Pages

Jumat, 19 Maret 2021

Novel Riakan Awan Iblis Pedang Bab 16

 

Bab XVI - Ilmu Silat Yunfei Yang Tanpa Tanding

Yunfei bergerak ke timur dengan kuda tetapi tidak mengejar pasukan Li Shihmin ataupun Wang Shichong. Ada 2 alasan dia terlihat "kepo" yaitu di pasukan Li Shihmin ada kedua adik seperguruannya, selain itu yaitu seorang di hatinya juga berada disana, mungkin bukan hanya seorang.
Selain itu leluhur Feng sempat memberitahukan sesuatu pada saat hendak naik ke surga, Yunfei merasa khawatir kepada Li Xiaoping. Tadinya dia juga melihat Li Xiaoping memimpin salah satu sayap mengejar Wang.

Tahu bahwa Li Shihmin dan bawahannya dalam posisi menang, dia merasa tidak usah terburu-buru dan cukup dengan kecepatan sedang dia mengejar, sepanjang jalan terlihat mayat pasukan Wang Shichong...

Yunfei dari dulu merasa bahwa perang selalu membawa korban karena kepentingan kedua belah pihak, ataupun beberapa pihak dan peperangan lebih banyak karena masalah kekuasaan, mempertahankan kekuasaan.
Dia pernah beberapa kali memutuskan hidup orang tetapi tidak pernah seorang yang tidak bersalah, semuanya adalah orang yang jahat. Setelah turun gunung Tianmen sampai sekarang, malah dia lebih banyak membantai kasim-kasim jahat sedangkan orang-orang yang dinilainya tidak bersalah selalu diampuninya meski kadang dia dalam keadaan marah namun masih bisa mengontrol dirinya sedemikian rupa.
Dari mayat-mayat yang bergelimpangan di sepanjang jalan, Yunfei menetapkan di dalam hati bahwa dirinya tidak akan pernah menjadi Jenderal seperti kedua adik seperguruannya. Di Hancheng semalam alasan Yunfei membantu pasukan Tang juga karena kekejaman pasukan Liu Wuzhou yang mengancam penduduk di kota Hancheng dan ingin menjadikan mereka tameng hidup.

Pasukan Li Shihmin mengejar Wang Shichong sampai di gerbang masuk ke kota Luoyang, sedangkan Wang Shichong berhasil masuk ke kota dan menutup gerbang. Sekarang 4 sayap pasukan Li Shimin sudah berkumpul. Sekitar 20.000 pasukan miliknya mendirikan tangsi 50 li diluar kota Luoyang.
Li Shimin, Qin Qiong, Yuchi Gong, Li Xiaoping, Liyuanji (adik dari Li Shihmin dan Li Xiaoping), Cheng Zhijie dan Zhai Zhangsun.

Selama 3 hari, Wang Shichong menutup Luoyang dan memerintah memanah pasukan dengan panah silang serta catapult. Pasukan Li Shihmin kalah dan sudah sekitar 1.000 orang korban dari pihaknya. Bahkan Li Xiaoping terpanah tangan kiri-nya tetapi berhasil diselamatkan oleh pasukan Yuchi Gong. Di waktu malam hari, Li Xiaoping sedang beristirahat di kemah tiba-tiba dia melihat seorang pria di kemahnya sedang duduk. Li Xiaoping terkejut tidak kepalang tetapi dia tidak berteriak dan ketika melihat pria ini adalah Feng Wuming dia sangat senang kemudian mempersilakan pria ini minum arak dengannya.
"Puteri Pingyang, posisi sekarang dari pasukan Tang sedang dalam keadaan yang sangat sulit."

"Engkau datang untuk menolong pasukan Tang?"tanya Pingyang.

"Bukan begitu, cuma memberi ide saja." tutur Yunfei dengan tersenyum.

Pingyang Gongzu melihatnya lantas bertanya dia memiliki ide apakah.
Yunfei memberikan beberapa pendapat untuk bagaimana paling baik menyerang Wang Shichong dan selanjutnya....

Ketika malam menjelang,
Di tangsi sebelah barat kota Luoyang, Li Yuanji diperintah untuk menjaga tangsi bersama Li Xiaoping, Jenderal Qutu Tong dibiarkan di garis terdepan menantang perang di malam buta.
Lalu di saat yang sama, melalui 2 sayap dari utara dan selatan, Li Shihmin memimpin pasukan sayap selatan menuju ke Hulao Guan (Gerbang Hulao) bersama Qin Qiong sedangkan pasukan sayap utara di pimpin oleh Yuchi Gong dengan diperbantukan Cheng Zhijie dan Zhai Zhangsun. Kedua sayap berjumlah masing-masing 5.000 pasukan bergerak saat malam. Dalam beberapa jam, pasukan Li Shihmin sudah berhasil menduduki Gerbang Hulao.

Pasukan Dou Jiande kebetulan sampai di saat pagi harinya untuk membantu Wang Shichong. Dou bersama pasukannya terkejut karena Hulao sudah dikuasai oleh Li Shihmin. Justru saat dia hendak mengatur pasukan menghantam Dou, dia mendapat surat dari ibukota Chang-an. Li Yuan mengirimnya surat dan meminta-nya untuk menarik pasukan saja. Sebab di barat sanmenxia, meski Wang Shichong kalah total di serangan subuh kemarin tetapi jumlah pasukannya sekarang masih sekitar 50.000 orang.
Dan Dou datang dengan 100.000 pasukan untuk menyelamatkan Wang. Tetapi Li Shihmin membalas surat dari ayahanda kaisarnya, Li Yuan. Bahwa kali ini dia yakin sekali bisa berhasil untuk menempur kedua belah pihak. Dia perintahkan sekretarisnya Shen jiang untuk ikut ke Chang-an melaporkan bahwa ini adalah kesempatan yang sangat bagus, jika berhasil maka hasilnya luar biasa gemilang. Shen segera mengikuti pelapor untuk kembali ke Chang-an.

Dou melakukan kesalahan terbesar sepanjang hidupnya ketika dia hanya berniat menggempur Hulao untuk melepaskan kepungan Luoyang. Secara garis besar pasukan mereka adalah:

Pasukan Tang (Li Yuan Ji) <---> Luoyang (Wang Shichong) <---> Hulao (Li Shihmin) <---> Pasukan Dou

Penasehat Dou, Ling Jing menyarankan cara yang dipakai Qi (negara berperang di sekitar 500SM - 220 SM) yaitu mengepung Yan untuk melepaskan Zhao. Maksud Ling Jing sederhana yaitu pasukannya menuju selatan menyerang ke arah barat lurus dan masuk melalui beberapa kota Dinasti Tang dan menuju barat laut merebut ibukota Chang-an. Ide ini adalah ide yang sangat bagus mengingat daerah selatan dijaga oleh pasukan dan jenderal Tang yang kurang mumpuni. Tetapi Dou menolak mati-matian usulan dari Ling Jing, sampai-sampai permaisuri Dou Jiande juga mengajukan hal yang sama dan memuji ide brilian dari Ling Jing tetapi Dou kembali menolak.
Dia mengatakan bahwa seorang perempuan tidak punya hak mengurus masalah negara dan ide demikian juga tidak bisa dilaksanakan. Dou terlalu fokus menyelamatkan Wang juga sebabnya Wang menjanjikan sebelah timur dari Luoyang terutama beberapa kota yang dikuasainya sekarang akan diberikan kepada Dou jika dirinya berhasil mengusir pasukan Tang.

Di tahun yang sama, Li Jiancheng juga sudah berhasil di utara, Taiyuan yang tadinya di kuasai Liu Wuzhou juga sudah dikuasainya balik mengandalkan Wei Zheng, Chai Shao, Li Xuanba dan jenderal Li Jing. Dou merasa daerah dia yang di utara yang berbatasan dengan Liu Wuzhou tadinya juga sudah mengalami keadaan yang bahaya. Mendengar bahwa Wang akan memberikan wilayah timur kepadanya, maka dia mati-matian masih bertahan di Hulao.

Begitu kedua pasukan berjumpa, Li Shihmin langsung mengatur pasukan menghajar pasukan Dou yang sedikit banyak masih kelelahan dengan serbuan mendadak. Dou kalah di pertempuran pertama, dia kehilangan 10.000 pasukan lebih dan dipaksa mendirikan tangsi 200 Li dari tempatnya semula. Li Shihmin mengirimkan surat kepada Dou untuk memintanya kembali ke wilayahnya. Surat ini dibalas Dou, Dou menyarankan Li Shihmin menarik pasukan ke Chang-an kembali dan dia dijamin tidak akan dikejar.
Li Shihmin menangkap utusan dari Dou dan menyerang Dou dengan kekuatan penuh. Di hari ke 5, Dou tertangkap oleh Qin Qiong pada saat pasukannya hendak menyeberang sungai huang untuk kembali ke wilayahnya karena kalah telak.

Li Shihmin mendapat kemenangan yang gilang-gemilang, melaporkan ke ibukota Chang-an tentang keberhasilannya lantas berbalik menuju ke barat yaitu hendak mengepung Luoyang. Justru saat itu Wang Shichong sudah mendapat beberapa orang kuat yang diangkatnya menjadi jenderal. Beberapa orang ini dibawa oleh Shan Xiongxin (jenderal terbang). Shan Xiongxin adalah jenderal terbaik di masa ini, dia membunuh Yuwen Huaiji yang membunuh kaisar pensiun Yang Guang di Danyang. Memerintah 5.000 pasukan dari utara dia turun ke Danyang hanya dalam 3 hari, sendirian menerobos pasukan musuh dan membunuh Yuwen Huaiji dan seluruh keluarganya 1 tahun yang lalu. Seluruh kekuasaan Yuwen Huaiji sudah diserahkan ke Wang Shichong saat itu.
Dari selatan dia bergerak cepat, melalui kota Wan dan tembus ke kota Luoyang melalui jalur timur.
Sekarang Wang Shichong mendapat tambahan tenaga yang luar biasa. Diperhatikannya Shan Xiongxin membawa 5 orang pesilat yang sangat sakti. Shan Xiongxin berkata bahwa kelima orang asalnya orang daratan tengah dan belajar puluahan tahun ilmu silat di Tianzhu, bertemu dengannya di Jiangxia dan menjadi teman dekat.

Li Shihmin sudah mendapat kabar bahwa lawan mendapat tambahan tenaga Shan Xiongxin. Dia mempercayai Cheng Jizie dan Zhai Zhangsun untuk menjaga Hulao sedangkan dirinya telah balik ke perkemahan pasukan Li Yuanji. Li Shimin melakukan rapat darurat bersama jenderal-jenderalnya.
"Kabarnya Wang mendapat tambahan tenaga, Shan Xiongxin meski tidak bisa memakai pikiran tetapi kekuatannya sangat luar biasa. Sebelum kemari aku sempat meminta adik ketiga datang kemari untuk melayaninya bertarung."

Qin Qiong dan Yuchi Gong mengatakan bahwa mereka berdua sudah sanggup melayani Shan Xiongxin, tetapi Li Shihmin tidak begitu yakin. Apalagi ada kabar yang menyatakan bahwa Shan membawa 3 orang yang merupakan jago silat dari Tianzhu (India).
"Besok jika kita menyerang kota pasti mereka berempat akan keluar menantang kita."

Pasukan pelapor mengabarkan bahwa Li Yanping datang mengawal perbekalan dari Chang-an untuk 1 bulan, Li Shihmin memintanya masuk untuk ikut rapat sejak memang dari tadi Puteri Pingyang juga berada disini. Yunfei berada dekat pasukan Li Shihmin, dia tidak begitu banyak kerjaan belakangan ini. Ide untuk menyerang membagi pasukan dari sayap kiri dan kanan adalah idenya, disampaikan Puteri Pingyang dan terakhir memang Li Shihmin berhasil, meskipun resiko yang diambil sangat tinggi.

Pada saat malam, Li Shihmin sekali berkeliling melihat-lihat keadaan Luoyang tetapi malam ini dia diserang di sebelah selatan kota Luoyang. Shan Xiongxin hampir saja membunuhnya jika Qin Qiong tidak datang tepat waktu bersama pasukannya. Sebanyak 300 orang pasukan yang dibawa oleh Li Shihmin di bantai habis oleh jenderal terbang ini. Qin Qiong terluka di 3 bagian tubuhnya meski tidak berbahaya tetapi serangan golok sudah membuat tubuhnya tergores 3 luka ini cukup dalam.
Qin Qiong beristirahat di kemah untuk menyembuhkan diri.

Keesokan harinya, Li Shihmin membawa pasukan untuk menembus kota Luoyang. Bersama Li Yuanji, Li Pingyang, Li Yanping, Yuchi Gong, Qutu tong. Qin Qiong memaksakan diri juga ikut ke garis terdepan meski dilarang oleh Li Shihmin. Dia berkata bahwa dirinya tidak pernah tertinggal di belakang pasukan dan luka seperti demikian tidaklah seberapa untuknya. Li Shihmin mengizinkan dengan terpaksa.

Begitu sampai di pintu sebelah barat Luoyang, Li Shihmin menantang perang ke Wang Shichong. Dia ikat Dou Jiande, Wang Wan, Zhangsu Ce dan memperlihatkan kepada Wang yang berada di atas kota. Memperlihatkan bahwa bala bantuannya sudah tertangkap kesemuanya. Wang Shichong di atas kota lantas berteriak ke arah Li Shihmin untuk melakukan pertarungan 1 lawan 1.

Jenderal Qutu tong diperintah untuk menjawab tantangan lawan di garis terdepan.
Pintu kota Luoyang terbuka sedikit dan muncul 3 orang panglima. Li Shihmin memperhatikan ketiga-nya memakai pakaian perang berwarna perak, di tengah Li Shihmin mengenal orang ini, dialah Shan Xiongxin. Shan memakai senjata tombak panjang dan dipinggangnya terselip sebatang golok. Di sebelah kiri dan kanannya, 2 jenderal dari Tianzhu yang baru diangkat oleh Wang Shichong. Mereka melihat kedua orang ini terlihat biasa-biasa saja, memakai senjata tombak kapak dan di pinggang mereka terselip pedang panjang sekitar 5 kaki.

"Izinkan hamba maju.." tutur Qu Tutong sambil membawa golok panjang dia menantang Shan Xiongxin untuk bertarung 1 lawan 1. Shan tertawa melihat Qu, lantas dengan menghinanya dia berkata.
"Dahulu, sebagai jenderal Sui bahkan sepasukan yang semuanya wanita saja bisa-bisa kau dikalahkan beberapa kali. Mundurlah, suruh Li Xuanba kemari untuk menandingiku."

Qu Tutong marah ketika mendengar perkataan Shan.
Benar sekali ketika Li Xiaoping (Puteri Pingyang) ketika mengumpulkan pasukan, mereka pernah beberapa kali berhadapan. Dan beberapa kali Qu Tutong kalah habis-habisan oleh puteri Pingyang. Puteri Pingyang juga berada disini, dia hanya berkerut dahi mendengar perkataan Shan yang sengaja memancing kemarahan Jenderal Qu dan terkesan mengadu-domba.

Qu maju melintangkan golok panjangnya, langsung menebas ke arah Shan. Tetapi Shan mengangkat tombak panjang, sekali dia tusuk langsung mengarah ke jantung lawan. Qu bukan-lah pesilat gampangan sebenarnya, dahulu dia kalah dengan Pingyang Gongzu karena Pingyang dibantu oleh adiknya, Li Yanping ketika bertarung pada saat sebelum dinasti Tang terbentuk. Qu menyerah ketika Li Yuan yang menangkapnya dan menawarkan jabatan untuknya. Dia serahkan seluruh jiwa dan raga untuk membela dinasti Tang sekarang.
Tusukan tombak lawan dihindarinya, lantas Qu hendak menebas dengan golok. Namun ketika golok panjangnya masih setengah jalan. Kedua orang dari Tianzhu segera menebas Qu dengan tombak kapak, tebasan kapak membuat Qu terjatuh dari kuda dan dia tewas seketika.
Shan Xiongxin tertawa, lantas dia menunjuk ke arah Li Shihmin.
"Pulanglah wahai bocah ke Chang-an, akan kuampuni nyawamu dengan 3 syarat!"

Li Shihmin menatapnya tanpa berkata apa-apa, Shan segera melanjutkan.
"Kau pulang dan pasukanmu tidak akan kukejar itu syarat pertama, syarat kedua Dou Jiande diserahkan ke kami. Dan syarat ketiga hendaknya kalian serahkan 3 wanita paling cantik di Dinasti Tang untuk kami jadikan gundik."

Perkataan Shan untuk kedua syarat masih masuk akal tetapi syarat ketiga sungguh menghina Li dan pasukannya. Tetapi pembawaan Li Shihmin sungguh luar biasa, dia menunjuk ke arah Shan lalu dia berkata.
"Syaratmu ketiga-tiganya tidak bisa kupenuhi." tuturnya dingin.

Shan tertawa mendengar jawaban dari Li Shihmin, dia menunjuk ke tengah pasukan Li.
"Dua wanita tercantik itu sudah disini, 1 lagi adalah istrimu yang bermarga Zhangsun."
Pasukan lawan dan kedua jenderal di samping Shan tertawa mengejek dan menghina Li Shihmin yang sepertinya takut dengan tujuan untuk memancing kemarahan dari Li. Tetapi Li Shihmin memang lain daripada lain, dia tersenyum saja mendengar ejekan dari pihak lawan dan tidak melayani mereka bertutur kata.

Yu Chigong dan Qin Qiong yang mendengar hinaan pasukan lawan, marah dan segera maju.
Yu Chigong kali ini memakai tombak panjang di tangan kanan dan di tangan kiri dia memakai senjata Bian(Serupa pedang baja yang bertingkat,tumpul tetapi tajam di ujung) untuk bertarung sedangkan Qin Qiong menggunakan pedang panjang yang kembar di tangan kiri dan kanannya.

Yunfei melihat kedua jenderal ini bertarung di salah satu bukit dengan selisih jauh 1/2 Li dengan perasaan was-was. Dia tahu ketiga orang di depan ini bukanlah orang sembarangan, mungkin dari pasukan Li hanya Li Xuanba yang sanggup menandingi mereka. Tetapi di samping dirinya was-was, dia juga terlihat santai bukan main. Di depannya terdapat sebuah meja, dia duduk di kursi dengan daharan seguci arak 5 mangkok, Setelah mengisi ke 5 mangkok tersebut dia minum sambil menikmati pertarungan di bawah yang bakalan seru.

Shan Xiongxin mundur 2 tindak dan membiarkan kedua jenderal ini bertarung dengan jenderal musuh.
Pertarungan 2 lawan 2 ini sangat seru sekali karena kemampuan mereka berempat sepertinya seimbang.
Yunfei yang melihat dari atas bukit terkejut, karena baik Yuchi Gong dan Qin Shubao sudah menguasai tingkat ke 8 Beiji Shengong yang bersifat menyerang.
Ilmu tinju mereka berdua juga sudah sempurna yaitu 365 gerakan yang dipraktekkan ke senjata masing-masing. Namun lawan sepertinya juga sangat tangguh, mereka bertarung tanpa mundur dan menyerang beberapa kali. Saling serang antara 4 jenderal ini sangatlah luar biasa karena mereka adalah pesilat kelas 1 yang gagah perkasa.

Setelah 4 orang mengeluarkan ratusan jurus dan masih berimbang.
Yunfei yang melihat dari atas bukit kecil sebelah selatan, Shan Xiongxin sepertinya ingin melakukan sesuatu. Segera dia angkat meja serta guci araknya dengan tangan kiri sedangkan tangan kanannya mengepit kursi dan maju hingga selisih 30 tombak dengan mereka. Posisi Yunfei sebenarnya tadi cukup tersembunyi karena sekelilingnya adalah pohon bambu dan sekarang ia turun sedikit lebih ke bawah.

Mata Yunfei sekarang tidak meninggalkan Shan Xiongxin dan siap-siap akan membantu jika terjadi sesuatu. Kedua belah pihak yang melihat Yunfei mengangkat meja dan kursi serta guci arak turun dari bukit selatan, kesemuanya segera terkejut. Tidak pernah mereka melihat ada sejenis manusia semacam begitu menonton keramaian ketika perang sedang berlangsung.

Li Xiaoping dan adiknya begitu melihat Feng Wuming berada disini, lantas keduanya girang tetapi keduanya merasa heran melihat sikap lelaki yang sangat aneh dan berani atau kesannya seperti lelaki yang bodoh hendak mencari mati. Kemudian mata mereka langsung menatap lekat-lekat ke Shan Xiongxin karena dari gaya dan sikapnya sepertinya dia hendak mencari kesempatan untuk menyerang mereka. Mereka berdua perempuan juga sudah siap dengan senjata masing-masing. Li Xiaoping memegang cambuk di tangan kanan, tangan kirinya memegang pedang. Sedangkan Li Yanping tetap setia memegang kedua belati kembar.

Ada di satu saat, Shan melihat sebuah kesempatan ketika Yuchi Gong dan Qin Qiong mundur ke arah utara dan kudanya langsung dia pacukan ke tempat musuh dengan golok siap di tangannya. Targetnya tentu pemimpin pasukan lawan, Li Shihmin. Li kaget karena Shan yang turun dari kuda melesat ke arahnya untuk membunuhnya. Yunfei juga sudah siap sedia, dia siapkan mangkok arak di tangan kirinya.

Li Yanping yang melihat musuh maju, dengan ilmu langkah ajaib dia memapak langsung ke arah Shan.
Semua pasukan berteriak melihat Yanping yang menahan seorang Shan, karena mereka tahu bahwa Yanping bukanlah tandingan Shan Xiongxin yang perkasa.
Shan mencabut golok di tangannya, langsung menebas ke arah Yanping. Yanping tidak berniat melayaninya dengan keras, dia menghindar ke samping. Tetapi Golok milik lawan seperti mengincar ke lehernya tanpa berhenti. Yanping yang melihat bahwa gerakan lawan sangat cepat, segera menghindari ke samping.
Justru saat yang sama Li Xiaoping, sang kakaknya sudah menyambarkan cambuk ke arah Shan Xiongxin.

Shan bukanlah pendekar sembarangan, kemampuan silatnya sudah mencapai puncak. Melihat cambuk mengarah ke kepala, dia mundur satu langkah dan lantas cambuk di tangkapnya. Setelah menangkap cambuk, dia menarik Pingyang Gongzu ke arahnya. Melihat hal yang cukup gawat, Li Yanping segera maju menikam ke belakang tubuh Shan dengan belati kembarnya. Tetapi dengan gaya menutuk dengan gagang golok, tangan kanan si nona kesakitan dan belati telah terlepas dan kekuatan Shan langsung membuat Yanping terpental ke tanah 10 kaki ke samping. Dengan gerakan yang cepat, golok Shan mengangkat belati lawannya. Tangannya menyarungkan golok dan belati Yanping sudah dipegang.
Yanping hanya memegang sebelah belati di tangan kiri, tangan kanannya terkilir akibat tutukan golok dari Shan. Shan sekarang merasa di atas angin, segera hendak menusukkan belati ke arah Li Yanping,
Li Xiaoping melihat kejadian tadi terlalu cepat, lalu melihat sekarang adiknya sekarang dalam posisi yang sangat berbahaya segera menarik pedang di pinggang. Dan hendak menusuk ke arah Shan.

Tiba-tiba, baik Shan dan Xiaoping merasakan sebuah energi kuat dan bersuara menderu menghampiri diri mereka dengan pesat. Arah sesuatu yang dituju adalah Shan, segera Shan menarik belati yang tadinya hendak ditusuk ke Yanping dan melepaskan cambuk Xiaoping, Ia segera menahan serangan dahsyat dari arah utara.
Suara "tranggg" keras terdengar, Shan mundur 10 tombak ke belakang. Dilihatnya senjata yang meluncur ke dia adalah sebuah tongkat baja berukuran 4 kaki dan setelah diperiksa ternyata adalah sebuah sarung pedang.
Tadinya Yunfei sudah siap untuk maju tetapi dilihatnya dari utara muncul seorang panglima perang dengan kuda besar berwarna hitam. Yunfei mengenali siapa yang datang. Di samping kiri kanan panglima perang ini terlihat seorang pemuda berumur 30-tahunan, dan seorang biksu bersama mereka. Yunfei girang melihat biksu yang bersama mereka, segera dia bangun. Biksu ini melihatnya lalu menghormat dalam kepada Yunfei, dibalas hal yang sama oleh Yunfei. Orang-orang yang memperhatikan biksu memberi hormat ke arah selatan, semuanya melihat adalah Yunfei si pemuda yang sedikit sinting yang suka melihat pertarungan lantas mereka semua merasa sangat aneh. Yang datang bersama pemuda besar tiada lain adalah biksu Daoxin Dayi Dashi.

Penunggang kuda berumur 20-an tahun di tengah wajahnya gagah dan mukanya agak gelap warnanya, memakai pakaian perang berwarna merah keperakan. Dialah Li Xuanba yang termahsyur tanpa tanding itu. Adalah dia yang melemparkan sarung pedang ke arah Shan untuk menyelamatkan kedua adiknya. Sedangkan seorang panglima disamping ini adalah Chai Shao, pedangnya sudah kehilangan sarung. Jelas bahwa tadi Li Xuanba dalam keadaan genting menarik sarung pedang Chai Shao dan segera dilemparkan ke arah Shan.

Melihat pihaknya sudah kedatangan seorang Jenderal yang sangat kuat, semua pasukan Li Shihmin bergembira dan bersemangat. Li Xiaoping segera memapah adik perempuannya yang tadinya terjatuh ke tanah. Tangan kanan-nya terlihat bengkak dan terkilir. Dan keduanya segera bergerak ke belakang, masuk di pasukan Li Shihmin.
Qin Qiong dan Yuchi Gong masih bersemangat untuk bertarung dengan kedua orang Tianzhu. Dan mengetahui bahwa Li Xuanba telah sampai di medan perang, mereka menghindar serangan dan secara perlahan mundur ke arah pasukannya sendiri.

Li Xuanba, berdiri di tengah dengan aura kegagahan seorang dewa perang. Dengan tubuh tinggi 9 kaki serta memiliki 2 buah kapak besar di kiri dan kanan membuat orang-orang kagum kepadanya.
Shan yang sedari tadi sudah mundur 10 tombak ke belakang menunjuk ke depan.
"Li Xuanba, kamu terkenal di utara sedangkan diriku di selatan. Bagaimana kita tentukan pertarungan di hari ini?"

Li Xuanba menatapnya tajam, dia berkata.
"Anda marga Shan tidak cocok melawanku. Kemampuanmu masih di bawahku... Dan kemampuan kedua Jenderal dadakanmu juga tidak bagus-bagusnya."

Saat itu, dari pasukan lawan ada 2 orang yang turun dari gerbang kota dengan santai memijak tembok kota turun. Kedua lelaki, terlihat berumur 40 tahunan, Orang pertama di tangan kanannya memegang pedang hitam. Dan yang kedua membawa busur dengan panah yang cukup banyak di punggung.
Yunfei terkejut melihat kedua orang ini, bukan karena mengenalinya tetapi di tangan salah satu orang memegang pedang berat milik keluarga Feng, pedang kebajikan yang berat itu. Ilmu ringan tubuh seperti cecak merayap di dinding keduanya juga sangat luar biasa.

"Kedatanganku dari India tujuannya mencarimu. Sangat cocok diriku bisa bertemu denganmu." Tutur orang yang memegang pedang hitam. Sedangkan orang di samping hanya diam menatap ke depan.
Li Xuanba memandang kedua orang, tinggi kedua orang hanya sekitar 5 kaki lebih. Kulit wajah keduanya juga agak gelap melebihi gelap dari kulitnya sendiri.
Dilihat pendekar sebelah kiri memegang sebuah pedang yang lumayan berat menurut Li Xuanba, dan Li belum pernah melihat pedang jenis demikian.

"Perkenalkan namamu, kita bertarung." tutur Li Xuanba.
Orang di sebelah kiri tertawa, energinya kuat dan menggema panjang.
"Aku bernama Dugu Shenlang. (Shenlang maksudnya disini adalah dewa yang melanglang buana)
Sedangkan disampingku adalah dewa panah Shi Qitian" (Nama orang disini adalah menembak ke langit ke tujuh). Nama kedua orang ini cukup aneh karena bukan nama biasa seperti nama orang daratan tengah, kedua nama di atas memiliki arti.

Pasukan kedua belah pihak terkejut melihat kemampuan tenaga dalam orang yang di depan mereka.
Yunfei segera tahu orang ini menguasai tenaga dalam yang sama dengan Iblis pedang yaitu Dongxi Yinyang Shengong. Lantas dirinya segera bersemangat, matanya tajam menatap ke orang yang bernama Dugu Shenlang dan Qitian. Qin Qiong dan Yuchi Gong sudah siap siaga melindungi Li Shihmin karena mengetahui orang di depan ini bukanlah lawan yang gampang terutama orang yang memakai pedang berat tersebut.

Li Xuanba, turun dari kuda dan mengarahkan kapak besar nya menunjuk ke arah Dugu Shenlang dengan tersenyum. Dia berkata.
"Kamu orang pertama dalam 6 tahun terakhir yang bisa memaksaku turun dari kuda untuk bertarung."

"Kehormatan bagiku..." lantas Dugu Shenlang bergerak ke arah Li Xuanba dengan pedang mengarah ke depan hendak menusuk. Tunjukkan pedang ke arah Li terlihat hanya 1 titik ke ulu hati, tetapi serangan lawan seakan membelah menjadi 5 serangan di saat yang bersamaan. Xuanba segera mengangkat kapak besarnya menahan di tengah. Energi milik lawan segera membentur energinya yang sakti.
Dugu terlihat mundur 2 langkah akibat benturan energi sedangkan Li terlihat bergerak ke belakang sebanyak 1 langkah. Dugu lantas maju kembali, dia arahkan pedang ke kaki lawan, Li Xuanba segera memutarkan kapaknya kencang 1 lingkaran penuh untuk menghantam pedang lawan. Kapak seberat 400 kati itu memutar seperti kipas kencangnya.

Merasa daerah serangan dia tidak begitu dapat mangsa karena putaran kapak yang dahsyat lantas dia mundur mengganti serangan. Tangan kanannya yang memegang pedang kali ini menggunakan ilmu menebas keras dari atas ke bawah secara diagonal dan dari bawah ke atas juga secara diagonal.
Serangan Dugu Shenlang sangat luar biasa keras apalagi dia memakai pedang kebajikan yang cukup berat, angin berdesir tajam, debu tanah berterbangan mengikut serangannya ke arah Li Xuanba. Li kali ini mengubah serangan menjadi bertahan, dia letakkan kapak di tangan kanannya di bawah. Dan dengan telapak menahan serangan pedang lawan, dilihat dari pergerakan tangannya dia hendak menangkap pedang lawan.
Tetapi pedang lawan sangat gesit meskipun beratnya lumayan sekitar 140 kati.

Sebentar saja ratusan jurus sudah mereka lakukan tanpa hasil siapa menang dan kalah, keduanya masih sama ngotot. Dari sifat serangan terlihat bahwa Li Xuanba lebih unggul 1 tingkat hanya saja lawan yang gesit bergerak kesana kemari. Serangan Li Xuanba banyak yang tidak mengenai dia, sedang Shenlang juga tidak sanggup melukai Li Xuanba.

Pasukan Li Shihmin bersemangat dan berteriak teriak, begitu pula pasukan di atas loteng kota Luoyang memuji habis kedua pendekar yang bertarung mati-matian. Seumur hidup mereka, mereka tidak pernah menyaksikan pertarungan yang sangat luar biasa seperti halnya sekarang.
Shan yang selalu awas keadaan sekitar, melihat lawan sudah berposisi semua dan Li Shihmin sedang dilindungi oleh Qin dan Yuchi. Hendak mencari peluang, dia melihat ke kedua jenderal. Kedua jenderal segera mengerti maksud dari Shan. Kemudian dia memandang ke Qitian, Qi tian juga mengerti maksud Shan.

Memanfaatkan momentum pertarungan Li Xuanba dan Dugu yang sangat seru. Ketiganya segera maju cepat ke arah Li Shihmin. Qin dan Yuchi yang melihat majunya ketiga jenderal, segera mengambil posisi bertahan. Sedangkan sebenarnya yang terjadi adalah mereka bertiga sudah mengambil jalan melingkar dan targetnya adalah Li Xuanba. Sedangkan Qitian segera melepaskan panah untuk mengincar Li Shihmin.

Kekuatan panah Qitian sangat luar biasa hebat sebab di dalamnya terkandung tenaga dalam yang kuat. Qin Qiong dan Yuchi Gong yang melihat panah mengarah ke Li Shihmin segera maju dengan senjata masing-masing, mengerahkan Beiji Shengong tingkat ke 8 dan menghantam panah. Panah terputus dua, kedua jenderal tidak mengapa-ngapa tetapi keduanya melotot ke arah Qitian yang tertawa mengejek melihat sikap marah kedua Jenderal. Justru saat yang sama Qitian juga sudah siap untuk menembakkan panah ke arah Yuchi dan Qin Qiong. Keduanya segera bersiaga penuh untuk melindungi Li Shihmin.

Pergerakan Shan dan kedua jenderal yang tadinya hendak menyerang Li Shihmin, berubah arah. Semua pasukan Li Shihmin berteriak keras karena Li Xuanba hendak dibokong dari belakang. Li Xuanba juga terkejut melihat keadaan yang terjadi tiba-tiba ini. Melihat keadaan cukup gawat, dan mencari kesempatan segera Dugu Shenlang juga melancarkan serangan makin keras dan padat kepadanya. Justru di saat Li Xuanba merasa kali ini sudah celaka, saat ini mereka bertiga segera terkejut. Karena senjata mereka ditahan dengan pedang keras. Baik kedua tombak, dan golok di tangan lawan seakan dipukul ke bawah dan sasarannya adalah tanah pas selisih 2 jengkal di kaki Li Xuanba. Xuanba tahu bahwa ada yang menolongnya.

Segera dia mainkan kapak keras ke depan yang membuat Dugu Shenlang mundur 10 langkah ke belakang dan muntah darah, Ia terluka dalam karena tidak siap dan tidak menyangka bahwa tenaga Li Xuanba tidak berkurang sedikitpun seperti halnya dia yang sudah bertarung ratusan jurus.

Tetapi keuletan Dugu Shenlang patut diajukan jempol karena serangan yang sama ke Iblis pedang 6 tahun lalu sudah membuatnya luka parah susah berdiri namun ini orang terluka dalam sedikit tidak separah Iblis pedang. Orang yang menolong Xuanba tiada lain adalah Chai Shao yang sedari tadi sudah siap, Chai Shao segera bergerak ke arah Qitian.
Qitian kelabakan hendak memanahnya tetapi gerakan Chai Shao sangat cepat, baru saja Qitian hendak menarik busur, lawan sudah di depannya mengerahkan tinju. Tinju Chai lurus mengarah ke pipi kiri Qitian namun Qitian bukan pendekar biasa. Dia kepepet mengangkat busur dan busur patah 2. Qi yang tahu lawan di depannya kuat, segera mundur. Dengan gerakan merayap cecak dia sudah naik ke atas gerbang kota. Chai melihat lawan, lantas dia balas tertawa mengejeknya. Semua pasukan Li tertawa melihat Qitian yang sekali serang sudah lari bersembunyi di atas kota.

Sementara itu, Yunfei melihat kelicikan ketiga petarung dari lawan merasa geram. Dia berpikir hari ini mau tidak mau dia juga harus turun tangan. Dia berjalan ke tengah dan sudah berdiri di tengah kawasan pertarungan. Dengan pedang bambu yang sudah siap di tangan kanan, segera tanpa kode Ia menusukkan pedang bambu ke arah jenderal samping Shan karena jenderal ini paling dekat dengannya.

Jenderal ini bukanlah seorang pecundang seperti kasim-kasim. Dia segera beranjak mundur sedangkan Yunfei mengarahkan bambu di satu titik yaitu lehernya terus menerus dan selisih ujung bambu dengan leher sekitar setengah jengkal. Jenderal mengelak dengan gerakan kaki biasa karena Yunfei hanya bergerak dengan kecepatan jalan biasa.

Semua orang tertawa melihat tingkah Yunfei dan sang jenderal. Sebab tadinya pertarungan seru tetapi tiba-tiba ada muncul seorang pria pakai bambu di tangan dan sekarang seperti melakukan tarian di tengah pertarungan dahsyat tadi. Hanya Li Xuanba, Dugu Shenlang, Biksu Daoxin dan Jenderal yang dikejar ini tahu bahwa serangan semacam ini adalah dahsyat bukan main dan mengancam nyawa.

Li Yanping dan kakaknya pertama kali ini melihat Feng Wuming bersilat, tadinya dia melihat pemuda hanya duduk-duduk santai minum arak. Sekarang melihat dia mengangkat pedang bambu dengan berjalan mengarah ke depan dan dari berjalan, kemudian berlari pelan seperti orang-orang menghindari hujan, keduanya tertawa-tawa tetapi makin lama makin mereka merasa terkejut. Jenderal itu sudah berlari sangat cepat tetapi Yunfei juga cepat mengikuti gerakannya tidak tertinggal sedikit pun.
Jarak antara pedang bambu dengan leher lawan terus selisih setengah jengkal. Tanpa terasa jenderal ini keringat dingin, dia tidak tahu bagaimana cara menghentikan serangan demikian.

Melihat kekuatan kaki dan arah pedang yang pas, Dugu Shenlang segera berteriak:
"Adikku itu ilmu pedang menyambut surgawi, hati-hati..."

Jenderal ini sudah kewalahan sebenarnya, dia berpikir jika dirinya berhenti sebentar saja, pasti bagian bambu yang tajam itu akan mengambil nyawanya.
Dengan coba-coba dia mencabut pedang di pinggang dan mengarahkan pedang menusuk ke arah perut Yunfei, tetapi baru dia hendak mengangkat pedang atau tangannya masih setengah jalan, tangannya sudah dipukul pelan oleh pedang bambu. Pedang miliknya sudah jatuh ke tanah. Kemudian dengan posisi yang masih sama, Yunfei berlari mengarahkan pedang bambu ke jenderal lagi, arah serangan masih tetap sama yaitu mengincar leher.

Melihat temannya sedang dalam bahaya besar, Shan dan temannya si jenderal serta Dugu Shenlang maju malah mengincar Yunfei dan membiarkan Li Xuanba. Li Xuanba adalah seorang lelaki sejati, tidak nantinya dia akan mencuri serang. Di posisi ini, dia hanya bersiap membantu Yunfei jika sesuatu yang bahaya akan terjadi pada si pemuda, Li Xuanba memang tidak mengenal pemuda ini. Di sini hanya Li Shihmin, kedua nona, Qin Qiong dan Yuchi Gong yang tahu dia ini siapa, seorang aneh bernama Feng Wuming pemilik Wisma Feng di Hancheng. Sedangkan yang betul-betul tahu Yunfei itu siapa hanya seorang Daoxin Dayi, biksu pemimpin Shaolin.

Shan, jenderal dan Dugu Shenlang segera datang dengan senjata di tangan mengerubuti seorang Yunfei. Ketika mereka sama-sama bergerak membacok dan menusuk, Yunfei kerahkan tingkat ke 9 Beiji Shengong dengan sempurna, pedang bambu miliknya dia putarkan dan menempel ke tombak yang sedang menyerang dirinya, tombak digiringnya dan hasilnya malah menusuk ke arah Dugu Shenlang, bersamaan itu serangan golok Shan yang hendak menebas Yunfei di kepala di tusuk pelan dengan bambu di sisi golok. Golok ini kemudian berubah arah malah terlihat menyerang ke jenderal yang tadinya "dikejar" oleh Yunfei. Dengan membuang nafas, Yunfei mundur 3 langkah ke belakang.

Suara senjata laga terdengar keras, lawan-lawan sesaat terlihat menyerang kawan-kawan sendiri. Tetapi keuletan lawan di depannya berbeda dengan kasim-kasim tentunya. Dalam keadaan yang kepepet, mereka masih bisa bertahan sebisa mungkin.
Mereka berempat terkejut di dunia ada ilmu pedang yang aneh sedemikian, padahal Yunfei mengerahkan energi Beiji Shengong tingkat terakhir untuk membenturkan sesama pesilat.

Sebelum mereka benar-benar siap, Yunfei kemudian maju dengan cepat, menarik nafas di kedua Dantian, menyerang dengan jari tangan kanan ke arah Dugu. Dugu Shenlang terkejut karena dia tahu ini adalah serangan tenaga dalam yang sangat tajam tidak ubahnya seperti pedang. Ia mengangkat pedang kebajikan utk bertahan dan sesaat kemudian suara benturan tenaga dalam terasa, Dugu mundur 10 langkah ke belakang. Sebelum Dugu Shenlang hendak mengangkat pedang untuk menusuk. Yunfei dengan gerakan yang jauh lebih cepat, sudah mencungkil pedang kebajikan di tangan kanan Shenlang dengan pedang bambu, memutar dengan tenaga dalam Beiji Shengong tingkat ke 9, pedang yang tercungkil menempel di pedang bambu membuat Dugu Shenlang terikut dan dia tahu sekarang dalam posisi yang sangat berbahaya karena dia seperti tertarik ke arah Yunfei.
Jika Yunfei mengarahkan tendangan atau Ilmu jari tadi menghantam rusuk atau lehernya maka dia akan tewas seketika.
Daripada nyawanya yang jadi taruhan, dia melepas pedang berat itu dan sekarang pedang sudah direbut Yunfei dengan gampang. Sebelum Dugu Shenlang hendak mundur karena tadinya tertarik ke arah Yunfei, Yunfei sudah berdiri mengarahkan pedang bambu dengan tangan kiri ke arah leher Dugu Shenlang dan selisih ujung pedang bambu dengannya hanya 1/2 jengkal. Yunfei bergerak maju 1 langkah sehingga bambu ini sudah menempel di kulit leher Shenlang.
Sementara Yunfei sudah memegang pedang berat dengan tangan kanannya.
Dari sini sudah terlihat bahwa Dugu Shenlang sudah diampuni nyawanya oleh Yunfei dan jika saja Ia mau, tadinya sudah menusuk leher lawan dan lawan pasti mati seketika. Dugu Shenlang diam terpaku di tempatnya, sedangkan kedua Jenderal dan Shan mencari kesempatan untuk menyerang Yunfei yang hanya diam tidak bergerak membelakangi mereka. Ketiga orang ini mencari kesempatan menggerakkan senjata pelan tanpa suara lantas hendak menusuknya dengan serangan kematian mengincar titik-titik berbahaya di tubuh pemuda. Yunfei tentu tahu lawan di belakangnya sedang melakukan apa. Pedang kebajikan memang berada di tangan kanannya. Ia segera menekan tombol, sesaat kemudian pedang ringan dari pedang kebajikan sudah di cabut, sedangkan pedang berat jatuh ke tanah.

Semua orang terkejut melihat di pedang berat ternyata tersimpan sebuah pedang. Orang-orang yang paling terkejut tentu adalah kedua puteri, Pingyang dan Changsha. Mereka segera tahu siapa Feng Wuming ini, si pencuri pedang kebajikan di hutan kota Chang-an dan pencuri kuda mereka.
Pedang ringan diarahkan tanpa Yunfei melihat ke arah belakang, serangan Yunfei ini luar biasa hebat.
Sejak mendalami ilmu sakti Tianzhong Foguang, tenaga dalamnya sudah hampir sekelas manusia abadi, dengan menyabetkan pedang dia biarkan pedang berputar sendiri dari arah belakang tangan kanannya. Golok dan pedang lawan tersentuh pedang ringan, hasilnya memang tidak patah tetapi ketiga orang terlihat saling menyerang diri mereka sendiri. Golok milik Shan terlihat menebas di perut kedua jenderal sedangkan pedang kedua jenderal menusuk ke Shan, hasilnya ketiga orang terluka dan darah muncrat di perut masing-masing. Meski serangan Yunfei tidak mengambil nyawa mereka namun ketiganya tidak bisa berdiri lagi. Pedang memutar ini juga berputar kembali dan telah digenggam di tangannya dengan mudah seakan pedang memiliki nyawa "pulang ke rumah".

Selama melakukan hal ini, Yunfei hanya menatap tajam ke arah Dugu dengan tetap pedang bambu miliknya di tangan kiri mengarah ke leher lawan, tidak sedikitpun dia melihat ke arah 3 orang di belakangnya.
Hasil sekejap yang sangat luar biasa ini membuat pasukan Li Shihmin berteriak memuji pemuda sinting ini. Yunfei berkata ke arah Shenlang,
"Ilmu silatmu sangat tinggi, kenapa membantu Wang Shichong si pengkhianat itu?"

Dugu Shenlang tersenyum kecut. Yunfei mengampuninya dan menarik pedang bambu dari leher Shenlang lalu menyelipkan di pinggang. Berjalan mundur 1 langkah, dia angkat pedang berat dengan tenaga dalam menyedot dan hanya seketika dia sudah masukin pedang ringan ini ke pedang berat. Melihat Shan Xiongxin masih memegang belatinya Li Yanping, dia mencungkil batu kerikil dari tanah dan menyentil ke nadi tangan Shan, tangan Shan terbuka, kemudian dengan gerakan yang sama dia menyedot belati, belati segera terbang ke arah Yunfei dan dipegang dengan tangan kiri oleh pemuda ini. Ia melihat belati yang bertuliskan nama
"si cerdik", lantas ia tersenyum karena belati ini sama dengan yang dia ambil ketika Yanping melempar ke kakinya di luar kota Chang-an sekitar 3 tahun yang lalu.

Semua kelakuan Yunfei dilihat oleh Li Yanping, dia malu tidak terkira ketika dalam 2 gerakan terakhir ini persis sekali gerakannya ketika pemuda mempermalukan dirinya di luar kota Chang-an, di sebuah hutan kecil. Kali ini dia yakin 100 persen bahwa pemuda ini adalah pemuda yang sama, pencuri pedang kebajikan. Tadinya melihat Yunfei hanya sekilas menampakkan ilmu yang sama, tidak seperti saat sekarang. 3 tahun lalu Yunfei mengeluarkan ilmu yang mirip ketika pedang ketiga nona direbut, kemudian ketika dia mengejarnya sampai-sampai bertanding 3 babak yang semuanya dia kalah total.

Yunfei menunjuk ke Wang Shichong yang terlihat ketakutan di atas kota dengan pedang berat.
"Kau tidak pantas memakai pedang ini! Segera menyerahlah..."

Pemuda berjalan ke arah Li Xuanba, memberi hormat sekali dan di balas oleh Li Xuanba. Lantas Ia berjalan ke arah Daoxin Dayi, segera bersujud menyembah biksu tersebut. Biksu ini tersenyum dan membimbingnya berdiri.
"Tuan sudah sanggup mempelajari semua kepandaian leluhur tuan, tuan Feng. Ini adalah berkah langit dan Tuan sudah melaksanakan kebajikan seperti halnya dulu beliau."
Daoxin dashi memberi salam tersenyum kepadanya.

Semua tindakan Yunfei dilihat semua pasukan baik kedua belah pihak. Mereka semua terdiam ketika Yunfei berjalan disana seperti tiada orang di sekitaran. Lantas tidak lama, suara membahana dari semua pasukan terdengar. Shenlang memanfaatkan momentum ini, mengangkat kedua temannya yaitu kedua jenderal yang sudah terluka menyingkir. Sedangkan Qitian yang melihat Shenlang kabur, dia juga kabur turun dari tembok kota. Keempatnya segera menghilang dan arah yang dituju adalah selatan.

Li Shihmin segera meminta pasukannya mengepung kota Luoyang, dia berteriak.
"Jika kamu itu turun dan menyerah, akan kuampuni jiwamu."

Wang Shichong berpikir dia hendak berperang tetapi melihat kaum pesilat yang ilmu mereka sangat tinggi, tidak nantinya dia berhasil untuk lari. Lantas memerintahkan untuk membuka gerbang kota, dan menyerah kepada Tang. Kemenangan ini sangat gemilang dan merupakan peletak dasar Dinasti Tang yang termasuk salah satu pertempuran paling baik sepanjang sejarah peradaban kekaisaran China.

Li Yuan sangat bergembira ketika dia tahu Li Shihmin dan pasukannya berhasil merebut kedua dinasti yaitu Xia (Doujiande) dan Zheng (Wang Shichong). Di surat, Li Shihmin menulis untuk mengampuni Wang tetapi tidak dengan Dou. Wang sudah berjanji untuk mendukung mereka tetapi Li Yuan merasa bahwa Wang suatu saat akan jadi ancaman lalu mencabut statusnya menjadi rakyat jelata, mengasingkan Wang ke Sichuan.
Di perjalanan, Wang dibunuh oleh klan Dugu yaitu puteranya almahum Dugu Ji yang bernama Dugu Xiude.
Dugu Xiude, seorang jenderal berbakat yang berada di perbatasan utara, memimpin 1000 pasukan, mengejar dan membunuh Wang Shichong. Ia melakukan penyerangan dan pembunuhan terhadap Wang Shichong karena ayahnya, Dugu Ji dibunuh Wang Shichong di saat perebutan kekuasaan Sui.
Li Yuan yang mengetahui perkara ini, lantas menurunkan pangkat Dugu Xiude dan diperintah menjaga kota Yong an, sebelah selatan Chang-an.
Sedangkan Dou Jiande sesuai arahan dari Li Shihmin dibunuh dengan dipenggal dan disaksikan oleh seluruh rakyat kota Chang-an. Dengan membunuh Dou Jiande, di hari kemudian-nya muncul pemberontakan baru yang dipimpin klan Dou, tetapi berhasil dipadamkan dengan gampang dan oleh Li Shihmin.

Li Shihmin diangkat menjadi Jenderal besar dengan gelar : Tiance Shanjiang (Jenderal dengan strategi dewa) dan status pangeran Qin dinaikkan menjadi Raja Qin. Sedangkan Li Xuanba diangkat menjadi Tianhu Feijiang (Jenderal harimau terbang dari langit). Semua jenderal yang berjasa semua dinaikkan pangkat oleh Li Yuan. Kegembiraan semua pasukan Tang karena mereka sanggup mengalahkan Xia dan Zheng dengan kekuatan hanya 30.000 orang saja. Sedangkan kekuatan kedua dinasti ini memiliki pasukan diatas 500.000 orang.

Bersambung...

0 komentar:

Posting Komentar