Bab XXI - Kudeta Di Gerbang Xuanwu
Tahun 623 musim semi hampir berakhir, di sebuah bukit kecil sebelah selatan kota Hengshui.
Puteri Pingyang menghembuskan nafas terakhirnya, senyuman terhias di wajahnya yang cantik dan Ia kelihatan hanya seperti puteri yang sedang tertidur, keanggunan-nya sama sekali tidak berubah seperti sejak dia masih hidup. Puteri Pingyang tewas demi membela kejayaan Dinasti Tang.
Liu Heita yang kabur ke kota Hengshui, disambut oleh Zhuge Dewei yang merupakan gubernur dari perfektur Rao, di kota Hengshui dan merupakan bawahan Liu.
Dewei mengetahui bahwa pasukan Tang yang sedang berkabung, tentunya serangan dari Tang akan sangat dahsyat demi membalas dendam meski Li Shihmin sudah pasti mundur dari selatan kota Handan, namun tidak dengan Li Jiancheng yang akan menyerang dari barat. Dia mengajak Liu Heita untuk minum dan berpesta merayakan keberhasilan pasukan Tang yang telah diusir terutama pasukan utama yang sangat kuat itu.
Liu Heita bergembira karena ancaman dari selatan sudah tiada, sekarang dia hanya berkonsentrasi mengusir Li Jiancheng. Pada saat pesat meriah itu, Zhuge Dewei telah menyiapkan pasukan bersembunyi dan Liu Heita segera ditangkap. Dia segera dibawa Zhuge Dewei yang menyerah kepada Li Jiancheng di Mingzhou. Liu Heita dibawa ke pasar dengan saudaranya Liu Shishan, keduanya dibunuh disana. Sebelum eksekusi, Liu Heita menghadap langit dan berseru:
"Aku hanya seorang yang menjaga kebun bunga. Dan orang-orang yang dipimpin Gao Yaxian-lah yang membawaku sampai titik ini."
Li Shihmin beserta pasukan hendak membawa jasad puteri Pingyang beserta Li Xuanba dan bakal istrinya ke Ibukota untuk dimakamkan, dia dan semua jenderal mengawal jasad-jasad ini kembali ke ibukota.
Yunfei meminta izin kepada Li Shihmin untuk ke utara karena dia mengkhawatirkan keadaan Chen Chang dan Ashina Yuelin sejak tadi biksu Tianzhu membawa Jianmo ke utara, pemuda ini tahu dengan baik tujuan mereka kemana yaitu ke gunung Baekdu untuk memulihkan diri di sisa satu-satunya ruangan waktu.
Dengan menghancurkan semua pintu langit, Iblis pedang kena karma dan jika tidak mereka masih sanggup ke gunung Heng utara atau gunung Song yang lebih dekat dari posisi mereka sekarang.
Li Yanping melihat Yunfei dengan wajah yang muram, dia berkata.
"Berhati-hatilah kak Yunfei, aku tidak akan bersama-mu, setelah semuanya beres hendaknya pulang ke Chang-an, aku akan menunggumu selalu."
Yanping tentu tahu maksud Yunfei ke utara, dia juga mengkhawatirkan Ibunda-nya, dia berpikir sangat baik jika Yunfei yang kesana melihat-lihat keadaan. Li Shihmin memberikan izin kepada Yunfei untuk berpisah jalan.
Justru ketika jasad puteri Pingyang hendak di angkat ke kereta kuda, tiga larik sinar emas keperakan terlihat menyelimuti jasad puteri Pingyang dan sebelah kiri dan kanannya juga terlihat cahaya emas terang. Keanehan terjadi karena mereka melihat sebuah roh bangkit dari tubuhnya, Puteri Pingyang berdiri dengan cahaya emas dan perak yang berkilauan.
Sedangkan cahaya emas tadi di kiri kanan tubuh Puteri segera muncul 2 orang, yang 1 di sebelah kiri adalah seorang pendeta Taois tua yang memegang kebut di tangan kiri, sedangkan sebelah kanan seorang wanita berumur 50-an, memakai pakaian surgawi yang mewah. Ia berwajah sangat agung bagaikan dewi langit.
Yunfei dan Yanping yang melihat orang tua ini segera menyembah. Melihat keanehan dan turunnya dewa dewi dari langit, kesemua orang disini juga bersujud menyembah kedua dewa.
"Zhenren, mengapa engkau berada di sini?"
Orang tua itu tersenyum, dia berkata.
"Tidak perlu khawatir mengenai masalah utara karena ada diriku yang menjaga, siapapun dewa atau segala iblis tidak akan sanggup masuk ke Gunung Baekdu. Kamu kawal saja mereka semua ke Chang-an."
Sedangkan yang di sebelah kiri wanita ini terlihat mengangkat tangan ke arah pinggang jasad menarik cambuk yang masih terikat di pinggang puteri Pingyang. Cambuk sesaat sudah dipegangnya, dia selipkan ke pinggang-nya sendiri.
"Dia adalah dewi langit yang tertinggi, dialah Xiwang mu.” kata Taiyi Zhenren.
Semuanya menyembah ke arah dewi Xiwang Mu, Sang Dewi mempersilakan mereka semua untuk bangun.
Puteri Pingyang tersenyum bahagia melihat semua teman-temannya disini, dia berkata.
"Semuanya, diriku pamit terlebih dahulu. Semoga semua kedamaian meliputi kita semua..."
Sesaat, cahaya terang menyelimuti bukit kemudian semua orang melihat 3 arah cahaya emas terbang pesat ke barat. Yunfei yang melihat keajaiban ini, teringat akan perkataan leluhurnya, Feng Zhiyan.
Bahwa cambuk itu adalah milik dewi Xiwang Mu, dan sekarang cambuk sudah kembali ke pemiliknya dan bersamaan dengan roh puteri Pingyang melesat ke langit barat. Dia terharu karena Puteri Pingyang akan hidup bahagia di langit surga barat dan bersedih hati tidak sanggup melindungi puteri Pingyang sehingga kejadian hari ini bisa terjadi.
Yunfei dan Yanping ikut bersama ke Ibukota. Di tengah perjalanan sudah tiada gangguan hingga ke Chang-an. Sedangkan kakek Feng dan nenek Huo kembali ke Desa Misteri, tadinya kedua orang tua yang mengetahui bahaya segera ke Handan untuk memberi tahu bahwa Jianmo sudah memasang perangkap untuk pasukan Li Shihmin dan sekalian membantu jika diperlukan.
Perkabungan dilakukan besar-besaran dan seluruh ibukota yang mengetahui kisah kepahlawanan sang puteri juga ikut berduka. Kaisar Tang, Li Yuan membuat perkabungan sekelas militer, sedangkan pejabat negara berniat menghentikan rencana Li Yuan yang menyatakan bahwa seorang wanita tidak boleh sesuai adat dimakamkan secara militer. Tetapi Li Yuan menjawab,
"Dia bukan wanita biasa, tanpa dia maka dinasti Tang tidak akan ada. Ia mengumpulkan pasukan untuk berjuang ketika kita kesusahan di utara. Perjuangannya sebagai seorang wanita tidak kalah dari pria-pria yang sebidang dengan-nya." Lantas upacara perkabungan secara militer tetap di lakukan.
Pemakaman Li Xuanba juga sama dilakukan secara militer bersamaan dengan puteri Pingyang, dia dikubur bersama dengan Yunruo yang merupakan bakal istrinya.
Yunfei berada di Ibukota, dan menghadiri upacara pemakaman. Puteri Pingyang diberi gelar oleh Kaisar Tang dengan nama anumerta Puteri Zhao dari Pingyang. Sedangkan Li Xuanba diberikan gelar anumerta Pangeran Huai dari Wei. Mereka semua dimakamkan di utara Chang-an, menghadap ke sungai Wei.
**********
Kembali ke Desa misteri, Tahun 648 Masehi.
"Kaisar Tang Taizong sedang sakit-sakitan, penyerangan ke Gogreyo tidak berhasil dan membawa dampak yang sangat signifikan terhadap kesehatannya." Tutur Yuchi Gong.
"Engkau pernah menasehatinya namun dia tidak mendengarkan. Nanti selanjutnya di generasi yang akan datanglah, Tang baru sanggup mencaplok Gogreyo. Kemajuan dinasti Tang di bawah Taizong sangat makmur, jauh lebih baik dari Dinasti sebelumnya apalagi selain Tujue barat, Tujue Timur juga tunduk terhadap Tang. Sejauh ini suku utara yang selalu menganggu China daratan berhasil pertama kali bisa ditalukkan sepanjang sejarah dan oleh Dinasti Tang." tutur Yunfei.
Ketika itu, mereka melihat Kakek Feng sudah mendekati rumah bersama dengan nenek Huo. Yuchi Gong bergembira, dia keluar rumah dan memberi hormat ke 2 orang tua ini.
"Jenderal sangat banyak waktu bisa sampai kemari." tutur Kakek Feng dengan tertawa.
"Seperti Kakek lihat, diriku sudah pensiun mendengar angin ketika angin tiada berhembus adalah hal yang terbaik."
"Mari.. Mari.." Kakek Feng mempersilakan Jenderal ini masuk kembali ke dalam rumah.
"Kulihat tenaga dalam kakek sudah balik dan agak jauh lebih baik." sahut Yuchi Gong.
"Berkat cucuku Yunfei, meski tidak sekuat dahulu tetapi untuk menebang bambu sudah tiada halangan."
Mereka bersama-sama tertawa.
"Ada apa engkau mencariku, kakek?" Tanya Yunfei
"Kamu tahu aku mencarimu?"
"Iya jelas sekali.. Biasanya kakek teriak-teriak dari bawah memanggilku turun, jarang sudah kakek hendak naik kemari. Tidak mungkin kakek naik kemari hanya untuk melihat adik seperguruanku."sahut Yunfei sambil tertawa.
Kakek Feng dari wajah yang bergembira seketika merubah ke ekspresi serius.
"Di Selatan telah muncul seorang yang mengaku bernama Xue Yunfei, dia seorang pesilat memakai pedang yang hebat."
"Bisa jadi itu memang aku.." tutur Yunfei.
Yuchi Gong terkejut mendengar perkataan Yunfei. Tetapi sang kakek menyela.
"Kau anggap ini lelucon?"
Semua orang tertawa mendengar perkataan kakek Feng karena mereka tahu Yunfei bercanda.
"Orang itu sudah membunuh 79 orang sejauh ini dari mulai Wilayah Wuling, Jiangling dan sampai ke Xiangyang. Semua orang yang dibunuhnya kaum dunia persilatan."
"Nah kalau itu bukan aku." jawab Yunfei.
Yuchi Gong tadinya masih minum setengah teguk dari guci arak seketika menyemburkan araknya keluar dari mulut, sayangnya semburan arak ini mengenai ke sang kakek.
Semua orang tertawa sedangkan Yuchi Gong segera meminta maaf kepada sang kakek. Sang kakek marah ke Yunfei, dianggapnya anak ini selalu tidak pernah serius lagi selama 15 tahun belakangan hidup menyepi di Desa misteri.
"Mari, kita bicara serius sekarang." tutur Yunfei.
"Kamu sudah lupa bahwa kamu dan istrimu punya usaha di sana?" tanya sang kakek.
"Jelas masih ingat... Tiap bulan pendapatan kedua usaha itu lumayan dan murid kakek masih sering selama sebulan mengantar kepada kami uangnya. Tetapi sangat disayangkan disini tidak bisa digunakan, tidak ada pasar, penjual mie bahkan bakpao disini." tutur Yunfei.
Yanping tertawa mendengar kata-kata Yunfei. Tetapi Yunfei segera meminta istrinya untuk serius. Selama ini uang yang mereka terima, diberikan ke Kakek Feng untuk membantu usahanya mengumpulkan informasi.
"Saatnya kalian lihat kesana apa yang akan terjadi, rencananya itu orang hendak ke ibukota." tutur sang kakek.
Yunfei menggelengkan kepala, dan berkata.
"Urusan dunia persilatan sudah jauh hari diriku tidak ingin mengurusnya lagi."
"Kali ini tidak bisa tidak karena targetnya Tang Taizong. Dan ini orang sepertinya menguasai Ilmu pedang satu garis." sang kakek melihat ke arah Yanping.
Yanping berkerut dahi, seketika itu dia memandang Yunfei. Yunfei melihat istrinya yang sepertinya khawatir.
"Baiklah, mari kita ke Chang-an.." sahut Yunfei sambil bermuka sewot.
"Bukan Chang-an tetapi Xiangyang.." tutur kakek Feng.
"Baiklah... Baiklah... Kita ke Xiangyang." tutur Yunfei. Lantas dia berkata ke Yuchi Gong,
"Menurut adik keempat bagaimana? Bagusan adik keempat disini saja atau ikut kami?"
"Dahulu memang diriku sangat hobby membuat keramaian tetapi sekarang menonton keramaian adalah hobby baruku. Hahaha.." Yuchi Gong terlihat bersemangat meski rambut, kumis, jenggotnya terlihat memutih namun kegarangan di masa mudanya sama sekali tidak hilang.
Segera mereka mengumpulkan barang-barang perlengkapan seadanya, mereka keluar dari hutan misteri. Hanya sebentar saja mereka telah sampai di desa Wei yang sangat ramai, semua orang banyak terlihat di depan Wisma keluarga Wei. Mayat-mayat diangkut keluar dari rumah, Yunfei ikut melihat bersama Yuchigong dan istrinya. Dia melihat kepala kepolisian sedang menyelidik masalah tewasnya seluruh keluarga Wei sedangkan Yunfei berjalan ke arah mayat-mayat yang dibantai semalam oleh ketua Partai Hei-sha, Mo Qiu. Tetapi ketika mengecek 40-an orang disini, tidak terdapat mayat Wei Shu.
Yunfei tersenyum karena dia mengetahui Wei Shu sudah aman dan tidak akan begitu mudah terbunuh.
"Bagaimana kak?" tanya Yanping.
"Tidak ada mayat kakak seperguruanmu.." tutur Yunfei.
"Tadi malam ketika diriku sampai kemari, sudah terlambat karena Mo Qiu dan seluruh orang yang dibawanya sudah mulai masuk ke hutan. Jadi dari jauh mereka kuikuti untuk masuk ke desa." tutur Yuchi Gong.
"Mari, kita berangkat... " Yunfei mengajak keduanya untuk segera menuju ke Xiangyang.
Perjalanan dari Chenliu ke Xiangyang memakan waktu sekitar 2 hari lebih. Dari jauh, mereka sudah melihat tembok kota Xiang Yang. Yunfei memandang ke arah tembok kota yang megah, seketika ingatannya kembali ke masa lalu.
**********
Sekitar hampir 3 tahun kemudian setelah pemakaman puteri Pingyang dan Li Xuanba.
Pada tahun 626 sekitaran bulan 4.
Sejak Dinasti Tang berdiri, beberapa kota besar aman dari serangan pasukan karena bukan tempat peperangan seperti sebelah tengah menuju daerah selatan yaitu kota Wan Cheng, Xuchang, Xiangyang, Jiangxia, sebelah barat sampai ke Yong-an dan sebelah timur sampai ke Ru-nan lebih makmur.
Banyak partai-partai dunia persilatan menjamur dan 6 kota ini terdapat bahkan puluhan partai yang mengajarkan silat kepada penduduk sekitaran. Karena banyaknya terjadi perang dari utara, penduduk di utara banyak yang bermigrasi ke selatan.
Kota Xiangyang, sebuah kota besar dan termasuk kota sejarah sejak Dinasti Han barat berkuasa. Sekarang Kota ini sangat ramai sejak penduduk dari utara dan selatan yang acapkali mencari mata pencaharian disini.
Ketika suatu malam yang terasa sejuk, Hujan masih turun meskipun tidak sederas bulan lalu, pertanda sebentar lagi akan masuk ke musim panas.
Di sebuah Restoran yang terbesar di kota, terisi penuh berdesakan antara orang-orang, banyak terlihat kaum terpelajar yang hendak mengikuti ujian negara serta kaum persilatan juga tidak sedikit.
Restoran dengan tanah luas ini di belakangnya adalah penginapan besar yang berisi 80 kamar dan selalu ramai terisi oleh orang-orang yang lalu-lalang di Xiangyang. Sedangkan di tengah restoran terujung yang dekat sebuah taman dibuka sebuah agensi detektif yang dipimpin oleh seorang pemuda umur 20tahun-an. Pemimpin agensi ini sering menerima kasus-kasus pencurian, pembunuhan hingga misteri yang susah terungkap dan acapkali Ia selalu berhasil menyelesaikan kasus-kasus. Pejabat kepolisian wilayah dan hakim-hakim sekitaran sering meminta pendapat dan informasi darinya.
Di agensi detektif, seorang pemuda duduk di meja dengan kipas diletakkan di sebelah-nya, sedangkan di depannya duduk seorang wanita cantik berwajah putih berumur sekitar 18 tahunan. Mereka terlihat menikmati daharan makanan dan arak di penghujung musim semi yang sedang hujan.
"Usahamu lancar belakangan ini, memang kamu sangat baik mengelola restoran dan rumah makan." tutur pemuda sambil tersenyum.
"Agensi detektif-mu juga sangat baik kakak..
2 tahun lebih 33 kasus pencurian, 12 kasus pembunuhan, 8 kasus misteri, semuanya selesai diungkap olehmu." tutur si wanita sambil tersenyum kepadanya.
Pemuda mengangkat cangkir dan bersulang dengan wanita cantik ini, dia berkata.
"Agensi detektif kurang menguntungkan, jauh sekali dengan pendapatan-mu. Hanya saja, diriku senang bisa memutar otak ketimbang terus-terusan berpikir mengenai silat."
Kedua orang, pria dan wanita ini tiada lain adalah Xue Yunfei dan Li Yanping. Setelah kejadian gugurnya Li Xuanba dan Li Xiaoping, mereka berdua pindah ke daerah agak selatan dan memulai usaha bersama. Li Yanping menjual sebagian perhiasan dan harta miliknya untuk membangun rumah dan yang dipilih adalah sekeliling rumah informasi kakek Feng yang dia beli adalah rumah sederetan kesemuanya. Dia memulai usaha untuk membuka restoran dan penginapan, sedangkan rumah informasi kakek Feng sekarang menjadi agensi detektif Feng.
Selama ini Yunfei lebih banyak bekerja untuk membaktikan diri kepada sesama, jika ada kehilangan sesuatu, orang-orang mencarinya dan membayar dengan lumayan sedangkan kasus pembunuhan jarang dia peroleh uang karena biasanya dia menerima pekerjaan dari pemerintah setempat yang sudah buntu terhadap kasus. Kepala polisi, penyidik, hakim sangat senang dengan kehadiran dirinya yang luas pengetahuan-nya. Kepintaran pikiran-nya, pengalaman serta informasi dari kakek Feng membuatnya gampang menyelesaikan masalah-masalah.
Kakek Feng masih tetap rajin di desa misteri untuk mengumpulkan informasi, meskipun tidak semua informasi dia punya hanya orang-orang berpengaruh di pemerintahan, orang terkenal selalu ada datanya. Tetapi rakyat biasa yang biasanya tidak ada informasi yang bisa digali, Yunfei menanyai orang-orang sekitaran untuk mengetahui sifat, pekerjaan dan kebiasaan orang-orang tersebut yang terkait dengan kasus. Setiap kota yang terdapat daerah rumah penyebaran informasi-nya kakek Feng, dibangun rumah makan kecil supaya tidak menimbulkan kecurigaan orang lain terutama anak muridnya yang seperti tiada pekerjaan, sekarang mereka dibiarkan untuk mengelola warung kecil yang menjual makanan ataupun arak.
Si nona tertawa mendengar perkataan pemuda.
"Yang penting dirimu senang, tidak masalah. Lagian 2 tahun belakangan semua tiada masalah, kedamaian cepat lambat akan terwujud."
"Meskipun ditukar dengan harga yang terlalu mahal.." tutur si pemuda sambil menghela nafas.
"Ada yang datang kak Yunfei.." tutur Yanping tiba-tiba, nona ini merasa agak heran sebab di depan hujan lumayan dan keadaan sekarang sudah agak malam.
"Seorang pesilat, dan lumayan baik gerakan kakinya tetapi dia tidak berniat menyerang hanya buru-buru kemari dan beberapa orang menemani-nya." jawab Yunfei.
Tidak lama, pintu diketuk dengan pelan. Yunfei meminta anggota-nya untuk membukakan pintu.
Seorang wanita masuk memakai jas hujan dan topi petani terlihat mendatanginya dengan pedang di pinggang. Dia membuka topi, dan wajahnya terlihat cantik dengan dandanan seadanya.
"Apakah anda tuan Feng?"
Yunfei mengiyakan.
"Ada masalah apa nona buru-buru kemari di saat hujan lebat begini?"
"Aku ingin meminta Tuan menyelesaikan sebuah kasus."
"Beritahukan nama nona terlebih dahulu." tutur Yunfei.
"Aku bernama Ma Jialie, berasal dari daerah timur, kota Hefei tepatnya dekat Jembatan Xiaoyao." tutur si nona.
"Nona Ma, bisa memberitahukan masalah apa yang hendak anda minta kepada diriku untuk menyelesaikannya?" tanya Yunfei.
"Awalnya sebuah kasus kehilangan, Tuan Feng. Terakhir adalah kasus pembunuhan..." tutur Nona Ma.
"Oh? Siapa yang terbunuh?" tanya Yunfei.
"Adalah ketua partai kami, He Xiaolan dari Partai Yingfeng. Kasusnya, ketua kami sempat hilang 5 hari sesudah itu ditemukan tergantung di jembatan Xiaoyao jelang subuh." tutur si nona, terakhir dia terlihat menangis tersedu-sedu.
Yanping kemudian menenangkan si nona, dia berikan arak anggur yang dia tuangkan untuk si nona untuk menenangkan diri sebentar.
Yunfei berpikir, dia tahu ketua partai Yingfeng, He Xiaolan merupakan pesilat yang cukup hebat, dia berada di kelas 1 dan sifat dermawan-nya sangat tinggi terhadap penduduk sekitar. Selain partai Yingfeng, dia juga memiliki usaha yang cukup sukses di bidang perikanan.
"Bisakah nona Ma menceritakan bagaimana kronologisnya?" tanya Yunfei.
"Sekitar 27 hari lalu, ketua kami masih berada di kamarnya di malam hari. Adik seperguruan masih melayaninya. Tetapi begitu pagi hari, mereka berdua menemukan bahwa ketua sudah menghilang tanpa jejak. Keadaan kamar saat itu terbuka lebar tetapi tidak ada tanda-tanda perkelahian sama sekali, tidak ada kehilangan barang-barang guru dan senjatanya pedang masih diletakkan di kamar.
Kami mencari ketua kemana-mana, setiap sudut kota kami jelajahi tetapi tidak ada tanda-tanda ketua kami. Hingga 5 hari kemudian, penduduk pagi-pagi digegerkan ada orang yang tergantung di paviliun jembatan Xiaoyao. Dan ketika kami melihatnya, guru sudah tewas tergantung." jelas nona Ma.
Yunfei menanyai si nona kembali.
"Apa yang dikatakan penyidik dari kepolisian?"
"Penyidik mengatakan bahwa guru baru wafat sekitaran beberapa jam, jadi ketika dirinya hilang Ia masih hidup. Tidak ada tanda-tanda siksaan di tubuh, tidak ada tanda dirinya mati keracunan. Dengan ilmu silat guru yang begitu tinggi tidak mungkin ada yang bisa membunuhnya dengan cara dicekik dan digantung ke atas paviliun jembatan." tutur si nona kembali.
"Ada yang bisa membunuh ketua partai juga seperti halnya demikian, bukan berarti tidak ada." sahut Li Yanping. Yunfei segera melototi dirinya dan Yanping tersenyum sambil menutup mulut.
"Kata Tuan seruling perak memang cocok seperti yang nona katakan. Di dunia ini setidaknya ada 3 atau 4 orang yang sanggup melakukannya." tutur nona Ma.
Yanping menyenter matanya ke Yunfei, tetapi Yunfei hanya menghela nafas. Dia lantas bertanya,
"Siapa tuan seruling perak?"
"Dia itu yang rekomendasi kita untuk mencari tuan Feng di Xiangyang."
Yunfei berpikir tetapi dia tidak mengenal tuan seruling perak itu, tetapi nona Ma melanjutkan.
"Tuan seruling perak orang yang sangat sakti, kemampuan ilmu pedangnya bisa dibilang tanpa tanding. Ia selalu kemana-mana biasanya dengan sang istri, umur kedua orang sekitaran 50-tahun. Kami tidak pernah berjumpa dengan kedua orang sampai ketika guru sudah tewas, kebetulan kedua pendekar itu berada di sana. Semasa hidup, guru sering mengatakan keduanya hidup di Jiangnan dan mereka adalah pahlawan kaum lemah."
Yunfei dan Yanping segera tahu siapa yang dimaksud oleh Nona Ma ini.
"Baiklah, hendaknya kamu pulang bersama saudara-saudari seperguruanmu dahulu. Besok diriku akan berangkat ke Hefei."
Si nona girang mendengar perkataan Yunfei, dia berulang kali mengucapkan terima-kasih kepadanya. Yunfei hanya tersenyum mengiyakan, lantas si nona memberikan sekitaran 20 tael emas untuk Yunfei.
Uang ini untuk dipakai sebagai biaya transportasi dan makan serta tempat tinggal si pemuda.
Yunfei tersenyum, dia menerima uang tersebut dan berjanji besok dia akan berangkat.
Sepeninggal si nona, Yanping berkata kepadanya dengan tertawa.
"Hebat pendapatanmu, dalam semalam saja mengalahkan pendapatan bersih restoran dan penginapanku selama 3 bulan. Dan partai itu sepertinya sangat royal."
Yunfei tertawa, lalu Ia berkata.
"Nanti kutraktir dirimu makan enak selama di Hefei..."
Si nona kelihatan sangat bersemangat, mereka berbincang hingga larut malam kemudian beristirahat.
Keesokan paginya Yunfei menulis surat untuk ditujukan ke desa misteri, ada beberapa pertanyaan Yunfei ditujukan untuk kakek Feng, dan dia mengharapkan balasannya ketika dia sampai Hefei nantinya. Ia dan Yanping segera bergerak ke arah timur.
Sudah lama keduanya tidak pernah mengambil perjalanan jauh, sekitar 3 tahun lalu sampai sekarang mereka paling jauh pun ke Xuchang yang sekitar 600 Li dari Xiangyang, kali ini mereka menempuh perjalanan lebih dari 1.200 li. Perjalanan mereka terlihat lancar dan aman, di hari ke 3 mereka berdua sudah sampai di kota Hefei.
Memasuki kota, mereka disambut oleh Ma Jialie dan saudara seperguruannya. Yunfei melihat 4 orang disini semuanya masih berpakaian berkabung.
"Apakah Tuan Feng hendak langsung menuju ke Wisma kami?" tanya nona Ma.
"Tunjukkan dimana Wisma, dalam 2 jam kemudian diriku akan mampir kesana, sementara ini aku hendak menemui seseorang terlebih dahulu." tutur Yunfei.
Nona Ma berempat memberikan informasi bahwa partai YingFeng terletak di daerah selatan dekat dengan danau Chao sebelah barat-nya. Yunfei mengiyakan, kemudian mereka berpisah jalan.
Yunfei dan Yanping mengambil arah timur, dia mencari lokasi rumah informasi kakek Feng di kota.
Karena sudah ada pesan titipan dari kakek Feng, orang yang berjaga sudah siap dan mendekati mereka berdua, mengaku bernama Han Min dan setelah bertukar kode, Han Min membawa Yunfei dan Yanping menuju ke rumah-nya. Di depan Ia melihat rumah kecil itu menjadi warung yang menjual bakso Ikan.
Kota Hefei termasuk kota pelabuhan kecil karena ada beberapa sungai yang menuju ke danau Chao dan pembagian aliran air danau Chao turun ke sungai besar Yangtze (Changjiang) meskipun Hefei tidak dilintasi oleh sungai Yangtze secara langsung. Mata pencaharian penduduk mayoritasnya adalah dari sungai yaitu menangkap ikan.
Yunfei ke rumah informasi, dia mendapat 3 buah surat yang dia baca keseluruhan yang berbunyi seperti demikian:
"Ketua partai mempunyai 2 orang musuh dan 1 orang yang berpotensi untuk membunuhnya.
Orang pertama adalah saingan usaha, Liu Zhong. Orang kedua bernama Yu Jing seorang pesilat ternama adalah ketua partai Jingshiquan, Yang ketiga adalah kekasih gelapnya, Bai Jun."
Yunfei membuka kertas ke 2 bertuliskan:
"Ketua partai tidak hilang tetapi dia keluar rumah 5 hari sebelum ditemukan. Dia terlihat di timur danau Chao sebelum betul-betul menghilang. Dia tidak membawa senjata apapun."
Sedangkan kertas ke 3 kemudian bertuliskan:
"Ada yang melihat orang menggantungkan sesuatu, orang ini mengaku mabuk tetapi ini orang tidak melapor ke pengadilan atau kepolisian."
Yunfei yang melihat kertas terbakar otomatis segera berpikir. Dia menyusun kembali puzzle-puzzle yang ditulis sang kakek. Sebentar saja dia mendapat sedikit ide, dan mengajak Yanping ke partai Yingfeng.
Yanping menanyai Yunfei kira-kira di antara 3 orang ini siapa yang memiliki potensi paling kuat sebagai pembunuh.
"Lihat motif dan tanda-tanda yang diberikan kemudian siapa yang paling beruntung setelah kematian ketua partai Yingfeng. Sejauh ini memang kita digiring ke dua orang, hanya saja bagaimana mungkin petugas kepolisian tidak menyadari hal demikian?" tutur Yunfei yang merasa sedikit aneh.
Tidak lama mereka sudah sampai ke dalam ruangan utama partai Yingfeng, mereka berdua disambut oleh nona Ma dan pengganti ketua Yinfeng sementara, seorang wanita berumur 45 tahun bernama Huo Xiu.
Huo Xiu mempersilakan keduanya untuk duduk, Yunfei menanyai perempuan ini.
"Sejauh ini bagaimana pekerjaan petugas kepolisian?"
"Nihil.. Mereka tidak sanggup memecahkan kasus ini." tutur Huo Xiu.
"Diriku ingin menanyai mengenai 3 orang yang merupakan penduduk kota Hefei."
tutur Yunfei sekalian dia menyebut nama ketiga orang tersebut.
Huo Xiu memberikan keterangan dan alamat tinggal ketiganya kepada Yunfei. Yunfei mengambil catatan tentang ketiganya.
"Apakah ketiga orang ini pernah dipanggil petugas?"
"Sudah, mereka membuat pernyataan di kepolisian namun kepolisian tidak menemukan sesuatu yang janggal dari pernyataan ketiganya..." jawab Huo Xiu.
"Baiklah, jika begitu kami mohon pamit." jawab Yunfei pendek.
Huo Xiu dan nona Ma terkejut, kemudian menanyai Yunfei hendak kemana.
"Kami tidak akan pulang sebelum kasus selesai, nantinya besok kita akan memulai penyelidikan dengan cara kami." tutur Yunfei sambil tersenyum.
Mereka tersenyum lega karena dipikirnya Yunfei dan nona yang dibawanya akan pulang ke Xiangyang.
Yunfei dan Yanping meninggalkan partai Yingfeng. Lantas dia menanyai si nona.
"Siapa pemimpin wilayah ini?"
"Dia bernama Xunde, yang merupakan pemimpin kota Hefei sekarang." jawab Yanping.
Yunfei berpikir sesaat, lalu dia berkata.
"Xunde adalah salah satu orang kepercayaan dari Dinasti Sui. Apakah orang yang sama?"
"Betul, setelah pasukan Tang berhasil merebut daerah ini, dia dipekerjakan karena kemampuannya mengurus pelabuhan. Beberapa tahun lalu, ayah pernah mengatakan bahwa orang ini berbakat mengurus kota. Karena Hefei bukan kota yang bisa mengumpulkan pasukan dengan mudah jadi ayah memintanya menjaga kota meskipun dia adalah orang kepercayaan Dinasti Sui." jawab Yanping.
Yunfei memutar otak dengan keras, dia berpikir dan menghubungkan kejadian terbunuhnya ketua partai Yinfeng dengan pejabat sekelas walikota ini.
"Sesuatu yang kurang beres terasa disini..."
"Ada apa Kakak Yunfei?"
"Perkiraanku saja..."
"Apakah walikota itu terlibat?" tanya si nona.
"Perkiraanku saja... Ada sesuatu yang tidak begitu beres.." tutur pemuda sambil tersenyum.
"Kamu jangan sepenggal-penggal begitu karena aku tidak mengerti.." tutur Yanping sambil sewot.
Yunfei hanya mengiyakannya tetapi berjanji besok hasil yang akan baik pasti ada. Ia merasa kasus kali ini tidak serumit yang dibayangkan, seperti ada sesuatu yang memang tidak begitu beres. Namun Yunfei tidak berniat memikirkan dulu sementara.
Sepanjang perjalanan, mereka menikmati pemandangan danau Chao dan keindahan kota Hefei yang sangat baik tertata.
Ketika malam tiba, Yunfei meminta Huo Xiu untuk menulis surat ke kepolisian untuk datang dan meminta-nya untuk memanggil 1 orang sekaligus hadir di partai Yingfeng besok hari tepat siang.
"Mari kita lihat-lihat.." tutur Yunfei kemudian ke Yanping.
"Ow, kita hendak kemana?"
"Ikut saja nona cantik.." tutur Yunfei dengan tersenyum sambil memegang dagu si nona. Si nona tersenyum manis.
Mereka berdua bergerak, tempat yang dituju adalah sebuah rumah yang termasuk besar. Di depan rumah terlihat 2 huruf, "Wisma Bai"
Yunfei dan Yanping bergerak ke atap rumah, mereka turun ke pekarangan dan bersembunyi di belakang sebuah pohon yang besar.
Cukup lama Yunfei dan Yanping menunggu di belakang pohon, suasana terlihat sepi dan justru waktu mendekati tengah malam, mereka berdua tahu bahwa ada orang yang berjalan menuju ke dalam ruangan rumah. Seorang pemuda berpakaian gelap masuk ke dalam rumah, Yunfei dan Yanping segera menguntitnya. Di dalam rumah terdapat seorang yang lain.
"Bagaimana? Apakah sudah selesai?" tanya seorang pria.
"Sudah selesai tuan muda. Besok kepala polisi meminta tuan muda untuk ke partai Jingfeng, apakah tuan akan menghadiri pertemuan disana?"
"Tentu saja..."
“Kalung giok ini tertinggal, untung baru kusadari.”
Yunfei tersenyum, dia meminta si nona loncat ke atas atap, begitu sampai di atas, pemuda segera membuat sedikit suara di atas atap.
Segera dari dalam rumah, keluar 1 orang tetapi sebelum orang ini melihat ke atas atap.
Yunfei dan Yanping telah meninggalkan wisma Bai tanpa jejak.
Kemudian mereka menuju ke kantor kepolisian. Yunfei turun bersama Yanping dan masuk ke dalam dengan perlahan. Di malam hari kantor kepolisian sudah tutup. Dia segera ke ruang arsip, melihat dan membaca pernyataan Bai Jun. Begitu dipikirkan semuanya sudah cukup, dia segera beranjak menuju ke penginapan.
Keesokan harinya,
Yunfei dan Yanping sudah hadir di partai Yingfeng. Mereka dilayani oleh Huo Xiu. Tidak lama kepala kepolisian datang ke partai Yingfeng, Huo Xiu mengenalkan kedua tamunya. Kepala polisi tidak begitu senang atas kehadiran 2 detektif Xiangyang ke Hefei namun dia tidak begitu banyak bicara.
Tidak lama kemudian, orang yang mengaku bernama Bai Jun telah hadir di partai Yingfeng.
Yunfei dan Yanping melihat pembawaan orang yang terlihat sangat ganteng, wajahnya putih, matanya besar, tingginya hampir 6 kaki. Ia memakai pakaian pelajar dengan kipas di tangan mengipasi diri beberapa kali, Ia terlihat berwibawa dari sifat santainya.
"Ada apa ketua memanggilku?" tanya-nya kepada Huo Xiu.
"Adalah kedua Tuan dan Nona ini hendak menjumpaimu." tutur Huo Xiu.
Bai Jun melihat ke arah Yunfei dan Yanping, Ia tersenyum sinis melihat kedua orang ini.
"Kukira dipanggil kepala polisi yang sudah mendapatkan titik terang kasus ketua partai, ternyata hanya dua orang bocah kemari untuk membuat kekacauan."
"Anda bernama Bai Jun?" tanya Yunfei seakan tidak peduli terhadap hinaan Bai Jun.
"Betul sekali. Dan anda siapa?" tanya Baijun.
"Diriku dipanggil Feng Shaoshi." tutur Yunfei.
"Ada masalah apa anda memanggilku?"
"Mengenai tewasnya ketua partai Jinfeng tentunya, He Xiaolan." Jawab Yunfei.
Pemuda ini tertawa sambil menunjuk ke arah Yunfei. Ia berkata.
"Maksudmu aku pembunuhnya? Hilangkan kecurigaan-mu itu, aku hanya pelajar biasa sedangkan ketua partai Yingfeng adalah pesilat no.1. Bagaimana caraku membunuhnya?"
Yunfei tersenyum mendengar perkataan Bai Jun. Lantas dia berkata.
"Kamu mengatakan bahwa kamu bukan seorang pesilat?"
Baijun tertegun mendengar perkataan Yunfei. Dia membantah.
"Tidak.. Memang diriku bukan seorang pesilat."
"Lalu di kipasmu itu disembunyikan apa?" tanya Yunfei dengan mata tajam ke Bai Jun.
Bai Jun terkejut, dia memeriksa kipasnya sekali dan tidak melihat ada tanda apa-apa. Lantas dia terlihat marah dengan mata tajam Ia melihat ke Yunfei.
"Kau adalah pesilat yang hebat dan di kipasmu terdapat sesuatu. Memang orang-orang biasa tidak tahu bahwa kamu menyimpan sesuatu bubuk di pegangan kipasmu. Berkat dirimu mengipas beberapa kali, diriku merasa ada yang janggal." tutur Yunfei.
Kepala polisi terkejut mendengar perkataan Yunfei, dia ingat bahwa sesuai pernyataan Bai Jun bahwa dia bukan seorang pesilat otomatis pernyataannya telah gugur.
Ketua partai Huo Xiu segera meminta anggota partai untuk mengepung Bai Jun. Bai Jun terkejut karena dia tidak bisa mengelak perkataan Yunfei. Kepala polisi meminta kipas kepada Baijun dan tentu saja Baijun tidak akan memberikan kepadanya. Jikapun kipas diberikan dan diperiksa jelas terdapat sesuatu yang disimpan disana.
"Sesuatu di kipasmu harusnya bukan racun yang memiliki efek mematikan. Tetapi hanya efek tidak sadarkan diri maka ketua partai tidak tewas oleh racun melainkan karena digantungkan olehmu-lah Ia baru tewas.
Jadi kronologi kejadiannya seperti demikian,
Di malam saat ketua Yingfeng hilang, dia tidak membawa senjata padahal kemampuan ketua He Xiaolan terletak pada pedangnya maka daripada itu, orang yang memintanya keluar rumah tentu adalah orang yang dikenalnya dan bukan merupakan musuh.
2 orang lain yang dicurigai adalah musuhnya, jika salah satu saja diantara 2 orang yang mengajaknya keluar tidak mungkin dia meninggalkan pedang di kamar.
Ketika Ia berjumpa denganmu, kamu menyekapnya beberapa lama. Jika tidak salah maka kamu setelah membuatnya pingsan, kamu membentuk sebuah alibi bahwa dirimu tidak berada di kota Hefei. Pengakuanmu di kepolisian akan menyatakan bahwa dirimu itu tidak berada di kota kejadian, jadi di hari ke 5 subuh kamu melakukan pembunuhan dengan menggunakan kuda cepat kembali ke Hefei untuk menyempurnakan alibimu."
Bai Jun tertawa besar mendengar perkataan Yunfei.
"Lalu bagaimana kamu bisa tahu kalau diriku adalah pesilat?"
"Kamu memakai pakaian pelajar dan modelmu memang terlihat seperti seorang pelajar. Hanya saja, seorang pesilat ketika berdiri menghadap seseorang selalu terlihat pose yang sangat jelas. Kedua tanganmu posisinya adalah sedang bertahan, melindungi setiap titik mematikan tubuhmu. Karena dipanggil ketua partai Huo Xiu, kamu merasa bahwa sedikit banyak ada perangkap. Mungkin orang lain tidak bisa melihatnya tetapi diriku melihatnya dengan sangat-sangat jelas." jelas Yunfei.
Bai Jun tertawa keras, terlihat murid-murid partai sudah mengamuk hendak membacok orang ini. Dia berusaha lari namun baru bergerak 5 langkah ke depan dia sudah dikejar oleh ketua dan murid-murid partai Yinfeng.
Kepala kepolisian seketika gagap, dia harus menghentikan pembunuhan ini atau bisa-bisa dia terkena sanksi jika tersangka mati di depan matanya.
Meski langkah Bai Jun gesit tetapi sekitar 50-an orang mengejarnya bagaimanapun dia terlihat kelabakan. Yanping melihat Yunfei sebentar dengan tersenyum, dia bergerak dengan langkah ajaibnya, baru 10 langkah dia sudah berada di belakang punggung Bai Jun, menutuk aliran darah orang dan terakhir Ia rubuh jatuh ke lantai pekarangan, tetapi Baijun malah segera tertawa.
Ketua dan Murid-murid partai Yingfeng terkejut karena menyadari bahwa nona di samping detektif memiliki ilmu silat yang sangat tinggi bahkan jauh lebih hebat dari mereka semuanya. Mereka sama sekali tidak percaya bahwa seorang nona yang sangat cantik anggun begitu adalah seorang pesilat kelas 1. Yunfei segera menyusul ke depan pekarangan, Dia melihat ke arah Baijun yang masih tertawa. Sekilas didengarnya perkataan Bai Jun:
"Terlambat sudah..."
Pemuda ini tidak begitu mengerti perkataan Bai dan apa maksudnya. Tetapi Ia meminta Huo Xiu tidak membunuh Bai Jun namun menyerahkan ke polisi untuk diserahkan ke pengadilan dan diproses sesuai hukum.
Tidak berapa lama menunggu, Yunfei dihadiahi 100 tael emas oleh ketua sementara partai karena dengan gampang Ia berhasil memecahkan kasus kematian guru mereka yang sekaligus ketua partai Yingfeng, He Xiaolan.
Kasus ditutup dan Yunfei serta Yanping sudah hendak berangkat dari kota Hefei menuju pulang ke Xiangyang. Baru saja mereka hendak keluar kota, Han Min membawa surat dari kakek Feng untuk Yunfei. Dia membawa wadah yang berisi air dan Yunfei segera mengambil surat "basah" ini dan membaca.
"Ibukota kritis. Pertama sudah bertindak, tidak lama lagi terjadi perubahan besar.
Yang kedua diisolasi, semua pembantu disingkirkan. Lima adalah sumber masalah. Hendaknya kamu segera kesana."
Yunfei dan Yanping terkejut, semula mereka percaya bahwa suatu saat Li Jiancheng akan bertindak dan inilah saatnya. Yunfei merasa mereka harus cepat, namun begitu mereka meninggalkan pintu kota sebelah barat Hefei. Mereka berdua mendapati seorang pemuda terlihat memanggil nama keduanya.
Yunfei melihat ke arah orang, seorang pemuda berumur 16-17 tahun menyerahkan surat kepadanya.
"Ayah memintaku menyerahkan surat ini untukmu, tuan Feng."
Yunfei segera membuka surat, Ia membaca:
"Tidak pernah diriku memintamu kemari untuk menyelesaikan kasus.
Yang muncul di Hefei adalah palsu.
ttd.
Tuan Seruling perak."
Yunfei segera mengetahui penyebabnya, Ia dipancing jauh meninggalkan Xiangyang karena harusnya saat sekarang adalah saat yang paling kritis di Ibukota. Jika Ia ke Chang-an pasti akan merusak rencana Li Jiancheng dan Li Yuanji yang hendak membunuh Li Shihmin. Sesaat, keringat dingin membasahi tubuhnya. Ia berkata kepada Yanping situasinya, Yanping juga sangat terkejut.
"Apakah kita masih sempat sampai Chang-an?"
"Kita hanya bisa berusaha.. Mari..." tutur Yunfei.
Segera mereka memacu kencang kuda, dan tujuannya adalah ke Ibukota. Entah bagaimanapun hasilnya mereka tidak berani memikirkannya. Hanya saja dengan berganti kuda terus menerus dan istirahat seadanya mereka yakin bisa sampai ke Chang-an secepatnya.
Peruncingan hubungan ketiga putera Li Yuan karena saat itu Li Yuan sudah meminta Li Jiancheng untuk menyerahkan Liu Heita ke ibukota untuk dieksekusi karena kematian Putera ketiganya Li Xuanba dan Puteri Pingyang. Tetapi Li Jiancheng, putera mahkota berinisiatif membunuhnya untuk memamerkan dirinya berhasil untuk menarik dukungan. Ini dianggap sudah melanggar Undang Undang yang dibuat oleh Kaisar Tang, Li Yuan bahwa pemimpin pemberontakan harus diserahkan ke Ibukota dan kaisar lah yang memutuskan nasibnya.
Selain itu Li Jiancheng hanya memberikan 3.000 pasukan untuk melindungi Li Shihmin dan dipimpin oleh Li Zhu adalah penyebab kematian Li Xuanba dan Li Xiaoping padahal tarikan pasukannya dari Yecheng masih berjumlah total 80ribu pasukan.
**********
Kasus 3 tahun lalu memang bermula dari Li Xuanba yang hendak menolong bakal istrinya, Yunruo. Li Xuanba dipancing untuk menuju ke Yecheng oleh Jianmo.
Li Xuanba berhasil bertemu dengan nona Yunruo, tetapi ketika hendak menuju selatan, pasukan Liu Heita yang bergabung dengan Tujue timur mencegat dan mengejar Li Xuanba. Dengan kekuatan Li Xuanba, dia berhasil menghalau segala rintangan. Ketika hendak sampai ke Handan, Li Xuanba membawa Yunruo ke penginapan dan mencari makanan. Kurang berhati-hati, makanan Li Xuanba dan Yunruo diracuni oleh orang lain.
Merasa keadaan sangat gawat, Li Xuanba menggendong Yunruo yang sudah hampir putus nafas, dengan kuda dia menuju ke Handan secepatnya karena dia tahu Li Shihmin sedang menyerang Liu Heita di Handan.
Di tengah perjalanan, Li Xuanba dicegat oleh Iblis pedang bersama kawan-kawannya.
Kuda Li Xuanba sejak tuan-nya kepayahan, melarikan diri ke utara dan tujuannya mencari Yunfei. Sang kuda memiliki indra yang sangat tajam, dia tahu bahwa hanya Yunfei-lah yang sanggup menolong Tuannya, Ia segera bergerak ke utara. Pasukan lawan tiada yang sanggup untuk mengejar sang kuda.
Karena Xuanba sudah keracunan, dia tidak berniat untuk bertarung namun hanya melarikan diri sebisanya sambil melindungi Yunruo. Panah musuh yang hebat disampuk tetapi tidak ayal beberapa batang panah mengenai dirinya. Li Shihmin yang mengetahui sang adik sedang dikejar musuh, segera membentuk pasukan penolong , membagi pasukan yang sebagian masih berupaya menyerang Handan, sisanya dia bawa bersama para Jenderal untuk memapak Li Xuanba. Ketika pertama Li Shihmin sampai, mereka sudah dipapak pasukan Liu Heita, niat untuk lanjut ke utara tertahan di kota Handan.
Begitu Li Shihmin mencapai wilayah yang merupakan selatan Hengshui, dia melihat sang adik sudah terpanah cukup banyak di seluruh bagian tubuh. Li Xuanba sudah berjuang mendekati titik akhir hidupnya begitu pasukan Li Shihmin tiba di medan pertempuran.
Chai Shao, Qin Qiong, Yuchi Gong dan Cheng Yaojin segera melakukan upaya pertolongan. Tetapi Li Shihmin dibokong oleh Iblis pedang/Jianmo dan tujuan utamanya memang adalah nyawa Li Shihmin, segera mengejarnya dan demi melindungi kakak keduanya, Li Xiaoping mati-matian bertarung dengan Jianmo dan hasilnya sebuah goresan pedang di leher yang sangat berbahaya di dapatnya dari pedang Jianmo. Darah membasahi semua pakaiannya, Li Shihmin sendiri meski termasuk pesilat jago namun dalam beberapa jurus juga terdesak habis oleh Jianmo.
Melihat bahwa Li Shihmin dalam keadaan bahaya, Jenderal-jenderalnya segera datang untuk melindunginya. Li Shihmin hendak membawa Li Xiaoping untuk menolongnya menghentikan darah yang terus mengucur. Di saat itu, Kakek Feng dan nenek Huo tiba, mereka yang membawa Puteri Pingyang untuk bertahan di atas bukit kecil. Nenek Huo melihat bahwa nadi leher Li Xiaoping sudah putus, hanya berusaha mempertahankan hidupnya. Untuk menolongnya dengan tanpa perlengkapan memadai sangat susah, salah satu caranya memang mengoperasi Li Xiaoping namun di keadaan yang begitu kacau, kemungkinan-nya hampir tiada.
Nenek Huo menghentikan darah mengucur dari leher Xiaoping untuk menunggu Yunfei dan Li Yanping datang menolong. Harapannya terbit ketika pagi menjelang dan terlihat Li Yanping sudah sampai bersama kuda Li Xuanba. Melihat kakaknya terbaring lemah menunggu ajal, Yanping segera marah. Dia cabut kedua belati untuk bertarung dengan Iblis pedang, kemampuan langkahnya dia manfaatin untuk mengacaukan musuh dengan tujuan menunggu Yunfei tiba.
Ia mainkan kedua langkah yang dipelajarinya untuk menghambat pergerakan musuh selama 3 jam, dia tidak melulu menghadapi Jianmo, tetapi mendukung para jenderal Li Shihmin yang bertarung ketat, para jenderal lebih lega karena si nona membuat kekacauan dan musuh juga tidak sanggup mengejar atau melukainya. Kadang si nona menusuk ke jenderal, kadang ke kasim Bai, kadang Ia menyelinap di antara Shenlang, Shenyi dan Shenzang. Sejak menguasai 2 jenis langkah ajaib, nona ini sangat berjaya dalam merepotkan mereka meski belum sanggup Ia melukai mereka semua.
Tetapi kemajuan ilmu kungfu Iblis pedang cukup signifikan, ketika berada di Tianzhu dia berlatih untuk menghentikan langkah ajaib Yanping. Menunggu nona sudah mulai kecapaian, Jianmo menyerang habis-habisan. Setiap serangan Jianmo ke Yanping memang sanggup dielakkan meskipun beberapa kali sangat berbahaya situasinya.
Terakhir meski tidak sanggup mengambil nyawa si nona, tebasan dan tusukan pedangnya sempat melukai tangan Yanping.
Melihat bahaya yang mendekati adik-nya, Li Shihmin meneriaki Yanping untuk menjaga Li Xiaoping saja.
Si adik menurut, dengan langkah cepat dia kembali ke bukit belakang namun melihat kakaknya sudah hampir putus nyawa dia menangis mengerung-ngerung dan selang sebentar Yunfei sudah tiba di bukit ini.
**********
Tujuan utama putera mahkota Li Jiancheng dan Li Yuanji diketahui oleh Li Shihmin yaitu Ia hendak meminjam tangan Iblis pedang untuk melenyapkan nyawa-nya. Setelah semua adat perkabungan selesai dilakukan, Li Shihmin segera melaporkan kepada Li Yuan bahwa kakak pertamanya tidak berniat membantu, jika saja dia turun tangan maka tidak nantinya ada kejadian demikian. Li Yuan yang mendengar penuturan Li Shihmin dan jalan pertempuran dari awal segera bersikap antipati terhadap Li Jiancheng dan Li Yuanji yang keduanya gara-gara perselisihan keluarga membuatnya harus kehilangan putera dan puteri terbaiknya.
Setahun setelah perkabungan Li Xuanba dan Li Xiaoping adalah puncaknya keadaan yang paling runcing antara persaingan Li Jiancheng dengan Li Shihmin, Li Yuanji mengundang Li Shihmin ke rumahnya untuk berpesta yang bertujuan untuk membunuh Li Shihmin tetapi Li Shihmin siap siaga dan dikawal jenderal terbaiknya sehingga selamat. Sempat terjadi pertarungan antara Jenderal-jenderal keduanya di jalan pulang Li Shihmin dari istana pangeran Qi (Rumah tinggal Li Yuanji).
Li Yuan yang melihat ketiga puteranya hendak saling membunuh, marah besar. Ia memerintahkan Li Jiancheng dipindahkan ke Sichuan dan hendak menarik status putera mahkotanya. Tetapi Li Yuanji dan beberapa selir kesayangannya berbicara baik untuk Li Jiancheng. Gubernur Xu yang ditempatkan di Sichuan mengetahui bahwa Li Jiancheng hendak ke Sichuan menggantikan posisinya segera memberontak. Pemberontakan Sichuan hanya berlangsung sekitar sebulan, Gubernur Xu dibunuh oleh anak buahnya sendiri dan kemudian menyerahkan diri kepada Dinasti Tang.
Semua masalah nampaknya membaik kembali tetapi sekarang Li Jiancheng yang sudah mendapat posisi aman, segera mencari urusan dengan Li Shihmin yaitu mengisolasi semua pembantunya dan ini adalah semuanya ulah Li Yuanji yang memanasi kakak pertamanya.
Di saat yang sama, Li Yuanji mengajak Li Jiancheng untuk merekrut Yuchi Gong dengan memberikannya banyak emas permata dan memuji Yuchi Gong setinggi langit. Namun, Jingde menolak dengan halus dan menyatakan kesetiaannya hanya untuk Qin Wang, Li Shihmin.
Li Jiancheng dan Li Yuanji marah besar, Li Yuanji segera mengirimkan pembunuh bayaran untuk membunuhnya sebanyak 2 kali, tetapi 2x ini tidak sanggup untuk mencabut nyawa Yuchi Gong karena Ia terlalu kuat malah semua pembunuh bayaran yang dikirim tidak ada 1 pun yang pulang mengabari situasi.
Kemudian mereka menfitnah Yuchi Gong hendak memberontak sampai-sampai Yuchi Gong sudah ditangkap dan hendak dihukum mati di Chang-an, tetapi Li Shihmin berdebat mati-matian dengan sang ayah, terakhir Yuchi Gong lolos dari hukuman mati tetapi pangkat dan gelarnya sebagai jenderal dicabut, dia menjadi rakyat biasa.
Fang Xuanling, Zhangsun Wuji dan Duru Hui membujuk Li Shihmin untuk membunuh Li Jiancheng dan Li Yuanji. Tetapi Li Shihmin mengabaikannya dan belum hendak bertindak.
Tetapi pada Tahun 626, Musim panas.
Li Jiancheng atas hasutan adiknya Li Yuanji, mereka sudah melakukan sesuatu. Mereka membuat fitnah bahwa Li Shimin sedang mengumpulkan pasukan untuk memberontak, Li Shihmin memberikan alasan bahwa pengumpulan pasukan untuk menahan pasukan Tujue timur. Salah satu staff Li Shimin, Man Gui adalah orang yang sengaja diposisikan Li Yuanji untuk mendengar informasi dari keadaan Li Shihmin dan pasukannya. Alasan Li Shihmin sesungguhnya memang adalah menyiapkan pasukan jika Li Jiancheng dan Li Yuanji bertindak duluan.
Li Yuan yang mengetahui Li Shihmin mengumpulkan pasukan sendiri sebanyak 30.000 jiwa, setuju untuk mencabut mandat anak keduanya ini, menurunkan pangkatnya dari Qin Wang(raja) menjadi Pangeran Qin kemudian menarik semua jenderal dan penasehat dari pihak pangeran Qi ke istana kota-raja untuk selanjutnya barulah dia tempatkan ke tempat lain.
Sekarang Li Shihmin tidak ubahnya sudah diisolasi dan meskipun gelar hanya turun peringkat dan kuasanya tidak dicabutpun, Ia sekarang mirip elang yang telah kehilangan sayapnya.
Qin Qiong di malam hari mengunjungi kediaman Yuchi Gong yang telah dipecat dan sekarang menjadi rakyat biasa. Tepat ini hari juga adalah hari dimana Yuchi Gong diperintah pulang ke kampung halaman, dia sudah bersiap-siap untuk mengepak barang-barangnya. Melihat Kakak ketiganya datang, Ia mempersilakannya masuk. Terlihat putera puteri Yuchi Gong bersama istri juga sedang merapikan barang-barang mereka.
"Jingde, hendak pulang kemana kamu?" tanya Qin Qiong.
"Mungkin ke Tianmen, atau mencari kakak kedua belum kuketahui." jawab Jingde.
Terlihat lelah dirinya yang sudah bertarung lama, biasanya Jingde selalu bersemangat meski lawan yang dihadapi sangat berat seperti halnya 3 tahun lalu ketika hidup matinya dipertaruhkan di Chengsui.
Jingde mempersilakan Qin Qiong untuk menikmati daharan, mereka duduk di taman wisma Yi Gong yang diberikan pemerintah kepadanya.
"Majikan kita sekarang posisinya sangat jelek. Entah siang malam dia bisa kehilangan nyawanya, rencana Jingde bagaimana?" tanya Qin Qiong.
Jingde tiba-tiba teringat satu hal ketika Shubao baru saja berbicara.
"Ehh... Bukannya guru???"
Qin Qiong segera terkejut, dia mengingat perkataan guru mereka sebelum meninggalkan Tianmenshan.
"Jika majikan berada saat kesusahan.. 3 tahun lalu memang kita bertarung habis-habisan mana ada waktu kita membuka surat? Jadi berarti sekarang..."
Yuchi Jingde segera bertepuk tangan, dia meminta kakak ketiganya segera membuka surat peninggalan gurunya. Baik Qin dan Yuchi selalu menjahit kantong untuk meletakkan kantongan di dalam baju mereka kemanapun mereka berada. Ketika Qin menyebut kata "majikan" segera mengingatkan Jingde.
Lantas Qin Qiong membuka surat yang terjahit rapi, dia koyak kantongan-nya dan baca.
"Carilah Zhang Gongjin, dia memiliki kemampuan untuk menghindari bencana..."
Qin Qiong dan Yuchi terkejut ketika membaca tulisan berikut. Mereka tahu Zhang Gongjin adalah seorang perwira kecil yang dahulu bekerja bersama mereka dengan Li Mi, kemudian ketika itu dia beralih haluan ke Wang Shichong. Wang Shichong lebih menghinanya dengan memberikan jabatan 100 kepala pasukan.
"Guru tidak mungkin salah, kita sama-sama mengenal Zhang Gongjin dan Zhang Gongjin hanya 1 orang saja, dia kebetulan adalah wakil panglima 3.000 pasukan milikku." tutur Qin Qiong.
"Betul.. Guru tidak akan salah.. Sebaiknya kakak segera mencarinya sekarang juga." sahut Yuchi Gong.
Qin Qiong mengiyakan dan segera mereka berdua kembali ke selatan Chang-an tempat Zhang Gongjin berada.
Zhang Gongjin yang mengetahui kedua jenderal mencarinya, segera keluar kemah dan menyambut.
"Tuan berdua, ada masalah apa mencari-ku di malam-malam begini?"
Qin dan Yuchi tidak berani berbicara banyak, dan melihat keadaan kedua jenderal, Zhang segera berkata.
"Hamba tahu maksud kedua jenderal... Silakan masuk ke dalam terlebih dahulu."
Qin dan Yuchi saling memandang, mereka berjalan ke dalam kemah.
"Tuan berdua tentu hendak menolong majikan. Hamba ada cara terbaik."
Qin dan Yuchi senang mendengar perkataan Zhang Gongjin tetapi langsung bertanya.
"Bagaimana sebaiknya?"
"Putera mahkota dan pangeran Qi keduanya sudah hampir bertindak, jika tebakan hamba tidak salah maka kemungkinan dalam 3 hari ini mereka akan beraksi." jelas Zhang.
Qin dan Yuchi terkejut. Qin menanyai Zhang bagaimana dia bisa begitu yakin.
"Tepat semalam diriku mendengar pembicaraan Li Yuanji dengan seorang biksu dari Tianzhu, mereka mengatakan di awal bulan ini mereka akan melaksanakan pekerjaan besar. Sekarang sudah akhir bulan dan 3 hari lagi sudah awal bulan ke 7. Ini adalah kesempatan mereka." jawab Zhang.
Yuchi Gong merasa heran akan kemampuan Zhang, dia lantas bertanya.
"Bagaimana bisa berada di samping Biksu Tianzhu itu tanpa ketahuan olehnya?"
Zhang tertawa, dia menjawab.
"Dunia ini hanya beberapa orang yang sanggup menguntitnya tanpa ketahuan, orang pertama mungkin Feng Shaoshi. Dan orang lainnya adalah diriku."
Qin Qiong dan Yuchi tentu tidak percaya, tetapi lantas Zhang mengatakan.
"Malam ini juga aku akan mengundang majikan kita dan tentunya tanpa ketahuan pasukan. Tuan-tuan hendaknya mengundang Fang Xuanling, Duru Hui, Chai Shao dan Zhangsun Wuji. Kita ketemu 1 jam lagi disini, bagaimana?"
Karena mendesak, mereka berpikir strategi terbaik adalah jika bertemu majikan mereka untuk mendiskusikan keadaan. Mereka berdua mengiyakan, baik Shubao dan Jingde berpisah jalan untuk mengundang keempat orang yang disebut diatas. Zhang Gongjin memakai kain hitam di wajah, begitu keluar kemah dia langsung melesat ke arah kota Chang-an. Baik Qin dan Yuchi Gong bengong mendapati orang ini rupanya begitu hebat.
Selang sejam kemudian, Qin Qiong berhasil mengundang Zhangsun Wuji dan Chai Shao (kakak pertama-nya) sedangkan Yuchi Gong mengundang Fang Xuanling dan Duru Hui. Begitu mereka masuk ke kemah pasukan Zhang, mereka berdua terkejut karena mendapati Li Shihmin sudah di dalam kemah duduk di tengah, sedangkan Zhang Gongjin berdiri di samping.
"Mari, para jenderal dan ahli strategi." tutur Li Shihmin tersenyum.
Malam itu mereka mendiskusikan untuk melaksanakan taktik dan strategi untuk menyelesaikan Li Jiancheng dan Li Yuanji.
*************
Kembali ke Yunfei dan Yanping. Sekarang bulan 6, mereka berdua masih memacu kuda mereka untuk mencapai kota-raja. Sudah hampir 20 hari, mereka sudah mendekati Chang-an di tanggal 2 bulan 7. Keduanya sangat was-was dan merasakan sesuatu perubahan sepertinya telah terjadi. Penduduk kota Chang-an semuanya diminta tidak keluar dari rumah dan bersembunyi, keadaan kota sepi ketika mereka hendak masuk. Pasukan penjaga segera menanyai kedua orang ini, Yunfei dan Yanping mengenalkan diri.
"Dimana semua penduduk?" tanya Yanping.
Mengetahui bahwa Yanping adalah seorang tuan puteri, pasukan penjaga tidak berani berbohong dan berkata bahwa pengumpulan pasukan terjadi di gerbang Xuanwu utara dari Kota-raja.
Mereka berdua segera memacukan kuda ke kota-raja.
Gerbang Xuanwu adalah gerbang sebelah utara untuk memasuki Istana kota-raja. Mendekati daerah gerbang, Yunfei dan Li Yanping terkejut karena pengumpulan pasukan sudah terlihat sangat banyak dan saling bertempur. Pintu satu-satunya untuk keluar masuk dijaga seorang berpakaian perang yang sangat hebat, setiap orang hendak masuk pasti di tusuk mati. Sampai-sampai biksu dari Tianzhu tidak bisa berbuat apa-apa karena setiap serangan yang dilakukannya tidak pernah mengenai lawan. Orang ini adalah Zhang Gongjin, dia adalah seorang petarung yang sangat kuat yang selama ini "bersembunyi" di pasukan Li Yuan dan hanya menjadi kepala 3.000 pasukan, sifat rendah hati selama ini dan tidak pernah mempertontonkan kemampuan, membuat orang lain tidak mengetahui bahwa dirinya adalah salah satu pesilat terbaik yang dimiliki Dinasti Tang.
Keduanya segera berinisiatif meninggalkan kuda, dan menggunakan kedua kaki untuk melihat kejadian di sini karena keramaian demikian menjadi tidak jelas siapa bertempur dengan siapa.
Begitu sampai di tengah pertempuran, Mereka mendapati Li Shihmin sedang berdiri di tengah dan dikelilingi pasukan lawan. Yunfei dan Yanping mendarat di samping dan terkejut mendapati bahwa Li Jiancheng sudah tewas terpanah. Sedangkan Li Yuanji sedang memacu kuda cepat untuk membunuh Li Shihmin yang dalam posisi terdesak. Yunfei melihat hawa aura Li Yuanji kehitaman, mirip dengan Jianmo dan biksu dari Tianzhu yang 3 tahun lalu dia lawan.
Ketika Li Yuanji hendak menusukkan tombak ke arah Li Shihmin, Yuchi Gong tiba-tiba muncul dari sampingnya dan melemparkan pedang kilat namun pedang itu bisa ditepis oleh Li Yuanji. Kemudian Yuchi Gong terlihat menarik panah dan segera ditembak ke arah dahi Li Yuanji. Li Yuanji hendak mengelak namun dari samping Ia melihat Qin Qiong sedang memacu kuda ke arahnya sambil mengangkat tombak untuk menusuknya.
Kejadian ini sekejap dan sangat cepat, sebelum tombak Qin menusuk Li Yuanji, anak panah Yuchi Gong sudah mengambil nyawanya karena tembakan anak panah Jingde tembus ke dahinya.
Yanping berteriak ketakutan melihat bahwa saudara-saudaranya saling membunuh, seketika dia lari ke arah Li Yuanji. Li Yuanji sudah putus nafas dan Ia melihat ke arah Li Jiancheng, putera mahkota ini juga sudah tewas. Ia memandang kakak keduanya, Li Shihmin menghela nafas tetapi tangannya memegang busur panah yang panjang, tandanya anak panah yang menembus dada Li Jiancheng adalah anak panah milik Li Shihmin.
"Kakak Kedua... Kenapa??" Tanya Yanping dengan menangis.
Li Shihmin berjalan ke arahnya, membimbingnya berdiri.
"Jika kita terlambat sedikit saja, jelas hari ini yang berbaring disini adalah diriku."
"Hubungan kakak adik meski meruncing apakah harus sampai begini?" tanya Yanping dengan nada mengamuk kepadanya.
"Adik keempat bersekongkol dengan biksu dari Tianzhu, tujuannya selain diriku adalah ayahanda. Semua keluarga adik ke 4 terlibat persekongkolan. Tujuan utamanya menaikkan kakak pertama jadi kaisar dengan membunuh ayahanda kemudian dia akan membunuh kakak pertama dan karena keluarga kita hanya nantinya tinggal dia seorang putera maka dirinya-lah naik menjadi kaisar pada akhirnya." tutur Li Shihmin.
Yanping terguncang, dia tidak percaya kata-kata kakak keduanya, lantas tiada lama dia kehilangan kesadaran. Pukulan mental yang dialami Yanping sangat hebat, sepanjang perjalanan beberapa hari ini dia merasa sangat was-was, dia mengkhawatirkan kakak keduanya akan dibunuh oleh kakak pertama dan kakak keempatnya. Sedangkan hasil sesungguhnya juga diluar dugaan-nya, melainkan Li Shihmin yang malah membunuh keduanya.
Mendapati hasil bahwa Li Jiancheng dan Li Yuanji sudah tewas, Biksu Tianzhu segera lari dan menghilang dari pertempuran. Sedangkan Li Shihmin segera menenangkan kedua belah pihak pasukan, Yuchi Gong masih berpakaian lengkap bersama 70 pasukan pengawal kaisar segera masuk ke Istana karena Ia diperintah oleh Li Shihmin.
Li Yuan sangat terkejut karena Yuchi Jingde yang sudah dipecat itu datang membawa senjata lengkap beserta 70 pasukan pengawal kaisar. Dia membentak Yuchi Gong.
"Kau hendak memberontak?"
Yuchi Jingde bersujud dan menjawab,
"Putera mahkota dan pangeran Qi yang hendak memberontak, mereka membawa 10.000 pasukan untuk menyerang istana. Pasukan sudah berhasil diredam oleh Pangeran Qin dan putera mahkota juga pangeran Qi sudah tewas dibunuh. Hamba membawa pasukan kemari untuk melindungi Baginda kaisar."
Li Yuan terkejut ada masalah seperti demikian. Lantas dia bertanya kepada penasehat kekaisaran dan menteri-menteri yang memang kebetulan sedang hadir membahas penuduhan Li Shihmin kepada saudara-saudaranya. Li Shihmin membuat berita bohong bahwa kedua saudaranya sudah melakukan hal-hal yang amoral terhadap selir kaisar, bahkan beberapa sempat dipermainkan oleh mereka berdua. Ini adalah tuduhan palsu Li Shihmin membalas tuduhan palsu kedua saudaranya terhadap dia, dan tujuannya adalah untuk memancing keduanya dipanggil ke Istana. Disini terlihat ada Menteri Pei Ji, Xiao Yu, dan Chen Shuda dan ketiganya ditanya oleh Li Yuan.
"Untuk masalah keluarga, kami dilarang untuk ikut campur. Dan jika memang putera mahkota telah tewas dan demikiannya dengan pangeran Qi. Maka sudah pasti Pangeran Qin berhak menjadi ahli waris kerajaan satu-satunya." jawab Xiao Yu. Baik Pei Ji dan Chen Shuda setuju akan usulan Xiao Yu. Li Yuan, Kaisar Tang segera meminta Li Shihmin untuk masuk ke istana dan mengangkatnya sebagai putera mahkota menggantikan Li Jiancheng.
Bersambung...