tertawa karena memang jawaban Yunfei sangat baik. Yunfei membayangkan dirinya menempur iblis pedang tanpa menggunakan pedang sedangkan Jianmo di bantu 3 adik seperguruannya menempur dia yang sendiri dari 3 sisi lainnya. Memang jika terjadi perkara demikian, Yunfei tidak akan sanggup bertahan kecuali dia memegang pedang. Dan jika dia kehilangan pedang maka sama dengan dia kehilangan nyawa, hidupnya jadi sangat tergantung kepada pedang di tangan. Memang dia memiliki ilmu pedang tanpa pedang tetapi bagaimanapun lawannya bukanlah sembarangan lawan, memegang pedang adalah yang paling baik untuk berhadapan dengan Iblis pedang.

"Benar sekali.. Sekarang tugasmu sederhana, dari Ilmu Beiji Shengong tingkat 9 kamu sudah memecahkan sesuatu disana yaitu kamu sanggup menciptakan jurus menempel dan menyerang lawan lantas mengapa kamu tidak menggunakan momen ini untuk menciptakan lebih jauh seranganmu yang bersifat jarak pendek?" Zhenren menerangkan lebih jauh.
Yunfei terkejut mendengar penjelasan Zhenren, dia berpikir sesaat dan akhirnya dapat ilham baru.

"Kamu tinggallah disini beberapa waktu. Jika sudah selesai latihan boleh kamu kembali dari pintu itu, atau... Boleh juga balik dari wilayah utara ini." tutur Zhenren.

Yunfei mengiyakan tetapi dia hendak balik dahulu untuk mengabari temannya, Zhenren mengatakan cukup menulis surat saja nanti Chen Chang akan mengirimkan surat Yunfei kepada mereka. Yunfei senang mengetahui bahwa Zhenren sangat mendukungnya.

(Taiyi Zhenren adalah mahkluk abadi, seorang dewa taoist tertinggi di bawah Sanqing. Bedanya Sanqing sudah tidak turun ke dunia sedangkan Taiyi Zhenren sering menampakkan diri. Biasanya dia muncul pada saat pergantian Dinasti untuk membimbing manusia ke jalan benar dan menolong manusia yang kesusahan. Taiyi Zhenren sejauh ini tercatat 3 kali turun ke dunia yaitu pada saat pergantian dinasti Shang ke Zhou beliau membantu Zhou Wen Wang dan Zhou Wu Wang (sekitaran tahun 1050 SM), Yang kedua kali adalah ketika dia turun ke dunia menyerahkan kitab perang kepada Zhang Liang sebelum berdiri dinasti Han (sekitaran tahun 200 SM) dan ini ketiga kalinya dia membantu manusia untuk berusaha mendirikan Dinasti dan kehidupan yang lebih baik.)

Yunfei segera menulis surat kepada Xia Yi dan Chang Zi yang mengabarkan dirinya baik-baik saja, sekarang menemui orang sakti untuk belajar Ilmu dan semoga secepatnya dia bisa menemui mereka kembali setelah berhasil.
Kemudian Ia menulis sepucuk surat kepada Yanping untuk memberikan kabarnya yang sekarang akan berlatih sebisanya.

Yunfei diberikan tempat rumah bambu ini untuk pelatihannya, sedangkan Chen Chang dan Ashina YueLin diperintah Taiyi Zhenren untuk membantu Yunfei menyediakan segala perlengkapan selama dia tinggal di Danau surgawi.

Bersambung...

0 komentar:

Posting Komentar