Pages

Jumat, 19 Maret 2021

Novel Riakan Awan Iblis Pedang Bab 15

 

Bab XV - Pertempuran Di Kota Hancheng

Li Xiaoping dan Li Yanping serta semua serdadunya tidak percaya akan penglihatan di depan mereka.

Seorang pemuda yang masih memakai pakaian tidur bergerak seperti hantu di pagi terang.
Li Yanping melihat kedua orang masih mengumpulkan energi untuk menyembuhkan diri dan dari orang "besar" dia melihat bahwa ilmu yang dipakai adalah Beiji Shengong. Sedikit dia merasa terkejut tetapi dibantunya kedua orang seperti tadi Yunfei membantu mereka berdua.
Sedangkan Li Xiaoping melihat kasim saling menusuk diri sendiri rupanya sudah dalam posisi tertutuk nadi, mereka tidak bisa bergerak. Posisi pedang saling menusuk mereka hanya sedalam 1.5 sampai 2 dim dan tusukan ini tidak akan membunuh mereka. Xiaoping mengenal keempat kasim yang saling menusukkan senjata ini adalah Kasim Zheng, Gan, Ho, Tian sedangkan yang terbunuh adalah kasim Lei.

Li Xiaoping menutuk jalan darah keempatnya tetapi tutukannya tidak sanggup membuka jalan darah mereka berempat. Lantas dia terheran-heran. Dia meminta adiknya untuk membuka jalan darah keempat kasim.
Tetapi Yanping sedang "sibuk", dia masih menyembuhkan ke 2 orang. Selang 1/2 jam kemudian, Yanping sudah selesai menyembuhkan mereka berdua dengan energinya.
Energi kedua orang sudah normal dan denyut nadi akibat terluka dalam sudah terobati, selanjutnya kedua orang hanya perlu beristirahat.
Lantas dia berdiri dan menutuk ke empatnya, tetapi tetap tidak bereaksi. Sambil tertawa, Xiaoping dan Yanping meminta gerobak kuda dan keempatnya diangkat ke atas. Lalu beberapa pasukan mengarahkan kereta ke Chang-an dan para kasim-kasim ini diangkut untuk menerima hukuman, kedua puteri segera menuju ke Hancheng. Pasukan yang dibawa mereka berjumlah sekitar 1.500 orang tadinya mereka berpisah menjaga Hancheng sedangkan Li Shihmin menuju ke arah barat laut bersama 10.000 pasukan, ke Yan-an.

Pemberontakan Liu Wuzhou bulan lalu membuat Dinasti Tang kelabakan, dari barat laut pasukan mereka hampir menguasai Chang-an/Ibukota. Lantas Li Shihmin dalam sebulan ini memimpin pasukan mengusir Liu Wuzhou dan tadinya Xiaoping dan Yanping memang mengikuti kakak kedua mereka.
Setelah berhasil, Xiaoping dan Yanping memimpin pasukan ke Hancheng untuk bertahan di gerbang tembok besar. Yan'an berada di barat laut, sedangkan di sebelah timur Li Jiancheng, Li Xuanba dan Chai Shao memimpin pasukan mengusir pasukan Tujue Timur ke utara.

*********

Yunfei yang sekarang memang sangat berbeda dengan 6 tahun lalu, sisa wajah dulu hampir sudah tidak ada di wajahnya sekarang. Karena selain Yunfei sekarang telah menjadi pria yang tinggi 6 kaki, wajah dan badannya juga sudah berbeda. Tentu kedua puteri ini tidak bisa mengenalinya lagi. Suara Yunfei dahulu juga sudah sangat berbeda dengan dirinya sekarang. Perkataan nenek Huo di desa misteri sangat sesuai oleh karena ini, Yunfei sudah tidak takut dikenali lagi.

Yunfei yang bergerak, segera ke tempat dimana tadi Chang En berada, selang setengah jam dia sudah sampai dan melihat nona ini sudah sadar dan menunggunya. Yunfei melihat kaki nona memang sedang terkilir, tulang menonjol lantas dengan menggeserkan sedikit tulang kaki Chang En, tulang bergeser sudah masuk kembali ke tempatnya.

"Nona pulang ke Hancheng dahulu, ke rumah keluarga Feng menunggu kita pun tiada masalah."
"Tetapi ayahku..."
"Tenang nona kecil, ayahmu sudah diselamatkan oleh puteri Pingyang."
Lantas nona senang mendengar informasi dari Yunfei.
"Terima kasih paman...."

Yunfei tersenyum dan segera bergerak ke arah barat. Dia maju pesat dan sesaat sudah menghilang.

*********

Siang menjelang sore, pasukan Xiaoping dan Yanping sudah sampai di Hancheng.
Kakek Yuan dan Chang Zi lantas balik ke rumah keluarga Feng dan melihat bahwa Chang En sudah berada di sana. Chang Zi senang sekali, lantas melihat Yunfei juga telah berada di dalam rumah. Keduanya berterima kasih menyembah kepada Yunfei. Yunfei membangunkan mereka dan berkata:

"Tidak usah terlalu banyak adat.. Kita berada di kapal yang sama" Lantas dia tertawa.

"Tuan muda... Puteri Pingyang dan Puteri Changsha berada di luar kota sedang mendirikan tangsi. Sekarang bentar lagi musim hujan ada baiknya jika mereka kita minta masuk ke kota." Tutur Kakek Yuan.
"Rakyat di Hancheng sudah meninggalkan rumah karena semalam dipaksa oleh pasukan Liu Wuzhou, ternyata Liu Wuzhou meski orang Han tapi sangat kejam. Mereka berniat memajukan pasukan rakyat untuk dilawan dengan pasukan dinasti Tang." sambung Chang Zi.

Yunfei tertawa dan menyambut dengan kalimat "Gongxifacai" karena kebetulan ini adalah hari pertama Imlek.  Keduanya merasa lucu akan perkataan Yunfei lantas tertawa besar.
Yunfei lantas bertanya:
"Kenapa mereka tidak masuk ke kota?"

"Itu karena kebijaksanaan Pingyang Gongzu, dia tidak mau merebut rumah orang meski sekarang semuanya tidak berada di rumah. Dan entah mereka-mereka di kota ini masih punya kesempatan pulang kemari atau tidak." tutur Kakek Feng. Yunfei menjawabnya:
"Mereka malam ini sampai semua, 560 orang akan kembali ke kota Hancheng."

Baik kakek Yuan dan Changzi merasa sangat heran akan perkataan Yunfei.
Yunfei tidak berkata lebih banyak lagi dan dia berdiri lantas keluar rumah. Dirinya berjalan ke tangsi Puteri Pingyang. Yunfei melihat nyonya ini sedang membagi pasukannya lalu dia menghampiri puteri Pingyang.

Dilihatnya Puteri ini sekarang telah dewasa layaknya nyonya muda, sisa kemolekan dirinya yang dulu juga sudah berbeda terutama dari sisi semangat "pria" dalam diri puteri.

"Puteri Pingyang.. Ada baiknya pasukanmu diatur sebagian masuk ke kota saja. Sebentar lagi musim hujan dan tentaramu akan susah. Dan juga paling baik, beberapa pasukan menuju ke arah tenggara untuk membeli bahan-bahan makanan."

"Tidak bisa.. Itu rumah rakyat..
Mengenai makanan-makanan memang sudah kuperintahkan untuk membeli sedikit banyak makanan yang cukup untuk 3 hari untuk pasukanku. Setelah lewat 3 hari, akan ada pasukan yang mengantarkan ransum dan makanan." jawab Puteri Pingyang.

"Puteri tidak tahu bahwa banyak rumah kosong di sini. Rumah yang tidak ditinggali lagi cukup banyak, sebentar dekat malam, rakyat-rakyat disini akan balik ke rumah dan setiap rumah yang memang kosong bisa kalian tempati." tutur Yunfei.

Puteri Pingyang merasa masuk akal, lantas memanggil wakil pasukannya untuk melihat-lihat ke dalam kota. Justru waktu ini, Yanping keluar dari tenda dan melihat Yunfei.
Dia tertawa mengejek dan bertanya,
"Itu rumah paling besar punyamu?"

"Benar sekali, jika nona ingin menginap disana juga tidak masalah."
Yunfei hanya memancingnya tetapi si nona menganggap serius perkataan Yunfei.

"Siapa nama tuan supaya bisa kupanggil dengan mudah." tanya Yanping.

"Aku bermarga Feng dan nama Wuming (artinya tanpa nama)." jawab Yunfei.

Si nona tertawa mendengar perkataan Yunfei. Xiaoping juga tersenyum melihat pria di depan ini memang tidaklah berniat memberi tahu nama aslinya. Mereka tidak begitu masalah karena kadang di dunia persilatan, tidak sedikit banyak orang yang merahasiakan nama mereka.
"Lalu apa beda. Wuming dengan Kongming (nama kosong). " tanya Yanping sambil tertawa.
Yunfei tidak menjawabnya, pemuda ini hanya tersenyum.
Lalu bersama Yunfei, Yanping berjalan ke rumah besar keluarga Feng sedangkan Xiaoping masih sibuk mengatur pasukannya.
Yunfei merasa lucu di dalam hatinya dan berpikir sifat diri Li Yanping yang dulu sama sekali tidak tertinggal. Jika dirinya yang dulu pertama kali bertemu, pasti akan marah dan setelah racun phoenix telah hilang, pasti akan menolak mentah-mentah ajakan Yunfei sekarang. Yunfei membiarkan nona ini mengikutinya sampai ke rumah besar milik keluarga Feng. Dia menunjukkan ke kiri pintu masuk.
"Disana adalah tempat tinggal para tamu sedangkan di sebelah kanan juga sama fungsinya, Kedua ruangan cukup besar.
Dan jika puteri memang suka silakan dipilih saja, jikapun ingin kedua tempat, tentu tidak masalah.
Sudah lama wisma ini hanya ditinggali berdua, dan jika rumahku yang di pedalaman sempat ditinggal puteri beberapa hari tentu sedikit banyak nama besar keluarga Feng akan terkenal." tutur Yunfei sambil tertawa.
Yanping merasa aneh kelakuan dan kata-kata Yunfei tetapi tidak digubrisnya. Lantas Ia memantau dan melihat di belakang dari rumah ini berbatasan dengan tembok besar, dia memilih yang sebelah kiri dan berjalan masuk ke dalam ruangan. Begitu masuk, dilihatnya selain hanya ranjang tiada tempat apa-apa lagi karena rumah juga sudah dirampok oleh pasukan Liu Wuzhou semalam. Namun hal ini sepertinya tidak masalah bagi si nona, lalu sambil tersenyum ceria, dia keluar ruangan. Melihat Yunfei, dia mengucapkan terima-kasih dan menuju ke tangsi pasukan depan.

Sesuai dengan tebakan Yunfei, rakyat-rakyat Hancheng semua sampai di kota saat malam menjelang. Tetapi kota sudah kehabisan makanan karena dirampok. Semua berkumpul bersama pasukan puteri Pingyang dan rakyat berusaha mencari makan untuk melewati malam. Yunfei keluar rumah, dia menyampaikan kabar kepada pasukan Puteri Pingyang di depan gerbang tembok besar ada beberapa ekor sapi dan kambing.
Mereka tentu tidak percaya, sama-sama naik ke atas gerbang dan melihat memang terdapat sekitar 10 ekor kambing, 2 ekor sapi kecil diikat di pohon samping pintu gerbang tembok besar. Mereka sama-sama senang setidaknya malam ini bisa terlewati dengan adanya makanan selain beras yang mereka bawa. Mereka memotong 2 ekor sapi dan 10 ekor kambing dan dimasak kemudian makan bersama-sama rakyat serta pasukan yang hadir disini.
Semua rakyat bercerita dan ceria di malam ini bagaimana mereka terselamatkan tadinya. Tiba-tiba langit membantu mereka sebab pasukan yang mengawal mereka itu ada puluhan orang, menggiring mereka yang terikat lantas tiba-tiba semuanya jatuh terjungkal di tengah kabut dan jatuh tanpa bisa berdiri. Saat itu, tiada orang yang nampak membantu mereka. Begitu semua rakyat Hancheng tersisa berkumpul, mereka menuju ke pulang kemari.

Banyak pasukan dan kedua puteri juga terheran-heran mendengar cerita rakyat tetapi rakyat berpikir karena malang yang menjadi berkah, mereka hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada penolong yang tidak mereka ketahui siapa.

Rumah-rumah kosong yang tidak terpakai di Hancheng cukup banyak, semua pasukan bergembira karena mendapatkan rumah singgah sementara meski rumah tidak terurus daripada tidur diluaran atau tenda. Tangsi yang sudah di bangun di bagian selatan tetap ditinggal 50 orang serdadu dan 50 orang lagi meronda untuk melihat-lihat dan berjaga.

Chang Zi dan kakek Yuan bisa menebak yang menolong rakyat Hancheng adalah ulah siapa namun berpikir bagaimana pulang balik secepat demikian, mereka juga merasa tidak masuk akal. Puteri Pingyang dan puteri Changsha berdua tinggal di rumah Yunfei, keluarga Feng. Masing-masing memilih sayap kanan dan kiri sedangkan kakek Yuan dan Yunfei tidur di ruangan tengah yang memiliki 3 kamar tidur.
Chang Zi dan putrinya telah pulang rumah pada saat malam gelap.

Malam terlewati dengan indah dan tiada kejadian apa-apa.
Keesokan hari paginya, baik kedua puteri, Yunfei dan kakek Yuan sudah bangun. Kakek Yuan membuat sarapan dari telur ayam rebus dan menghidangkan ke Yunfei dan kedua puteri. Puteri Pingyang meminta beberapa orang pasukannya membeli perabotan, dia serahkan 500 tael emas mencari kota terdekat dan membeli makanan seperti beras, ayam, daging, tepung, sayur dan lain-lain makanan serta meja kursi dan sebagian di letakkan di rumah tinggal ini, dan sebagian dibagikan ke semua rakyat di kota Hancheng.

Yunfei tersenyum melihat puteri ini yang sangat royal kepada rakyat sekitaran. Lantas setelah sarapan, kedua puteri sudah keluar memeriksa keadaan kota dan tangsi mereka. Yunfei lantas bertanya kepada kakek Yuan. Berapa uang yang diperlukan untuk membeli perlengkapan seadanya di rumah ini?

"Sekitar 5 tael emas cukup tuan muda..." tutur kakek Yuan.
"Jika aku punya 5 tael emas, berapa sapi dan kambing , babi serta ayam-ayam yang bisa kubeli?"
Kakek Yuan menghitung-hitung sebentar lantas dia berkata.
"2 Ekor sapi besar, 20 kambing, 10 ekor babi, 30 ekor ayam. Sekitaran begitu tuan muda. Memangnya ada apa?"
"Aku akan mengembalikan perabotan itu tidak dengan uang tetapi dengan hewan-hewan itu." tutur Yunfei.

Kakek Yuan merasa heran lantas dia bertanya,
"Apakah di dekat sini tuan muda ada usaha peternakan?"
Yunfei menjawab Iya kepadanya, lalu dia berangkat ke rumah Chang Zi.
Chang Zi bercerita memang semalam ditanyai oleh puteri Changsha bagaimana dia mempelajari Ilmu Beiji Shengong, dan Chang Zi berkata bahwa dia diajari oleh seorang yang tua. Sepertinya puteri Changsha juga tidak banyak bercuriga.
Yunfei tertawa karena sudah menduga bahwa Chang Zi akan berkata demikian kepada Li Yanping.
Seharian dia berada di rumah Chang Zi, Chang Zi berdiskusi dengannya ilmu silat terutama mengenai Beiji Shengong. Dengan telaten, Yunfei menjawab dan mengajari tingkat kedua dari Beiji Shengong kepadanya.
Sorenya Yunfei pulang ke rumah, perabotan untuk makan sudah tersedia. Makanan juga sudah dibeli dan dibagikan kepada penduduk yang sudah kelaparan. Semua rakyat di Hancheng yang berjumlah 500-an sangat berterima kasih kepada puteri Pingyang yang sangat memperhatikan orang-orang yang kesusahan.

Selang malam hari, dia melihat Puteri Changsha sedang berlatih tenaga dalam, sekilas diperhatikan nona ini memang mendalami Beiji Shengong juga. Yunfei tersenyum melihatnya, menunggu di depan ruang tamu dan tidak perlu lama Yunfei sudah tahu bahwa nona ini sudah mencapai tingkat ke 5.

Yanping membuka matanya dan melihat Yunfei ada di ruangan.
"Ilmu silat tuan sangat luar biasa. Bolehkah tahu darimana tuan mempelajarinya?" tanya si nona.
Yunfei tersenyum lantas menjawab.
"Ilmu silatku hanya hebat di lari-lari, yang lainnya tidak seberapa saja. Sungguh memalukan..."
Nona ini bergelak tertawa lalu dia bilang.
"Kelima kasim semuanya adalah pendekar silat kelas 1 tetapi mereka dengan gampang dikalahkan olehmu."
Yunfei menjawabnya.
"Nona salah paham, aku hanya lari-lari tempo kemarin. Tidak melakukan apapun..."

"Tidak mungkin kasim-kasim salah. Mereka menyatakan bahwa tuan berjubah putih yang mengalahkan mereka."
Yunfei hanya tertawa, dia menjawab bahwa mereka sudah sangat tinggi melihat dirinya.
"Sungguh baik jika ada arak.." tutur Yunfei. Lantas dia berdiri berjalan ke depan rumah. Yanping menunggunya cukup lama lantas Yunfei sudah membawa sebuah guci arak yang besar. Tentu ini mengejutkannya karena sejauh radius 20 Li tidak mungkin bisa menemukan rumah arak sebab daerah-daerah disini sedang terjadi perang.
"Darimana tuan Feng mendapatkan arak sebegitu banyak?"

Yunfei duduk, menuangkan arak ke beberapa mangkok yang tidak dirampok pasukan Liu Wuzhou dari rumah.
Lalu berkata.
"Aku punya simpanan arak yang cukup banyak di luar kota tidak jauh, ini tadi diriku pergi mengambilnya."
Justru waktu bersamaan puteri Pingyang juga balik ke rumah, melihat arak tersedia di meja dia merasa heran lantas Yunfei tertawa dan menjawab dengan jawaban yang sama ketika Yanping tadi menanyainya.
Dia memanggil kakek Yuan keluar dan memberikannya beberapa mangkok arak untuk minum bersama.
Pingyang Gongzu bercerita banyak di malam ini, dia berkata bahwa meski ayahnya sudah menjadi Kaisar tapi ancaman dari petinggi dan pemberontak masih banyak. Mereka-mereka mengangkat dirinya menjadi kaisar, Li Mi sudah tewas di tangan ayahnya karena awalnya menyerah lantas hendak memberontak, Jenderal Shen dan kakak ketiganya nya lah yang menyelesaikan Li Mi.
Dia bercerita bahwa wilayah kekuasaaan Li Mi bahkan di klaim Wang Shizong dan sekarang meletakkan basis pasukan di Luoyang.
Yunfei menanyainya beberapa hal, dan disini dia tahu pembantu Li Mi beberapa orang yang sangat berbakat sudah bekerja ke Li Yuan seperti Wei Zheng, Wei Shu, Yuchi Gong dan Qin Qiong kesemuanya sudah membantu ayahnya.

Yunfei girang dalam hati tetapi dia tidak menunjukkannya. Senangnya Yunfei wajar saja karena empat orang yang disebut di atas semuanya dikenalnya. Bahkan dia hendak menjumpai kedua adik angkatnya yang sudah tiada kabar dalam 6 tahun terakhir. Sampai dekat tengah malam mereka minum dan kedua puteri yang sedikit mabuk sudah tertidur di ruangan mereka masing-masing. Saatnya Yunfei beraksi pikirnya...

Pagi-pagi sekali wakil panglima pasukan mengetuk rumah Yunfei. Kakek Yuan yang sudah bangun segera membuka pintu menanyainya ada masalah apa.
"Tolong kabari kedua puteri bahwa di luaran terjadi keanehan.."

Kedua puteri mendengar ketukan pintu rumah keluarga Feng, lantas sudah bersiap dan hendak menyambut wakil panglima, keduanya berjalan ke depan rumah.
"Puteri berdua... Di depan tangsi kita ada 1 ekor sapi besar, 5 ekor kambing, 5 ekor babi dan 10 ekor ayam."

Puteri Pingyang mengatakan jika ada sapi dan kambing bukannya tidak aneh. Lantas wakil panglima berkata kalau sapi dan kambing ini diikat menjadi 1 kemudian semua ayam dan babi itu diikat menjadi 1 juga.
Kedua puteri merasa heran entah ulah siapa yang sepertinya sengaja memberikan hewan-hewan ini untuk dimakan mereka.
Keduanya tertawa tetapi dari dalam Yunfei menuju ke luar rumah dan berkata.
"Ada apa ribut-ribut, masih subuh..."

Lantas keduanya menceritakan penemuan aneh pasukan mereka. Yunfei tentu tertawa dan berkata pada saat kedua puteri tidur, dia sempat pulang ke rumah kecil di luar kota untuk mengangkut 2 guci arak besar.
"Malam ini kita pesta kembali."

Semua tindakan Yunfei tentu tidak diketahui siapapun, dia yang menolong rakyat Hancheng di barat, kemudian dia ke utara , ke peternakan pasukan Tujue timur mencuri hewan-hewan seperti sapi, kambing, babi dan ayam. Tentunya beberapa guci arak itu juga dicurinya.

Pasukan Liu Wuzhou heboh ketika mengetahui dalam sehari banyak ternak mereka hilang. Tetapi tanpa jejak hewan-hewan ini hilang kemana. Gangguan kehilangan ternak mereka terjadi 3 hari berturut-turut meski dijaga, penjaga ternak semuanya ketiduran bukan karena mengantuk tetapi sudah dipukul pingsan oleh Yunfei.

Di hari pertama, Yunfei bergerak ke barat setelah menolong Chang En dan seketika rakyat Hancheng juga diselamatkan-nya, lalu Ia ke perkemahan pasukan Liu Wuzhou di saat kabut begitu tebal, dia mencuri beberapa hewan untuk keperluan makanan.
Saat itu dia berpikir mengangkat sapi bukan perkara mudah namun teringat Li Xuanba yang sangat jago sampai-sampai kapak yang begitu besar dan beratnya 400 kati masing-masing bisa diangkatnya dengan mudah lalu teringat leluhur Feng bahkan lebih jago mengangkat segentong arak yang beratnya mungkin 1.000 kati dan mendaki gunung padas dengan santai, dari sini dia terinpirasi mencobanya.

Yunfei mencoba melakukan hal yang sama di hari pertama dan semalam ketika tengah malam tiba, dia bergerak ke perkemahan pasukan Liu Wuzhou yang jaraknya sekitar 100 Li utara Hancheng. Pertama-tama sapi itu terasa berat diangkat tetapi ketika sudah diangkat di atas kepalanya malah dia merasa tidak begitu berat. Tadi tengah malam dia bahkan sanggup mengangkat sapi sambil mendaki tembok kota kemudian meletakkan hewan-hewan itu diikat di tangsi puteri Pingyang yang berada di pintu masuk kota Hancheng.
Ketika orang-orang sedang tidur malah Yunfei "bekerja" rajin dan dipikirnya hitung-hitung mencuri ternak itu memang semacam latihan fisik dan sesuai dengan janjinya perabotan yang diberikan oleh Puteri Pingyang dibayarnya dengan segala macam hewan ternak.

Di hari keempat, Pasukan lain sudah datang ke kota. Adalah pasukan Yuchi Jingde yang mengawal ransum dan membawa banyak sekali makanan untuk keperluan mempertahankan kota. Dia sendiri membawa 5.000 pasukan dan sudah mendirikan tangsi bergabung dengan pasukan Puteri Pingyang.
Yunfei yang tahu bahwa yang datang kali ini adalah adik keempatnya, sangatlah senang namun dia belum hendak keluar untuk menemuinya dulu. Yuchi Jingde dipersilahkan untuk masuk ke rumah keluarga Feng dan tinggal disana. Sedangkan Yunfei malah ke rumah Chang Zi dan mengajarinya silat.

"Tidak enak pemilik rumah ini malah terusir.." tutur Li Xiaoping kepada adiknya dan jenderal Yuchi.
Yuchi Gong mengiyakan lantas dia hendak pindah saja tinggal di tempat lain namun kakek Yuan yang mengetahuinya melarang jenderal ini pergi. Dia berkata.
"Tuan muda sering berpergian dan akan kembali di saat malam. Ini memang adalah kegiatannya, puteri dan jenderal tidak usah merasa tidak enak."

Tengah malam, Yunfei pulang dia membawa 1 guci arak besar dan mendapati di ruangan tengah Yuchi Gong masih duduk disana.
Yunfei yang melihatnya langsung hatinya senang hanya saja dia belum boleh mengenalkan dirinya terlebih dahulu. Melihat tuan rumah sudah pulang, Yuchi Gong segera berdiri. Yunfei terkejut melihat tubuh Yuchi Gong yang tingginya sekitaran 8 kaki lebih. Yuchi Gong sudah menjadi seorang lelaki yang besar, tubuhnya tegap dan berotot, wajahnya keras, berewok seperti ijuk yang kasar.
Benar-benar panglima perang sejati pikir Yunfei. Lantas dia mempersilakan Yuchi Gong duduk. Menuang arak ke cawan yang di sediakan oleh Kakek Yuan, mereka berdua minum beberapa mangkok terlebih dahulu. Lantas Yunfei menanyainya dengan basa-basi.
"Jenderal, bagaimana kabar pasukan Tujue timur? Apakah mereka hendak menyerang kemari?"
Yuchi Gong mengiyakan dan dia berkata.
"Menteri Wei Zheng yang memberi kabar untuk mempertahankan kota ini.
Jarang-jarang menteri Wei Zheng salah memprediksi sesuatu. Dengan sayap kiri dan sayap kanan mengusir pasukan Tujue timur, otomatis mereka akan berkumpul di tengah."

Yunfei berpikir sebentar lantas memberikan pendapatnya.
"Hancheng adalah kota terakhir, jika kota jatuh maka pasukan tinggal mencaplok daerah sekitaran sini. Ketika pasukan lawan cukup kuat mereka tinggal menyeberangi sungai Wei, di bagian barat mereka bisa mencaplok Chang-an dan bagian timur mencaplok Luoyang. Hancheng adalah kota penentuan dinasti Tang, jika berhasil mempertahankannya maka kemenangan pasti untuk dinasti Tang. Tujue timur akan tersingkir, mungkin suatu saat bisa terlaksana sejak tahun-tahun kemarin lebih banyak bangsa Han menyerahkan upeti kepada bangsa Tujue timur.
Sebentar lagi musim hujan panjang, ada baiknya jenderal meminta pasukan untuk melindungi bahan makanan. Tidak sampai 20 hari nanti, pasukan Tujue timur akan pulang ke kampung halaman."

Yuchi Gong melihat Yunfei, dia terkagum akan analisa pemuda di depannya. Setahunya memang pemuda ini selain pemilik wisma Feng, ternyata juga bisa termasuk seorang ahli strategi yang handal meski hanya tinggal di daerah yang cukup pedalaman.
Mereka berdua minum arak sampai saban tengah malam, berdiskusi. Yunfei menanyai Yuchi Gong tentang kabar pemberontakan dan kekuatan pasukan lain selain Tang. Yuchi Gong menjelaskan semua letak pasukan dan kekuatan pasukan-pasukan selain Tang. Tidak enak bagi Yunfei jika menanyai pasukan Tang dan posisinya kepada Yuchi Gong. Dan setelah saban tengah malam mereka lanjut beristirahat.

Keesokan harinya, apa yang dibicarakan oleh Yunfei semalam bersama Yuchi Gong benar terjadi.

Pagi menjelang siang, terompet dibunyikan keras dan panjang pertanda musuh sudah dekat dengan gerbang kota. Jenderal dan kedua puteri naik ke atas kota untuk melihat pasukan dari Tujue timur. Sedangkan Yunfei tidak ikut mereka, dia hanya duduk di rumahnya sendiri.
Pasukan pimpinan Liu Wuzhou terdiri dari 50.000 orang yang bergerak menuju ke gerbang kota dengan cepat. Tetapi karena melihat musuh sudah siaga di atas kota, dia menarik pasukannya sejauh 20 Li dan mendirikan kemah. Justru saat pasukan mundur, Yunfei naik ke atas loteng kota dan memandang bahwa pasukan Liu Wuzhou berkemah dekat ke gunung padas yang bisa ditembus lewat belakang rumahnya.
Yunfei tersenyum sendiri melihat keadaan pasukan dari Liu Wuzhou. Kedua perempuan melihat wajahnya yang tersenyum sendiri, lantas Yanping menanyainya.
"Ada apa tuan Feng tersenyum-senyum sendiri?"

"Tidak mengapa... Kali ini pasukan Liu Wuzhou pasti kalah..." Baik kedua perempuan dan Yuchi Gong terkejut mendengar perkataan Yunfei. Mereka hendak menanyainya tetapi pemuda sudah turun ke bawah dan menuju ke rumahnya sendiri. Mereka bertiga mengikuti Yunfei ke rumahnya lantas menanyainya mengapa pemuda ini sangat yakin pasukan Liu Wuzhou akan kalah. Yunfei tertawa, dia berkata kepada mereka.

"Mintalah pangeran Qin (maksudnya Li Shihmin) berkonsentrasi mencaplok Luoyang saja karena Wang Shichong sedang lemah sekarang, jika dia bersekutu dengan Dou Jiande di timur maka selanjutnya akan susah. Dou Jiande pasti akan membantu Wang Shicong karena mereka ibarat bibir dan mulut. Jika bibir hancur, mulut akan kedinginan. Jenderal Yuchi boleh segera memapak pasukan Li Shimin di selatan, mereka sudah balik dan akan menghajar pasukan Wang."
Yuchi Gong agak kebingungan. Tetapi Puteri Pingyang setuju akan pemikiran Yunfei, dia meminta jenderal membawa 3.000 pasukan untuk ke selatan memapak Li Shihmin.

Yuchi Gong kemudian memberi hormat dan segera berangkat ke selatan dengan membawa 3.000 pasukan.

Puteri Changsha menanyai Yunfei, bagaimana dia bisa sangat yakin bahwa mereka bisa menang?
"Cuaca di utara ini begitu awal musim semi akan hujan terus menerus dan sangat ekstrim, angin dingin di selatan berhembus ke utara. Justru saat ini, angin kencang dan pasukan lawan tidak akan bertahan dengan tenda semacam itu." Baru selesai Yunfei menutup mulut sudah terdengar petir menggelegar dahsyat.
Selang setengah jam, hujan deras segera turun. Yunfei tertawa lantas dia masuk ke dalam kamarnya meninggalkan kedua puteri yang terlihat bengong.

Sebelum meninggalkan tempat dan ketika hujan belum turun, Yuchi Gong sudah memerintahkan pasukan untuk siap-siap bertahan menghadapi hujan deras yang panjang, semua makanan kuda dan makanan pasukan disimpan rapi. Senjata-senjata wajib di bawa masuk ke dalam rumah untuk berteduh.

Hujan di sore ini tidak main-main, sampai tengah malam hujan masih sangat deras. Yunfei mengajak kedua nona untuk minum arak menghangatkan badan mereka. Sedangkan pasukan milik mereka banyak yang berteduh di rumah dan tidak kehujanan. Mereka makan dan istirahat dengan teratur.
Dalam 3 hari berturut-turut hujan masih turun terus menerus, bahkan di utara lantai tanah sudah dalam keadaan banjir sepaha. Pasukan lawan sangat menderita karena malam tidak bisa tidur menahan tenda yang tersapu angin, sedangkan tinggi debit air membuat mereka tidak bisa rebahan.
Di belakang dari tempat perkemahan pasukan Liu terdapat sebuah sungai yang bernama Jushui dan sungai ini juga meluap.
Di hari keempat, Yunfei memberi tahu Puteri Pingyang untuk memerintahkan pasukannya bersiap tetapi tidak boleh ketahuan lawan.
Sambil mengintip di atas kota, puteri Pingyang melihat lawan sudah mulai membongkar perkemahan dan hendak mencari tempat yang lebih tinggi. Sejauh memandang, lokasi mereka memang berada di bawah sedangkan tembok kota sangat tinggi. Semakin mereka mundur yang adanya malah makin "tenggelam".
Di hari ini, Yunfei melihat pasukan Liu Wuzhou dari atas gunung padas tempatnya berlatih kungfu, melihat kesemuanya sudah kepayahan. Baru saja mereka hendak balik, dari kota terdengar teriakan dahsyat. Pintu kota dipentangkan dan pasukan puteri Pingyang yang berjumlah 2.000 orang melabrak mereka.

Kekurangan tidur, dan makan membuat semangat pasukan Liu Wuzhou meski berjumlah 50.000 orang segera kocar kacir. Apalagi karena di antara 50.000 pasukan ini tidak semuanya pasukan Tujue Timur melainkan dari bangsa Han sendiri. Sudah sejak dulu kedua bangsa ini saling mencuriga, hari ini semua lomba lari siapa yang lebih kencang. Liu Wuzhou yang keluar tendanya tidak sanggup menahan laju pasukannya yang sudah kocar-kacir.
Banyak pasukannya tenggelam di sungai Jushui, sebagiannya terbunuh oleh pasukan lawan, sebagian yang jago berenang sanggup melewati sungai Jushui. Terakhir Liu tidak ada pilihan dan juga lari ke pedalaman Tujue Timur.
(Jelang setahun kemudian Liu Wuzhou dibunuh oleh panglima Tujue timur karena niatnya untuk mencaplok pasukan Tujue Timur menimbulkan kecurigaan kaisar Tujue Timur. Liu Wuzhou dikejar dan dibunuh, inilah akhir dari salah satu pemberontak Sui yang sebenarnya cukup berhasil.)

Puteri Pingyang dan Puteri Changsha sangat senang akan usahanya mengusir pasukan Liu Wuzhou, warta kemenangan dia di Hancheng segera di kirimkan ke Ibukota. Dia memuji Yunfei habis-habisan dan berterima-kasih. Selama ini dia hanya mengenal Yunfei sebagai orang bermarga Feng tetapi tidak pernah sekalipun Yunfei menyebut nama aslinya kecuali Wuming (tanpa nama), seperti halnya kakek Yuan juga tidak pernah memberitahukan nama asli Tuan muda-nya kepada mereka.

Yunfei hanya menjawab sekedarnya dengan rendah hati.
"Ini adalah tanah leluhurku, jadi wajar dan wajib aku mempertahankannya. Dengan datangnya pasukan puteri kemari justru membantu usaha leluhurku dan diriku. Anda terlalu memujiku..."
Lalu tibalah saatnya Puteri Pingyang dan puteri Changsha berpisah dengan Yunfei. Mereka memberi mandat kepada 1 orang wakil panglima dan membawa 2.000 pasukan untuk kembali ke selatan sedangkan sisa 1.500 pasukan mereka tetap diperintah untuk membantu pertahanan kota jika sesekali diserang.

Yunfei menatap kepergian pasukan Li Xiaoping dan Li Yanping. Dia merasa cukup bosan sekarang karena sudah tidak ada kegiatan. Lantas masuk ke dalam rumah, menitip pesan kepada Kakek Yuan untuk membantunya memperhatikan Chang Zi dan putrinya. Dia bahkan mencatat beberapa pelatihan ilmu silat Beiji Shengong tingkat 3 dan gerakan tinju beberapa belas gerakan dan meminta orang tua ini membantu pelatihan Chang Zi. Sekitar siang menjelang, dia menuju ke selatan dengan membawa pedang berat bersamanya, pedang bambu, pakaian yang diberikan nenek Huo turut serta di bawanya.

Yunfei berjalan perlahan, tujuannya adalah arah selatan. Ketika sudah berjalan 30 Li, dia menemukan beberapa ekor kuda yang tanpa pemilik, ditinggal karena daerah ini termasuk daerah berperang. Dengan sembarang memilih 1, dia berkuda. Tidak lama kemudian dia sudah sampai di sungai Wei. Tidak ada perahu yang berlayar sebab banyak rakyat yang menghindari perang, Yunfei turun dari kuda dan segera terjun berenang melewati Sungai Wei.

Yunfei berenang mengikuti arus dan ketika sampai di pertigaan sungai huang, dia naik di Tong-guan. Justru waktu itu dia melihat sepasukan yang bergerak dari timur menuju tempatnya berada namun karena tidak ingin mengganggu laju pasukan, dia menyingkir menunggu semua pasukan lewat terlebih dahulu. Di belakang pasukan terlihat seorang yang gagah berkuda, memakai baju zirah berwarna emas dengan sikapnya agung-agungan.
Melihat Yunfei yang melilitkan pedang di punggungnya, dia menunjuk ke arahnya.
"Anak muda.. Serahkan pedang di punggungmu maka kami ampuni nyawamu.."

Yunfei melihat pemimpin pasukan, seorang berumur sekitar 50 tahunan. Dilihat sekilas memang orang ini termasuk pesilat kelas 1.
Dia lihat bendera di sampingnya tertulis "Wang". Segera Yunfei tahu bahwa orang di depannya adalah Wang Shichong, Kaisar Zheng. Ketika Li Mi menyerah kalah, Wang Shichong yang merupakan tangan kanan Li Mi tetapi dia dulunya abdi setia dinasti Sui, di saat yang sama, memberontak. Lalu Wang menurunkan tahta cucu Kaisar Sui dan mengangkat dirinya sebagai Kaisar Zheng, seluruh wilayah kekuasaan Li Mi dicaplok olehnya.

Kaisar Zheng membawa 200.000 pasukan dari Luoyang untuk menyerang ke Chang-an. Dia meminta bantuan Dou Jiande di sebelah timur Luoyang. Meski Dou dan Wang adalah musuh bebuyutan, Dou tahu jika Wang kalah maka selanjutnya pasukan Chang-an di barat akan menyerang ke timur dan timur laut yaitu wilayah kekuasaan dinasti Xia dengan kaisarnya, Dou Jiande. Oleh karena itu mereka membentuk persekutuan saling mendukung.

Yunfei yang mendengar bahwa kaisar Zheng hendak mengangkangi pedang kebajikan yang berat lantas meletakkan pedang ke tanah. Yunfei menyerahkan pedang kepadanya tanpa berkata apa-apa, selanjutnya dia berkuda ke arah selatan.
Kaisar Zheng gembira ketika melihat bahwa anak muda ini takut kepadanya, meminta pasukannya mengangkat pedang itu untuknya. Begitu si kepala pasukan ingin mengangkat, dia terkejut karena berat pedang. Kemudian Wang Shichong sendiri turun dari kuda, mengangkat pedang dan dari gagang pedang terlihat tembus tulisan merah lalu dia angkat untuk melihat di bawah sinar matahari sore, tulisan "Membasmi Ilbis" dilihatnya, di belakang pedang tertulis tulisan kuning hijau: "Mendukung Surga" lantas dia tertawa besar.

"Hari ini diriku akan Membasmi Iblis dan didukung oleh Surga!!!" Pasukannya ikut dia berteriak kata-kata Membasmi Iblis didukung Surga. Yunfei yang sudah berkuda di selatan melihat pasukan-pasukan berteriak heboh, dia tersenyum kecut dan dipikirnya Wang Shichong sudah gila.

Pasukan berjumlah 200.000 orang sudah bergerak ke sebelah barat. Yunfei yang melihat perbekalan pasukan dari atas bukit, sesaat dia tersenyum, niat usilnya seketika muncul.
Dari tempatnya dia melarikan kudanya ke arah timur dan melihat sebuah tempat yang merupakan perbukitan. Lalu dia pacu ke atas dan melihat bahwa tempat ini luar biasa strategis. Terdapat 2 pohon besar yang sebesar 2 pelukan. Di sekeliling juga terdapat pohon besar, tetapi dari setiap sisi pohon bisa memantau ke bawah jalanan besar. Lalu dia pacu kudanya ke atas dan tersenyum melihat sebuah rumah kayu.
Tahu bahwa rumah ini kosong, Yunfei menambatkan kudanya. Dilihatnya rumah termasuk asri dan perlengkapan rumah ditinggal pemilik karena daerah disini termasuk daerah perang.
Melihat semua barang perlengkapan rumah masih lengkap terutama piring mangkok dan lain-lain, Yunfei membawa ke belakang bukit yang ada sumber air kemudian mencucinya.

Jelang malam, Yunfei bergerak ke arah barat. Dia pacukan kakinya rajin dengan kekuatan ringan tubuh dan tenaga dalamnya. Selang sejam kemudian dia sudah balik ke rumah dengan mengangkat 2 gentong arak besar di kiri kanan tangannya. Sedangkan makanan yang sudah masak dia lilitkan di tubuhnya seperti daging kambing, ayam beratnya juga 10 kati lebih. Setelah itu Yunfei beres-beres diri, mandi di aliran mata air belakang rumah dan berganti pakaian. Di malam hari, dia membakar kembali ayam kambing lalu sambil makan, Ia minum arak sendirian.

Jelang tengah malam, di sebelah selatan dia mendengar suara pasukan yang berusaha untuk tidak bersuara naik perlahan ke bukit, ditimbang-timbangnya jumlah pasukan mungkin sekitar 2.000 orang. Yunfei pura-pura tidak tahu bahwa dia kedatangan pasukan entah darimana, dia hanya minum-minum arak dan ketika suara pasukan sudah dekat. Yunfei mengenal langkah orang yang sedang menuju kepadanya. Sesaat kemudian dia mendengar orang ini memanggilnya.

"Tuan... Mohon maaf mengganggu kesenangan tuan..."

Yunfei berbalik, dia melihat seorang jenderal yang berpakaian lengkap. Wajahnya berwarna merah, terlihat berkumis panjang dengan jenggot sampai dadanya, tinggi orang ini 8 kaki dan di kiri kanan pinggang terselip pedang panjang sedangkan tangannya memegang tombak panjang.

"Tidak masalah... Tuan jenderal jika ingin minum-minum, mari silakan..." tutur Yunfei sambil berdiri menunjuk ke meja.
Di samping jenderal terlihat seorang pemuda berpakaian perang lengkap, berumur 20 tahun lebih, dia adalah Pangeran Qin (Li Shihmin), putera kedua Li Yuan.
Yunfei mengenalkan dirinya bermarga Feng, nama Wuming. Kedua orang terkejut mendengar nama Feng Wuming karena Puteri Pingyang ketika melaporkan kondisi ke Chang-an, Li Shihmin juga membaca laporan tadi siang dan memuji habis adik perempuannya dan di laporan disebutkan bahwa Feng Wuming adalah pemilik Wisma Feng, mereka kakak beradik memang tinggal disana pada saat di Hancheng.

"Apakah tuan pemilik wisma Feng?" tanya Li Shihmin.

Yunfei mengiyakan perkataan Li Shihmin.

"Jadi kedua adikku memang tinggal di tempatmu beberapa saat?"

Yunfei juga mengiyakan membenarkan. Lantas Li Shihmin memberi hormat kepada pemuda, dan pemuda membalas hormat ke kepada Pangeran Qin. Dia mengenalkan jenderal di sampingnya, Qin Qiong alias Shubao.
Yunfei tentu mengenal orang ini adalah adik ketiganya, tetapi baik Qin Qiong dan Yuchi Gong tidak mengenalnya. Ini tentu disebabkan meski mereka sama-sama dewasa, perubahan kedua orang ini tidak seberapa dan tidak seperti Yunfei. Yunfei masih memelihara kumis dan jenggot, dia terlihat berumur sekitar 30 tahun lebih.

Qin Qiong menanyainya.
"Apa tujuan tuan disini tengah malam begini?"
Yunfei tertawa kemudian mempersilahkan mereka duduk.
"Lokasi ini sangat cocok untuk memantau keadaan pasukan yang lalu lalang. Di atas bukit bisa melihat kondisi peperangan."

Baik Li Shihmin dan Qin Qiong merasa heran pernyataan Yunfei tetapi mereka duduk dan Yunfei mempersilakan mereka minum arak serta memberikan makanan kepada mereka.
Qin Qiong merasa sedikit curiga kepada Yunfei tetapi dilihatnya Yunfei sudah menuangkan arak di mangkok dan sudah minum 3 kali.
Qin Shubao tersenyum lantas dia ikut minum beberapa mangkok dan dipikirnya sudah tidak ada masalah, dia mempersilakan Li Shihmin juga ikut minum.

Yunfei berkata kepada keduanya.
"Sebentar subuh, pasukan Wang Shichong akan lewat. Tuan-tuan ada baiknya memerintahkan dahulu pasukan beristirahat."

Li Shihmin dan Qin Qiong terkejut mendengar analisanya Yunfei. Yunfei tahu benar bahwa sekarang pasti sedang terjadi peperangan di arah barat karena tadi dirinya sempat ke perkemahan Wang Shichong dan tentunya Li Shihmin dan Qin Qiong tidak mengetahui bahwa si pemuda sudah mengamati kemah lawan.

Mendengar perkataan Yunfei, keduanya segera memerintahkan pasukan rebahan dulu di belakang bukit sambil menikmati makan malam. Dan mereka minum beberapa mangkok dan makan makan, suasana tidak hangat karena keduanya masih menaruh curiga kepada Yunfei yang entah kenapa berada di atas bukit ini.

Jelang hampir subuh, sudah terdengar suara derap kaki kuda dari barat ke arah timur.
Qin Qiong segera mengatur pasukan bersama Li Shihmin, bersembunyi. Yunfei juga ikut tiarap dan memperhatikan pasukan yang mundur ini. Tidak lama berselang memang terlihat Wang Shichong bergerak "pulang" ke Luoyang di timur. Menunggu sampai setengah pasukan lewat, Li Shihmin memberi tanda. Segera pasukan yang dipimpin Qin Qiong dan dirinya dari bukit turun dan berteriak teriak.

Pasukan lawan yang sudah kelelahan akibat di bokong tadinya di perkemahan dari dua arah, sekarang muncul sepasukan lawan lagi. Wang Shichong sempat melihat siapa yang menyerangnya, begitu tahu bahwa Li Shihmin yang datang, dia tidak berniat berperang dan tujuannya sekarang hanya lari pulang ke Luoyang. Sesaat, pasukan pengejar dari belakang juga telah datang. Yang mengejar adalah pasukan Li Pingyang beserta Yuchi Gong yang masih mepetin pasukan lawan. Wang yang tidak berniat bertempur lagi tetap melarikan kudanya terus menerus ke arah timur. Li Shihmin dan Qin qiong yang sudah berhasil menempur pasukan musuh, bergabung dengan Yuchi Gong, Puteri Pingyang dan Puteri Changsha. Lalu mereka mengejar ke arah timur, mengejar pasukan Wang.

Yunfei yang melihat keramaian tadi dan dalam waktu 1 jam kemudian daerah disini kembali sepi. Dia turun bukit bersamaan dengan kudanya, dia juga menuju ke arah timur.

Bersambung...

0 komentar:

Posting Komentar